Grief in Winter

545 42 7
                                    

Nama : Rozizah Dwi Gusni
-Uname : isayoji

*Vally POV*

Aku berjalan dengan tergesa-gesa menuju toko roti di pusat kota London.

"Sialan. Desember selalu bisa membuatku hampir membeku." aku menggerutu kecil.

Aku menggosokkan kedua telapak tanganku yang berlapis sarung tangan untuk mendapatkan kehangatan. Oh syukurlah... toko roti sudah di depan mata. Aku mempercepat langkahku.

Cring Crang.

Bel di dekat pintu berbunyi disaat aku membukanya. Aku memasuki toko tersebut dan menuju roti yang biasa aku beli untuk adik kesayanganku. Namanya Denisa. Aku sangat menyayanginya.

Tapi, dia memiliki kelainan pada jantungnya. Maka dari itu aku sangat menjaganya dengan baik. Setelah mengambil roti yang biasa aku beli, akupun menuju kasir. Saat didepan kasir ada sedikit perubahan disini.Siapa pria ini?? Biasanya kan yang berdiri di depan kasir Paman Eric yang punya toko ini, tapi dia kemana?? Sudahlah lupakan.

"Hei, apakah kau Vally?" ucap pria tersebut sebelum aku melangkah kearah pintu.

"Iya, emangnya ada apa? Dan kau siapa?"Balasku

"Oh aku keponakannya Paman Eric, perkenalkan aku David." ucapnya sambil mengarahkan tangannya kepadaku.

"Aku Vally, senang berkenalan denganmu." balasku dan berjabat tangan dengannya.

"Paman Eric mau menyampaikan sesuatu untukmu, katanya dia ingin meminta tolong kepadamu untuk mendekorasi pohon natal yang ada disudut ruangan itu, kau tak keberatan, kan? Aku juga bisa membantumu."

"Tidak masalah, lagipula aku sering membantu Paman Eric, ya sudah aku pergi dulu ya. Besok pagi aku akan kesini untuk mulai mendekor, besok toko ini cuti kan?"

"Ahh iya kau benar, oke besok pagi aku tunggu di sini, see you"

"See you too." ucapku sambil melambaikan tangan kepadanya dan keluar dari toko.

----o----

Prang!

Bunyi benda jatuh menggema di seluruh ruangan. Aku segera lari ke arah dapur untuk melihat apa yang terjadi. Sesampainya di dapur aku terkejut melihat objek yang ada di depan mataku.

"Astaga Denisa, kamu kenapa?" aku segera berlari kearah Denisa yang tergeletak di lantai dikelilingi pecahan kaca.

"Kak, jantung Denisa sakit lagi." balas Denisa sambil meremas dada kirinya.

"Kita kerumah sakit sekarang." aku langsung membopong tubuh Denisa ke luar dan mencari taksi.

Dan tak perlu waktu lama aku sampai di rumah sakit. Denisa langsung di larikan ke UGD. Aku hanya diperbolehkan menunggu di luar. Denisa bertahanlah, kamu pasti kuat.
Seorang Dokter akhirnya keluar dari ruang UGD dengan muka lesu. Semoga tidak terjadi apa-apa.

"Apakah anda keluarga dari pasien?"Tanya Dokter tersebut.

"Iya Dok, saya kakaknya.Bagaimana keadaannya, Dok?"Tanyaku cemas.

"Penyakit jantung adikmu semakin parah dan dia harus segera ditangani. Dan jantungnya harus diganti, dan kamu harus mencari pendonor untuk adikmu segera, hanya itu yang saya sampaikan. Permisi." pernyataan Dokter itu membuat hatiku teriris dan terasa sakit, air matakupun tak dapat aku bendung lagi. Kemana aku harus mencari pendonor jantung Denisa? Mana mungkin aku harus menunggu pihak rumah sakit untuk mendapatkan pendonor jantung itu, pasti akan lama. Denisa bertahanlah, kakak akan berusaha secepatnya untuk mencari pengganti jantungmu.

Winter in DecemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang