Untaian Rasa di Butiran Salju

355 22 2
                                    

Nama: Rofani Mercilita K.
Uname: @mercilita44

Cerita ini berawal dari waktu aku masih kecil dan aku mempunyai sahabat cowok yang bernama Charles.

Awal kita menjadi sahabat itu sangat lucu banget sampai-sampai kejadian itu masih terngiang di otakku. Aku masih bisa mengingatnya dengan jelas.

Waktu itu aku liburan di rumah nenek dan kakekku mereka tinggal di Seoul dan sesampainya di sana adalah waktu pertama kali hujan salju turun yaitu tanggal 1 Desember.

Pada saat itu aku berumur 8 tahun. Aku keluar menuju taman yang berada tidak jauh dari komplek rumah kakek nenekku hanya untuk sekedar ingin bermain saja dan bodohnya diriku aku tidak memakai jaket, sweater atau semacamnya aku hanya memakai kaos lengan panjang berbahan kain tebal.

Hawa yang sangat dingin mulai terasa menusuk kulitku aku bermain ayunan sambil menggigil lalu aku melihat anak seumuranku. Waktu dulu dia terlihat sangat hangat dan dia tidak menggigil karena kedinginan seperti aku.

Aku hanya bisa melihatnya saja seolah aku ingin memakai jaket hangat itu, dan anak cowok itu merasa dilihatin terus menerus akhirnya ia menoleh dan melihat ke arahku, aku hanya bisa menggigil kedinginan. Bodoh ya aku udah kedinginan tapi masih aja di luar, maklum aku dulu masih kecil alias masih polos.

Tiba-tiba cowok itu mengahampiri diriku yang sedang menggigil karena kedinginan.

"What's youle name?" Tanya cowok itu dengan nada cadel.

Aku hanya bisa terdiam karena waktu itu aku sama sekali gak ngerti itu bahasa apaan.

"Aku gak tau kamu ngomong apa." ucapku polos.

"Kamu olang Indonesia?"

"Iya." ucapku dengan bibir bergetar alias menggigil kedinginan karena pada saat itu suhu udara di Seoul semakin turun.

"Kamu bica bahasa Indonesia?"

"Iya aku olang Indonesia." ucapku cadel karena aku dulu masih kecil jadi yah, maklumin aja yah.

"Kamu kedinginan?"

"Iyalah, masak gak bica liat." ucapku dengan nada judes, gila aku masih kecil tapi bicaranya judes amat.

"Nih jaketku buat kamu aja, aku gak kedinginan kok."

"Makacih ya."

"Lumahmu mana?"

"Itu di depan cana."

"Aku antelin ya?"

"Gak mau."

"Kan kamu kedinginan nanti cakit loh."

"Gak, gak cakit."

Setelah itu kami pun bermain ayunan bersama dan tidak lama kemudian aku mimisan karena kedinginan dan pada saat itu kebetulan kondisi tubuh aku lemah.

"Kamu kok hidungnya bedalah."

Aku waktu itu hanya terdiam dan membersihkan darah yang keluar dari hidungku.

"Ayo aku antelin kamu pulang."

Aku langsung digandeng dengan cowok itu menuju ke rumah kakek nenekku dan di tengah perjalanan menuju ke rumah kakek nenekku aku bertanya kepadanya.

"Nama kamu capa?"

"Nama aku Challes."

"Nama kamu Challes."

"Iya, nama kamu capa?"

"Nama aku Leony."

Dan akhirnya kami pun sampai ke rumah kakek nenekku.

Winter in DecemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang