Hertz 3

2.8K 322 57
                                        

Hertz 3

~~~
Lelaki berambut coklat gelap itu memarkirkan mobil jadul berwarna biru miliknya, di depan sebuah Cafe kecil yang berada tak jauh dengan taman. Ia segera keluar dari mobilnya, sambil merapatkan mantel berlapis yang menyelimuti dirinya. Cuaca hari ini dingin, tapi tidak terlalu ekstrim seperti beberapa hari kemarin, sehingga lumayan banyak orang yang berlalu lalang disepanjang taman ini.

Greyson -nama lelaki itu- , melangkahkan kakinya ke sebuah taman yang tertutup salju. Sebenarnya tujuannya kesini adalah mencari gadis pirang yang menurutnya aneh. Gadis yang ditemuinya beberapa hari lalu.

"Greyson!"

Suara seseorang perempuan berhasil membuat Greyson menoleh, ya karena ia merasa terpanggil tentunya. Lelaki itu pun langsung mendapati seorang gadis pirang yang terlihat menggendong bocah lelaki, sedang berlari kearahnya. "Pearl?"

Gadis pirang, putri Niall Horan itu mengatur nafasnya sejenak ketika tiba dihadapan lelaki jangkung yang memiliki mata berwarna coklat.

"Pearl nggak usah lari kayak gitu, nanti kalau Philip jatuh gimana? Pearl mau di marahin sama daddy, Huh?"omel bocah lelaki yang berada di lengan kiri Pearl. Ia terlihat memajukan bibir bawahnya sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

"Ya ya ya, maafkan aku Prince Philip"ucap Pearl sambil menjawil hidung mancung bocah tampan yang memiliki rambut dan mata berwarna coklat. "Ah ya Greyson!"

Greyson memasang tampang cool nya, as usual. "Ada apa?"

"Hehehe, boleh aku minta tolong sesuatu?"tanya Pearl dengan senyuman konyol dan matanya yang berkedip-kedip.

"Perasaanku tak enak.."kata Greyson sambil menaikkan sebelah alisnya, yang membuatnya makin keren.

"Ah, kau ini.. Tak baik untuk berburuk sangka pada gadis cantik sepertiku"

Greyson memutar kedua bola matanya. Well, sejujurnya ia mengakui kalau Pearl memang cantik, sangat cantik malah. Karena memang, Greyson sempat tertarik pada gadis cantik itu. Tapi itu dulu, sebelum semua kebenaran dan rahasia terungkap.

Pearl menurunkan Philip dari gendongannya, lalu menggandengnya dengan tangan kirinya. "Oh ayolah, Greyson.... Kau kan baik hati, tidak sombong, rajin menabung ya walaupun di kantin.... Please bantu aku"

"Ya ya ya. Fine. Terserah kau, nona Horan"Greyson menghela nafasnya berat. "Kau butuh bantuan apa?"

Philip yang sedari tadi memperhatikan argumen kedua kakak sepupu nya pun bersorak kegirangan, mengikuti Pearl yang sudah duluan loncat dengan girang nya.

"Well, jadi begini.... Tadi, uncle daddy dan aunty Danielle pergi mengunjungi rekan bisnis uncle daddy di Manchester, dan Philip tak mau ikut mereka.. Lalu, Paris ada les balet selama 3 jam, dan pada saat krisis seperti itu, aku yang cantik dan mempesona ini datang kerumah mereka, dan tentu saja uncle daddy dengan senang hati menitipkan bocah ini padaku" Pearl meletakkan telapak tangannya di kepala Philip ketika menyebutkan kata 'bocah ini'. Philip pun langsung memutar kedua matanya malas.

Greyson yang sudah memiliki firasat tak enak itu, kini memicingkan mata coklatnya. "Jangan bilang kalau kau akan--"

"Hey, tunggu dulu, tidak sopan memotong pembicaraan orang, aku belum selesai bicara, tuan Pevensie"ucap Pearl tegas, dengan nada seperti seorang pejabat yang berbicara dengan anggun. "Tadi sampai mana kita? Uhm.. Oh ya! Aku dengan senang hati mengajak Philip jalan-jalan, tapi sialnya... Aku lupa kalau aku ada janji dengan teman-temanku, dan itu sangat sangat penting.. Jadi, aku titip Philip padamu, boleh ya?"

Hertz // g.c and a.bTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang