part 1

56 8 0
                                    

Mulmed: Aluna cleopatra randano

*

Kringg kringg

"Diem nggak lo" bentak gue, sambil menutup telinga gue dengan bantal.

Kringg kringg

"Woy lo tuh benda mati, bisa diem nggak sih" bentak gue lagi ke jam beker yang ada di atas meja belajar gue.

Yap, jangan bilang kalok gue gila, gue emang susah banget di bangunin.

Cuman dengan cara naruh jam beker di atas meja belajar yang lumayan jauh dari tempat tidur gue pasti gue bangun, soalnya kalok gue nggak jalan ke meja belajar, siapa yang bakalan matiin tuh jam?

Gue berjalan gontai menuju meja belajar dan matiin tuh jam.

"Huaaahh,, " gue menguap, lalu masuk ke kamar mandi.

30 menit berlalu

Gue berdiri di depan cermin

Seragam osis ck
Jas almamater ck
Tas punggung warna biru ck
Jam warna biru ck
Rambut di gerai ck
Muka oval di tambah sedikit bedak dan lipgloss ck
Sepatu nike warna hitam ada garis birunya ck

Udah perfect.

Gue pun berjalan ke ruang makan yang ada di lantai bawah, yap. Kamar gue ada di lantai dua.

Di ruang makan, udah ada sosok yang saaaaaangat gue sayangi.
Yaitu papi.

Papi lagi duduk di kursi kejayaan nya, maksudnya di kursi makan yang paling pojok.

"Pagi pi" sapa gue dengan tersenyum.

"Pagi kley" jawab papi dengan memegang sebuah koran.

Kley? Cuman papi dan orang-orang rumah yang manggil gue dengan sebutan kley.

Gue pun mengambil tempat duduk di samping papi, seperti biasa.

Lalu gue mulai memakan sandwich kesukaan gue dalam diam.

"Kley, papi mau bicara" kata papi dengan menaruh koran di atas meja.

"Sejak kapan papi ijin kalok mau bicara?" Kata gue heran.

"Sejak penjual bakso depan komplek pindah ke tanah abang" jawab papi ngaco.

"Lohh.. bukanya penjual bakso depan komplek meninggal kemarin ya pi?" Jawab gue yang sama ngaconya.

"Ha? Beneran? Ntar pulang sekolah anter papi ke kuburan nya penjual bakso itu ya," kata papi dengan muka takutnya.

"Ha? Ngapain ke kuburan nya?" Kata gue bingung.

Nih kok malah absurd banget arah pembicaraan nya.

"Ya minta maaf lah sama penjual baksonya, biar nggak di gentayangin" kata papi dengan bergidik ngeri.

"Biarin lah, yang di gentayangin kan papi, bukan kley. Kley mah nggak ikut-ikut tan" kata gue sambil memakan sandwich nya lagi.

"Kley kok gitu sih sama papi, nggak kasian sama papi kalok di gentayangin?" Kata papi dengan muka kasihan banget. Hahaha

"Udah deh pi, papi mau bilang apa sih?" Kata gue biar nggak ngaco lagi nih pembicaraan.

"Hehehe.. abis kamu nakutin papi sih" ucap papi dengan nyengir kuda. Persis sama kuda sih. Ehh nggak deng

Gue menatap papi dengan tatapan malas. Nih papi dari tadi ngaco mulu.

"Jadi tuh gini, cabang perusahaan yang ada di singapure itu lagi kacau" kata papi dengan murung.

a Secret and my loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang