Luka Kedelapan

6.1K 306 12
                                    

AUTHOR POV

Goldie mengobati luka Ken tanpa membuka suara sedikitpun dan begitu juga Ken. Hanya duduk berdua dengan kecanggungan yang luar biasa. Keadaan semakin mencekam karna Dewi yang tidak berani keluar dari kamarnya dan mencampuri masalah rumit sepasang kekasih itu.

"...Bunga apa itu?" tanya Goldie saat matanya tak sengaja mendapati sebuket bunga indah yang tergeletak begitu saja dilantai. "Kamu yang membawanya, Ken?"

"Akhirnya kamu ngomong juga," jawab Ken tidak nyambung. "Kenapa harus diam begitu? Kamu merasa bersalah?" tanya Ken sambil menahan rasa sakit karna sudut bibir yang sedikit robek akibat pukulan dari Farhan. Tapi, itu tidak seberapa karna Ken berhasil merontokkan dua gigi milik Farhan. Lalu, dimana sekarang Farhan? Tentu saja pulang kalau tidak mau Ken menghajarnya semakin menjadi-jadi.

"A-aku tidak bermaks─maafkan aku, Ken." Goldie menggigit bibir bawahnya untuk menahan tangis. Perasaan Goldie benar-benar hancur mendapati Ken masih bersikap tenang seakan ia tidak melakukan kesalahan apapun. Tapi, tetap saja ada kekecewaan dibalik mata ken saat Goldie menatapnya. Membuat perasaan Goldie menjadi semakin hancur lagi.

"Aku kecewa. Jujur, aku sangat kecewa." Ken menangkup wajah Goldie dengan kedua tangannya agar gadis itu menatapnya. "Tapi, aku sadar kalau rasa sayangku jauh lebih besar dari rasa kecewaku." Ken tersenyum tipis ketika air mata Goldie mengalir deras dengan isakan kecil dibibir mungil gadis itu. "Loh, kenapa nangis? Aku kesini bukan buat lihat tangisanmu."

"K-kenapa..." dengan tangan gemetar Goldie menyentuh tangan Ken yang berada diwajahnya. "A-aku jahat... ka-kamu masih mau be-bersama-ku?" tanya Goldie dengan isakan semakin keras.

"Iyalah. Emangnya kamu mau mutusin aku, ya?" tanya Ken yang langsung dibalas dengan gelengan kuat dari Goldie. "Maaf, tapi aku mau hapus bekas─" ucapan Ken terputus saat Goldie langsung menarik wajahnya mendekat dan mencium bibirnya dengan bibir mungil nan lembut milik gadis itu.

Goldie mengalungkan kedua lengannya dileher Ken dan begitu juga Ken memeluk pinggang Goldie. Menarik diri untuk lebih dekat kepada satu sama lain. Goldie melenguh pelan saat lidah Ken menerobos kedalam mulutnya dan membuat ciuman itu semakin panas. Hingga akhirnya Goldie mendorong pelan tubuh Ken ketika nafasnya hampir habis.

Ken mengusap bibir Goldie yang membengkak, "Sekarang tidak ada lagi bekas lelaki sialan itu dibibirmu. Kamu hanya milikku, Gold. Ingat itu!" seru Ken lalu mencium kening Goldie dan mendekap tubuh mungil itu dengan erat. Menyampaikan betapa besar perasaannya yang tidak menginginkan Goldie pergi dari sisinya.

Goldie menenggelamkan wajahnya dibalik dada Ken dan diam-diam tersenyum sedih. Masih ada perasaan bersalah dan sakit yang menggerogotinya. Perasaan bersalah karna membuat Ken kecewa dengan kejadian tadi dan perasaan sakit ketika Ken masih bersikap lembut dan hangat kepadanya. Bahkan, Ken tidak berpikiran untuk memutuskan hubungan ini sekarang. Goldie sekarang mengerti apa makna dibalik kata-kata 'kamu terlalu baik buat aku'.

Goldie merasa tidak pantas menerima kebaikkan hati Ken sekarang.

***

GOLDIE POV

"Parah! Itu artinya Goldie gak boleh sia-siain Ken, kan? Ya Tuhan, Aiko pengen cowok kayak Ken."

Aku tersenyum lemah mendengar seruan heboh ditelpon dari Aiko. Aku tidak bisa menahannya jadi aku bercerita kegalauanku kepada Aiko yang untungnya anak itu lagi kuat begadang. Malam sudah larut dan pastinya Ken sudah tidur dikamar tamunya.

"Tapi gimana pun juga, aku tetap merasa gak pantas buat Ken lagi. Rasanya kotor aja gitu."

"Goldie cuma dicium 'chu' bukan sampai 'ngh'. Jadi, biasa aja dan lupakan."

PainMakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang