Epilog

9.7K 321 28
                                    

AUTHOR POV

"Kok kamu kelihatan seneng banget sih, Yon?" tanya Goldie kepada Rion yang membawa setangkai mawar putih ditangannya. "Kamu sama sekali gak kelihatan sakit hati atau apapun."

"Dibanding sakit hati, gue malah senang banget karna dia bersama Ken. Gue yakin dia pasti akan baik-baik saja." Rion tertawa kecil sebelum menghela nafas. "Lagian ya, itu haknya untuk memilih Ken. Daripada dia sama gue? Yang ada malah tersakiti mulu."

"Intinya, lo udah move on beneran?" Farhan yang sedari mencuri dengar akhirnya ikut membuka suara. "Kenapa lo gak kesini sama cewek lo aja? Kenapa musti ganggu gue dan Goldie?"

"Gue masih mau yakinin diri dulu," jawab Rion tersenyum lirih. "Gue masih terbayang-bayang kesalahan gue waktu dulu. Gue...., takut melakukan kesalahan yang sama."

"Kamu gak boleh ragu begitu," ucap Goldie lembut. "Jangan sia-siakan dia yang sudah ada dipelukanmu, Rion. Bisa saja kamu akan tambah menyesal daripada sebelumnya." Goldie menepuk bahu Rion dua kali sembari memberikan sang adik sebuah senyum.

"Sejak dinyatain hamil 4 bulan yang lalu, sisi keibuan lo menguar banget, Gold." Rion mengusap rambut sang kakak dengan ringan. "Banyak-banyak deket sama gue, Gold. Siapa tau nanti anak lo ganteng parah kayak gue."

Farhan menjauhkan tangan Rion dari kepala istrinya sebelum berpindah tempat menjadi ditengah-tengah antara Rion dan Goldie. "Najis lo, Yon! Apanya yang mirip lo, hah? Jelaslah nanti mirip gue sama Goldie! Kan itu gue sama Goldie yang buat!" seru Farhan yang mendapat tabokan sayang dari Goldie, membuat Farhan meringis kesakitan. "Kok aku ditabok gitu sih, Gold?" tanya Farhan sambil mengusap lengannya yang menjadi korban tanda sayang dari Goldie barusan.

Tanpa menjawab, Goldie berjalan lebih dulu keatas pelaminan dengan wajah memerah. Farhan berjalan cepat untuk menyamakan posisinya dengan sang istri lalu merangkul protektif. Mereka meninggalkan Rion yang terpaku ditempat.

"Ken, selamat ya atas pernikahannya. Semoga langgeng terus sama istri lo." Farhan menepuk pundak Ken lalu dengan senyum tipis memperhatikan Goldie yang tengah berbincang dengan sang mempelai wanita. "Omong-omong, gue dan Goldie sudah baca surat yang lo kasih waktu itu."

"Tenang saja, gue sama Goldie hanyalah sepasang teman saja." Ken tersenyum sambil menjauhkan tangan Farhan dari pundaknya. "Meski pernah memimpikan satu atap bersama dulu. Tapi, itu bukan masalah besar sekarang. karna mimpi itu sudah berpindah kepada istri gue."

"Masa depan benar-benar misterius, ya." Farhan menatap penuh kasih kearah Goldie yang kini tertawa bersama mempelai wanita. "Benar-benar gak bisa ketebak apa yang direncanakan untuk kita kedepannya."

"Tapi, kita tetap bahagia walaupun gak sesuai ekspetasi, ya?" Ken menatap sendu kearah Goldie sebelum tersenyum lembut saat melihat tawa riang sang istri tercinta. "Sayang, jangan memonopoli si Goldie gitu dong. Aku juga ingin berbicara dengannya."

Sang mempelai wanita tersenyum lalu mengangguk, membuat Ken tak kuasa menahan diri untuk tidak mencium kening wanita itu dengan penuh sayang. Goldie yang melihat kebahagiaan Ken pun merasa hangat. Karna seseorang yang berharga untuknya, kini mendapatkan kebahagiaannya sendiri.

"Semoga kalian terus mesra seperti itu sampai tua, ya!" seru Goldie dengan senyum jahil. "Kenapa aku yakin sekali kalau nanti kalian punya anak banyak, ya?" goda Goldie membuat sang mempelai wanita memerah dan salah tingkah.

"Jelaslah. Anak gue bakal lebih banyak daripada kalian berdua." Ken merangkul sang istri yang semakin salah tingkah dibuatnya.

"Enggak. Anak gue akan jauh lebih banyak. Mau bikin kesebelasan gue mah." Farhan bertolak pinggang dengan sombongnya sebelum mendapatkan cubitan penuh cinta dari Goldie.

"Apanya yang kesebelasan, hah?! Kebiasaan banget kalo ngomong gak dipikirkan dulu masalah kedepannya." Goldie mendumel dengan wajah yang merona.

"Susah ya kalo ngomong sama mantan aktuaris jenius." Farhan mengusap lengannya yang terasa perih karna cubitan dari Goldie. "Intinya, kalo nanti anak kita dan Ken banyak, kita sama-sama buat tim kesebelasan sendiri yuk?" ajak Farhan dengan semangat.

".... Aku beneran kasihan sama anak buah di kantormu, Han." Goldie menatap Farhan dengan sok prihatin. "Bisa-bisanya mereka punya atasan gak jelas kayak kamu begini."

"Jangan gitu dong, Gold. Aku sedih loh jadinya....," ucap Farhan dengan wajah dibuat sesedih mungkin.

"Kalian bertiga menggelikan sekali," timpal sang mempelai wanita.

"Gak. Cuma mereka berdua yang menggelikan, aku tidak." Ken terkekeh saat dua pasangan didepannya memberikan lirikkan tajam. "Apa? Kalian memang menggelikan. Lihat saja drama aneh yang kalian lakukan sekarang."

"Halah, palingan juga lo nanti lebih menggelikan dari kita berdua." Farhan tertawa sambil meninju pelan bahu Ken hingga ikut tertawa bersama. Kedua wanita itu pun juga ikut tertawa bersama para pria yang mereka cintai.

Lalu, sebelum Farhan dan Goldie menuruni pelaminan Ken dan istrinya, kedua mata Goldie bertemu tatap dengan kedua mata Ken. Tidak ada kata-kata yang diucapkan, hanya dua bibir menarik senyum yang memberikan arti sama;

'Aku baik-baik saja.'

-TAMAT-

***

CAST:

TAYLOR HILL as GOLDIE

ADIPATI DOLKEN as KEN

LEE MIN HO as DANIEL

JACK GILINSKY as FARHAN

TAYLOR CANIFF as KINDY

BETHANY MOTA as DEWI

CHLOE GRACE MORETZ as LILY

IU as AIKO

SHAWN MENDES as RION

SULLI (ex member f(x)) as NATA

DOVE CAMERON as DIANA

COLEEN GARCIA as MEA

***

AKHIRNYA TAMAT JUGAAAAAA!!!

GIMANA? GIMANA? SENANG GAK? SENANG DONG!

Mora sih senang. HAHAHAHAHA.

TEMUKAN JAWABAN SIAPA SI MEMPELAI WANITA DI PAINFINDER YAAA WKWKWKWKWK

Oke, Mora heboh banget daritadi. Biasalah karna lega banget udah namatin cerita ini.

Utang Mora sisa dua yaaa~ YUHUUU~

Btw, PainFinder bakal Mora publish sekitar lusa nanti.

SEE YOU NEXT STORY!

PainMakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang