Luka Keempatbelas

5K 258 8
                                    

GOLDIE POV

"Kak Daniel sudah nyiapin semua ini berapa lama? Indah sekali..." aku menatap takjub tempat yang sangat indah dari apa yang orang-orang katakan padaku, salah satu restoran romantis nan elit yang ada di Jogja, yaitu Omah Dhuwur Restaurant. Gila, cewek mana sih yang bisa nolak diajak kesini? Apalagi dengan paket Royal yang berada dalam private room berdekorasi super romantis nan sempurna ini! Aku yakin pasti pengeluarannya besar sekali untuk semua ini.

"Goldie, kamu melamun? Ayo, duduk dulu sini." Kak Daniel menarik sebuah kursi untuk kududuki dengan senyum penuh pesona ala Sebastian Michaelis. Iya, Sebastian si karakter anime yang jadi pelayan iblis itu loh. Karakter paling digilai sama Lily.

Tanpa banyak kata, aku duduk dikursi tersebut dan dapat kupastikan wajahku sudah memerah sembari mengukir senyum menggelikan. Malam ini aku kelewat senang sampe rasanya mau kupamerkan di semua sosmed yang kupunya! Ih, coba deh kalian diposisiku saat ini. Kerasa banget merdekanya jadi ratu semalam itu gimana.

Alunan musik klasik yang lembut melantun ditempat yang hanya ada aku dan Kak Daniel. Semakin mendukung suasana. Oh, jangan lupakan hidangan yang bisa bikin menangis bahagia. Udah enak, porsinya juga gede. Gak kayak restoran mewah kebanyakan gitu deh. Sepanjang makan malam, Kak Daniel menceritakan pengalamannya dan itu membuatku terhibur. Semempesona apapun Kak Daniel malam ini, ia tetaplah Kak Daniel yang konyol dan penuh kejutan. Kak Daniel memanglah sosok nyaris sempurna yang kuyakin siapapun yang menikahinya akan berakhir bahagia. Bersama Kak Daniel, rasanya dunia menjadi lebih baik bahkan hanya dengan menatap kedua mata teduhnya.

"...Pokoknya serem banget! Kolorku hampir kecurian sama tuh maling berkedok model, Gold!" seru Kak Daniel menggebu-gebu, membuatku ngakak dan hampir saja tersedak makananku. Kan, kubilang juga apa? Kak Daniel bahkan hampir dipelet sama modelnya yang kutahu sangat cantik dan seksi.

"Omong-omong, Adeline itu cantik, seksi, dan bertalenta juga. Kenapa Kak Daniel gak mau? Apa jangan-jangan..." aku menatap Kak Daniel curiga. "...Kak Daniel belok, ya?"

"Enak aja! Aku sudah punya orang yang kusuka tau!" seru Kak Daniel dengan mata melotot dan pipi merona samar. Aaaakkk lucu banget!

"Ah, masa? Kalo beneran belok nanti bisa aku kabarin ke Lily. Siapa tau Lily bisa bantuin cari pasangannya gitu~" godaku pada Kak Daniel dengan tertawa geli. Kak Daniel semakin terlihat kesal dan itu lucu sekali. Aku paling suka liat Kak Daniel lagi ngambek soalnya kayak anak kecil gitu. Lucu!

"Kalo minta bantuin Lily sih itu udah dari dulu," ucap Kak Daniel dengan ringannya.

"Kak Daniel beneran─"

"Aku gak homo sama sekali kok, Gold. Aku gak suka batangan kok." Kak Daniel memotong ucapanku dengan nada dan wajah yang datar. Seakan lelah dengan segala dugaan yang ada didalam otakku. "Aku minta bantuin Lily buat deketin nih cewek. Sekali lagi, cewek loh ya!" Kak Daniel menegaskan kembali, membuktikan dia masih normal.

"Oke, kak..." gumamku pelan. Entahlah, aku tidak mau bertanya lebih jauh lagi. Ada sesuatu yang melarangku untuk mengetahui informasi lebih dari ini.

"Kamu gak mau tau siapa cewek yang aku suka ini, Gold?" tanya Kak Daniel dengan nada penasaran. Saat itu juga dapat kurasakan jantungku bekerja tidak normal lagi. Sialan! Lidahku tiba-tiba kelu dan wajahku semakin terasa panas. Ini sama sekali gak benar! Apalagi Kak Daniel telah menggenggam kedua tanganku dan menatapku dengan mata yang sangat sendu. Gila! Gila! Gila! Ini gak ada yang bawa pintu kemana saja? Aku mau pergi sekarang!

TAK!

Aku tersentak saat ruangan tiba-tiba menjadi gelap dan perlahan dibelakang Kak Daniel ada tulisan besar yang terbuat dari cairan fosfor. Tulisan yang membuatku tak berkutik, hanya menatap tulisan itu dengan tatapan kosong.

PainMakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang