Hertz 5
~~~
"Kudengar, merokok itu bisa menghilangkan stress"ucap Niall sambil kembali menghisap rokoknya dan mengeluarkan asapnya melalui mulut.Ashley membulatkan matanya tak percaya, bagaimana bisa Niall melakukan hal yang sangat ia benci. "Niall, ku mohon berhentilah merokok, merokok tidak akan membuat stress mu hilang..."ucap Ashley seraya menatap Niall kecewa.
Bukannya mendengarkan kata-kata istrinya, Niall malah melanjutkan kegiatan merokoknya dan mengeluarkan tawa khas seorang yang sedang mabuk.
"Kau bisa menceritakan semua masalah mu padaku, Niall. Ada aku yang selalu disampingmu, bukan rokok sialan ini"Ashley yang geram lalu mengambil paksa rokok yang masih menyala dari mulut Niall. "Aw!"pekik nya ketika puntung rokok tersebut sukses menyulut permukaan telapak tangannya.
Niall yang mulai sadar lalu membulatkan matanya tak percaya. Seketika ia mengambil tangan Ashley lalu meniupnya. "Kau bodoh, Ash"ucapnya khawatir. "Rokok itu bisa melukai tanganmu"niall masih sibuk meniup telapak tangan Ashley yang memerah karna tersulut rokok yang masih menyala tadi.
Ashley tersenyum. "Ternyata kau masih peduli padaku"ucapnya dengan pancaran mata yang berbeda. Ia senang Niall masih sangat peduli padanya.
"Bodoh, tentu saja aku peduli padamu. Aku ini orang yang paling mencintaimu"canda Niall lalu berlari kedalam kamar mandi, mengambil kotak P3K dan segera mengobati permukaan telapak tangan Ashley yang sepertinya terbakar.
"Huh, kalau aku tidak melakukan ini, kau pasti akan terus melakukan hal bodoh itu, sayang"Ashley mendengus. "Aw, thats hurt"
"Okay maafkan aku, Ash, tahan, sebentar lagi selesai.. Nah beres"Niall menghela nafas ketika ia sukses mengobati tangan Ashley. Lelaki blonde itu mengecup dahi Ashley lalu mengajak istrinya ke balkon untuk sekedar menikmati hawa dingin yang menyelimuti kota London.
"Kau bisa berbagi semua masalah mu padaku, Nee"Ashley menatap mata biru Niall dalam sambil tersenyum.
Niall yang belum sepenuhnya sadar dari mabuknya, memijat dahinya frustasi. "Zayn.."
"Zayn? Ada apa dengan Zayn?"tanya Ashley sambil mengerutkan dahinya bingung.
Niall terus memandang lurus kedepan dengan tatapan sayu. "Zayn akan meninggalkan London"
"What? Jadi, Zayn akan kembali kerumahnya di bradford?"
Niall menggeleng lemah. "Zayn akan meninggalkan Eropa. Ia akan pergi ke Amerika dan menetap disana"ucapnya parau. Terlihat sekali kesedihan dimata biru samudra Niall.
"No. You must be kidding me, honey"Ashley yang tak percaya dengan ucapan Niall juga ikut menggeleng. "But, u--untuk apa ia ke Amerika? Bukankah perusahaannya di Inggris sangat sukses? Dan.. One Direction juga semakin sering diundang di berbagai acara, kan?"
Niall lalu terduduk di bangku coklat yang berada di balkon, Ashley pun ikut duduk disamping suaminya itu. "Entahlah, Zayn bilang kalau perusahaannya di Amerika sedang krisis, dan dia harus turun tangan.."
"Zayn, Perrie, dan Atlanta akan menetap disana selamanya?"ya, Ashley selalu memanggil Zee dengan nama tengahnya.
Niall menaikkan bahunya. "Entahlah, mungkin hanya beberapa tahun"
"Itu tandanya, One Direction tidak akan tampil lagi selama Zayn di Amerika?"
"Kami sudah menandatangani kontrak, Ash. Tak mungkin membatalkan seenaknya"Niall menggenggam tangan Ashley dan mengelus nya lembut. "Kurasa One Direction akan tampil berempat dulu"
"Hey, bagaimana bisa seperti itu? One Direction itu berlima, bukan berempat"
"Ashley sayang, ini hanya untuk sementara selama Zayn masih mengurus perusahaannya. One Direction akan selalu berlima. Always"
---
Seorang remaja lelaki tampan terlihat sangat sibuk didalam kamarnya. Sebuah kamar dengan Arsitektur klasik dan terlihat sangat nyaman itu kini dipenuhi dengan banyak box coklat layaknya orang yang akan pindah rumah. Zedd Edward Horan, ya, nama lelaki tampan yang aku sebutkan tadi. Ia terlihat sibuk memasukkan buku-buku tebalnya kedalam kotak coklat tersebut."Semua buku biologi sudah, kimia juga sudah.."gumamnya ketika empat kotak tersebut sudah terisi penuh oleh berbagai macam buku biologi dan kimia yang tebalnya bukan main.
