Chapter 14: Just Because

749 45 5
                                    

First of all, terima kasih untuk 'SIMPLE TIMES GRAPHIC SHOP' yang udah buatin 2 cover berbeda sekaligus untuk 'Their Truth Identity' ^^/ covernya beneran keren. Thank you 'allweneedislove'! You're amazing!

--------------------

Mark POV

Pantatku terasa panas, badanku keju semua setelah duduk diam di sofa sekitar 40 menit, sampai sampai hot chocolate yang dibuatkan Hye Jin belum sempat aku minum dan mulai mendingin- seperti hati Wendy. Ia sedari tadi belum saja keluar dari kamar tidurnya. Hari semakin siang, kami perlu sesegera mungkin sampai di Hongdae untuk mendiskusikan 'hal besar' itu. Aku juga mempunyai rencana lain, sebenarnya itu bukan rencanaku melainkan rencana Hye Jin, ia menyuruhku membeli beberapa bahan makanan, karena bahan makanan di kulkas kami semakin menipis. Beda lagi dengan rencana Chan Young dan Eric, mereka menyuruhku membelikan frappuccino. Semoga untuk hari ini saja aku menjadi pembantu mereka.

"Wendy-ya!" Seruku. Aku sudah tidak bisa menahan kesabaran lagi. Sebenarnya sedang apa dia lama-lama di kamar tidur?! Dia bilang ia hanya sebentar saja.

"Aku sudah selesai!" Wendy membalas dengan suara melengkingnya. Lalu, pintu kamarnya terbuka. Ia benar-benar fashionista!

Kutatap dirinya dari atas sampai bawah, semuanya sangat sempurna! "Inikah yang dinamakan fashionista, menghabiskan waktu 40 menit di kamar?"

Seperti apapun tampilan Wendy, ia tetap saja bersikap dingin kepada siapa saja, termasuk mantan pacarnya. "Terserah kau!" Tanpa basa-basi, ia mengenakan kacamata hitamnya dan berjalan keluar rumah. "Ayolah Yi En!"

Bagaimana tidak kesal atas sikapnya itu?! Ia memang lebih muda dariku, tapi sepertinya kami tertukar. Aku pun segera berlari menyusulnya- takut terkena amarahnya- ia memang mengerikan. "Baiklah..." jawabku malas.

~

"Kita jalan kaki? Serius?" Tanyaku kaget. Perjalanan dari rumah menuju jalan raya lumayan jauh sekitar 2 kilometer. Wendy memang perempuan terparah yang pernah aku temui. Aku hanya bisa menatapnya tanpa sepatah kata apapun, terlalu 'speechless'. Terlihat ia asik dengan lagu yang ia dengarkan lewat headset warna mint-nya.

Dia menoleh ke arahku dengan ekspresi dinginnya. Kacamata hitam yang menutupi mata sipitnya pun ia turunkan sedikit, sehingga ia bisa melihatku dengan jelas. "Maaf, aku tidak mendengar ocehanmu, Yi En." Lalu, ia tersenyum ke arahku dan menaikkan kacamata hitamnya kembali. Langkah kakinya ia percepat, sehingga aku tertinggal di belakangnya.

Sekarang, aku berusaha menyamakan posisiku dengan Wendy. Kutarik headset-nya agar ia berusaha mendengar perkataanku. "Apa kau gila?! Kita harus berjalan 2 kilometer?!"

Selangnya tidak ada satu detik setelah aku protes, Wendy mengeluarkan kekesalannya. "Yi En-ah! Tolonglah, kita ini manusia sekarang! Kau mau apa? Teleportasi seperti dulu? Tidak bisa! Kita masih belum mengetahui banyak hal tentang manusia, Yi En! Kita perlu belajar, lalu... kita jalankan rencana asli kita!" Ia memasang wajah kesal, sangat terlihat. Lalu, ia memakaikan headset ke kedua telinganya. Dan, ia kembali berjalan dengan langkah yang pelan. "Yi En-ah, aku tidak ingin berargumentasi dengan sesamaku. Ayo, kita harus segera menyelesaikan ini semua."

Kuhela napas panjang. Wendy memang benar, aku terlalu egois. Sekarang... lihatlah siapa yang bersalah, diriku sendiri, Tuan Yi En. Gumamku. "Baiklah..." sekarang aku bisa menyamakan langkah kakiku dengan langkah kaki Wendy. Suasana diantara kami pun menjadi canggung, ya... karena ini semua salahku.

Their True Identity [EXO Baekhyun | GOT7 Mark]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang