"seret dia" ucap Max kepada 2 orang di belakangnya.
"Tak secepat itu teman!" Ucap pria yang sepertinya berada di belakangku.
Aku berbalik dan... waitttt.. sepertinya aku mengenalnya? Hah iya dia..... Mike iya aku yakin dia Mike! "Mike!" Teriakku "bagaimana bisa kau ada di sini? Kau masih hidup? Yang benar saja! Kau kan sud.." pertanyaan rentetanku di potong, dia berkata "tenanglah mari kita urus bandit nakal ini" ucapnya.
"Hahaha, bandit? B a n d i t?" Ucapku mengejek
"Apa kau bilang? Awas kauuu" teriak Max.Kami.. 2 lawan 3. Mereka lumayan mereka lihai dan cekatan. Tapi selihai itu kah? Secepat itu kah? Mari kita buktikan!.
Aku menyerang, menghindar, mereka pun begitu. Sempat ku hantamkan muka teman Max di kepalaku. Sakit rasanya kepalaku, tapi apalah daya dengan muka teman Max itu! Dia pusing dan di situ kesempatan aku menusuknya. Aku menusuk dan menusuk hingga dia lemas dan akhirnya tewas. Mike sedang melawan Max dan Max di bantu temannya. Dengan cepat aku berlari ke arah mereka aku meluncur ke tanah dan langsung menusuk kaki Max. Dia kesakitan tapi tak cukup untuk melemahkannya. Kita saling melawan, rasanya insting membunuh ku lagi gila-gilanya hingga aku merasa aku ingin menghancurkan perutnya menjilat darahnya dan membuat sup dari dagingnya MAX! Darah yang keluar dari kakinya segar berwarna merah yang rasanya aku ingin segera meminumnya. Aku tiba-tiba saja merasa menari-nari di tubuh Max ku ayukan pisauku ke lengannya, aku tak ingat apa-apa, aku rasa aku bahagia melihat darahnya. Hingga akhirnya Mike menyadarkanku bahwa orang di depanku sudah hancur, mukanya tak berbentuk, matanya ada... apa? Di mulutku!
....
Kita berlari untuk menyelamatkan Victor. Aku mengobatinya. Ramuan di markasnya sangat lengkap. Dia sangat tidak menyukai rumah sakit dia lebih baik pergi ke kandang yang di mana-mana ada tainya di banding dengan mencium bau rumah sakit, entah kenapa. Aku membuat ramuan yang ada di buku panduan. Kau tahu? Semua yang ada di markas ini sangat-sangat lengkap! Victor memang selalu siaga 1! Haha. Mike hanya duduk sambil menonton TV. Hah? Adiknya lagi kritis tapi dia duduk dan menonton TV? Apa maksudnya? Tapi Victor pun begitu, dia tidak menghiraukan ketika kakaknya mau di hukum mati? Hah aku tak mengerti soal adik dan kakak ini!.
Ngomong-ngomong soal hukuman mati?? Kok Mike bisa kembali? Dia kabur? Bagaimana bisa? Oh ya ampun aku tambah bingung saja.
Aku khawatir soal darah Victor yang terus-terusan keluar. Aku sudah menaruh ramuan itu di daerah lukanya, darahnya memang tak banyak keluar kayak tadi, tapi tetap saja lukanya terlalu besar. Sial!"Hai, lihat adikmu. Tidakkah kau khawatir?"
"Biarkan ramuannya bekerja" ucapnya dingin.
"Oh baiklah. Aku tidur saja"....
Dia sangat cuek. Aku tak nyaman. Beda dengan Victor. Ya walau memang Victor awalnya sangat-sangat menyebalkan! Tapi kalau udah akrab... RASAKAN PERBEDAANNYA!.
Hah, semoga saja dia lekas sembuh.....
Mike POV
Aku dan adikku bukannya saling tak peduli, tapi aku tahu jadi aku diam.
Besok pasti adikku sehat kembali dan memulai aksinya.....
Author POV
Pagi, di sambut mentari dan kicauan burung di hutan yang nyaman tentram tak ada suara keras yang mengganggu telinga, asap kendaraan dll.
"Hah rasanya nyaman bangun pagi seperti ini" ucap gadis cantik bernama Vina.
"Oh ya! Bagaimana dengan Victor?" Kata Vina sedikit berteriak dan mukul jidatnya. Dia segera membuka pintu kamarnya dan keluar berlari ke arah kamar Victor dan membuka pintu kamarnya."K..ka... kau sudah sembuh" ucap Vina.
"Yah, santai saja!" Ucal Victor santai.Mellin POV
Aku bingung :v lukanya semalam sangat parah dan dia sembuh begitu aja? Aneh aneh dan sangat aneh. Aku mau pulang saja.
...
-Di rumah-
Sebentar malam aku ingin beraksi! Aku sangat haus darah.
aku ingin membunuh polisi berkumis itu! Aku malas yang gendut! Banyak lemaknya....
Aku sudah siap seperti biasa. Jaket hoodie, celana jeans, sepatu sneakers, kaos tangan dan tak lupa pisau cantikku!
Oww, tidurnya sangat nyenyak! Tenang Aku akan lebih menyenyakkan tidurmu polisi bodoh!
Aku menusuk tepat di jantungnya. Dia mati? Ya dia mati! *Kok cepet Vin?*
Aku tak mau minum darahnya. Aku ingin... oh iya polisi cantik itu!.Aku keluar berlari dan menuju rumah polisi cantik itu.
"Wah kau belum tidur?" Tanya polisi cantik.
Aku kaget dan mulai mendtarkan wajahku.
"Emm, darahmu sepertinya enak!".
"Oh ya?"
"Sepertinya".
"Lalu?"
"aku minta darahmu dan sedikit daging dan organ dalammu."
"Jadi kau mau membunuhku gadis kecil yang dulu hanya berpura-pura menangis di depan senua orang dan tertawa di dalam hatimu bersama iblis!?"
"Haha, tunggu saja aku Di Neraka! Sekarang aku akan membunuhmu!"Selesai bicara aku dengan cepat berlari ke arah belakangnya dan tanpa dia sadari aku sudah di belakangnya. Aku menusuk punggungnya dia kesakitan. Aku menancapkan pisau ku ke betisnya dia terduduk. Aku menarik pisauku dia meronta ronta tak jelas. Aku mulai menusuk nusuk matanya, tusuk cabut tusuk cabut tusuk cabut dia berteriak kesakitan. Hm ku potong saja lidahnya. "Oh sayang! Polisi yang cantik. Sekarang wajahmu.... hancurr!".
"Aaagghh".
"Apa katamu? Aku tak tahu. Hm seandainya kau tak ikut campur dalam urusan meninggalnya ayah dan ibuku, pasti sekarang kau sedang tidur enak. Kau tahu? Aku sebenarnya yang membunuh ibuku! Oh ada fotomu di sini. Em namamu Fifhy ya, ah sudalah! Ohh aku lapar, aku akan mengambil sedikit dagingmu dan oh iya darahmu!"....
Aku pulang dengan membawa oleh-oleh daging dan darah segar buat aku dan... aku!
Kenyangnyaa... dagingnya sangat lezat jarang sekali ada daging seperti fifhy. Saatnya tidur.
...
"Uwaahh" tidur yang nyenyak.
Aku menyalakan TV dan melihat berita.-TV-
"polisi cantik di temukan tewas secara mengenaskan di kamarnya. Dia meninggalkan rekaman kejadian semalam dan polisi sedang menyelidiki rekaman itu....."apa? Ada rekaman di kamar itu? Oh bagaimama bisa? Aku harus pergi dari sini secepatnya. Aku akan ke Victor.