Kemudian lelaki yang memiliki iris mata biru itu beralih pada tumpukan novelnya, dari novel jaman dulu, hingga yang sedang booming di jaman sekarang tersusun rapi di lemari bukunya yang besarnya hampir sama dengan lemari tempat koleksi album-album dan hadiah-hadiah dari fans nya, oh lebih tepatnya fans ayahnya -niall- yang menitipkan hadiah itu untuknya.
"Sebaiknya, sebagian novel ini aku ungsikan ke kamar Darren saja"ucapnya seraya memindahkan beberapa novel serial seperti Harry Potter, Divergent, dan The Chronicles of Narnia.
Drrrrrttt.... Drrrtttt....
Getaran yang keluar dari handphone Zedd langsung membuat lelaki itu menghentikan aktivitasnya dan segera membuka kunci layar handphonenya.
'Alicia xx' mengirimkan sebuah pesan singkat, dan lelaki itu langsung membuka pesan tersebut.
From : Alicia xx
Ze, bisa tolong jemput aku di halte depan kampus? Ayah tak bisa menjemputku dan yang lebih parahnya tak ada satupun angkutan umum yang lewat. Its really dark here. Aku takut.Zedd menghela nafasnya berat. "Tanggung sekali"batinnya malas. Kemudian ia beralih pada jam kayu yang menempel di dinding, pukul 9 malam. Mata birunya langsung membulat ketika ia baru menyadari kalau ini sudah cukup malam, dan pantas saja tidak ada taxi ataupun bus yang lewat di depan kampus.
Zedd langsung bangkit dan mengambil kunci mobil sport hitamnya, ia turun tangga dengan tergesa-gesa sambil terus memikirkan wajah Alicia yang sedang ketakutan. Ia lalu mengambil mantel cokelatnya dan segera berlari menuju garasi dan masuk kedalam mobilnya.
"Fuck. Kenapa tak mau menyala?!"umpatnya kesal ketika ia tidak berhasil membuat mobil kesayangannya itu menyala. Mobil sport mewah berwarna hitam, hadiah yang diberikan oleh Niall pada ulang tahunnya yang ke 16.
Dengan kesal, ia keluar mobil dan kembali masuk kedalam rumah dan mengambil kunci mobil milik Niall yang tergeletak di atas meja dekat perapian. "DAAAD! MOBILKU TAK BISA MENYALA, AKU PINJAM PUNYAMU UNTUK MENJEMPUT ALICIA DI KAMPUS. BYEE, LOVE YOU" Zedd berteriak, bermaksud agar Niall yang sedang berada di kamarnya bisa mendengarnya.
Tak peduli dengan apa yang akan dikatakan ayahnya, Zedd kembali berlari keluar dan segera menyalakan mobil mewah milik Niall lalu memacunya cepat.
Tak butuh waktu lama untuk tiba di halte depan kampus psikologi, kira-kira sekitar 10 menit, mobil Niall yang dikemudikan Zedd sudah tiba di depan halte. Namun, ketika sampai, Zedd langsung dikejutkan oleh sebuah pemandangan yang sangat tidak ia duga. Dengan segera ia keluar dari kursi kemudi.
"DONT YOU DARE TO TOUCH MY GIRL, JERK!"
~~~~
HAAAAAAAAI,finally, sempet update jugaaaaaaa
Masih ada yg nunggu cerita ini?heheMaafin billa yaa Udah lama banget ga apdet dikarenakan sekolah yg pulang sore mulu dan ada ulangan2 mulu-_____-
Aaaaaaah, sedih bgt Zayn keluar:'''''( sumpah, gue Abis seneng2 nonton konser, pulang2 langsung galau lagi. <///////3
Tapi tenang ajaa, tadi kata Niall "One Direction akan selalu berlima. Always." -Niall Horan.But, percaya aja kalo rencana yang diatas itu pasti yang terbaik :'')
Btw, vomments part ini yaaaa, hehe, dan
Baca cerita gue yg Lies sama Liam&Gerhana kaaaay
Thankyouu so so so so much xx
-billa xx

KAMU SEDANG MEMBACA
Hertz // g.c and a.b
FanfictionSeberapa besar frekuensi yang tercipta, tak peduli, Hertz selalu menyertai di belakangnya, menjadi satuan pendamping setianya. "Seberapa besar perubahan yang kau buat -demi kebaikan tentunya-, maka semakin besar hasil memuaskan yang akan kau petik"...