Bagian 1 [Hari sial]

6K 212 0
                                    

Jam weker terus berbunyi diiringi umpatan-umpatan dari gadis yang masih terbalut selimut dikasurnya.

"[Nama kamu] !!"
Dengan suara naik beberapa oktaf. Daisy, Momy [Nama kamu] berteriak sambil mengetuk pintu kamar yang dikunci.

Lebih tepatnya memukul-mukul.

"ELA! OPEN THE DOOR!"
Jangankan jam weker. Teriakkan momy nya saja ia masih bisa bertahan didalam selimut.

"ELA! Aku berjanji jika sepuluh menit lagi kau belum berada dimeja makan. Aku akan.. menamparmu!"
Bunyi high heels Daisy menggema diluar kamar.

"Persetan dengan mu!"
Ucap [Nama kamu] kepada Daisy, momy nya lebih tepatnya momy tiri.

Dengan cepat ia bersiap-siap. Kini ia tlah menatap cermin meja riasnya.

"[Nama kamu]!"
Teriakan itu untuk kesekian kalinya menggema diseluruh ruang rumah.

"Ohmann"
[Nama kamu] meletakkan sisirnya dan bahkan ia belum sempat menyisir rambutnya dan langsung menyambar tas diatas kasur lalu menuju meja makan.

.
[Nama kamu] sekarang tlah berada dibangku kelasnya menatap papan tulis putih yang masih kosong tanpa coretan yang sangat jarang disalin [Nama kamu] ke buku tulisnya.

"Selamat pagi"
Ucap guru yang mengajar dijam pelajaran pertama.

Ia masuk disambut dengan balasan uacapan selamat pagi dari seluruh murid kelas XII IPA-2

Pelajaran berlangsung membosankan.
Terlihat dari raut wajah [Nama kamu] karna baru saja sekitar -2menit.

Ia mendapatkan kertas jawaban soalnya dengan tertera angka 2 besar berwarna merah.

Namun tidak dengan Endy, terlihat dari raut wajahnya. Sangat jauh berbeda dengan raut wajah [Nama kamu].

Wajah Endy lebih berseri-seri karna beriringan dengan [Nama kamu] sekitar -2menit.

Ia mendapat kertas jawaban soalnya dengan tertera angka 10 besar juga dan tentu tidak berwarna merah seperti punya..

Kririingg
Bel istirahat berbunyi..

"YES!"
Punya yang berteriak barusan. Lebih tepatnya [Nama kamu].

Dengan buru-buru ia menarik tangan sahabatnya yang duduk didepannya lalu membawanya kekantin.

"Kantin?"
Ucap Bani

Lelaki berwajah tampan itu membalikan badannya menghadap sahabatnya yang duduk dibelakangnya.

Bani duduk berdua dengan sahabat [Nama kamu] yang bernama Salshabilla Adriani, Salsha.

"Tumben ngajak gue biasanya juga ngajak Salsha"
Ucap Endy membaca buku Novelnya tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun.

Bani mengerutkan alisnya, berfikir sejenak.
Lalu menghela nafas.
"Bro, mending kita perbaiki ikatan kita sebagai sahabat dan gue mohon ma-

"Kata maaf lo basi!"
Ucap Endy menutup buku Novel dengan kencang dan pergi meninggalkan Bani didalam kelas.

.
"Sumpah ya gue gak abis pikir sama momy lo"
Ucap Salsha yang terlihat ikut kesal.

Sepertinya [Nama kamu] telah menceritakan paginya yang harusnya cerah menjadi kelam karna Momy tiri nya itu.

"Yayaya lo aja gitu apalagi gue"
Ucap [Nama kamu] mengerlingkan matanya lalu kembali membalik-balik lembaran Novel Magic Hour.

"Eh entar lo kuliah dimana?"
Tanya Salsha lalu menyeruput jus Apel yang baru saja ia pesan.

"Rencana nya sih gue mau ke Sydney"
Jawab [Nama kamu] santai.

Namun dapat tanggapan tidak santai dari sahabatnya.

Salsha langsung tersedak mendengar ucapan [Nama kamu].

"Lo k..kenapa?"
Ucapnya sambil mengelus-elus punggung Salsha lalu menyuruhnya minum.

Salsha menstabilkan organ tubuhnya lalu menghela nafas.
"Lo ke Sydney? TERUS LO NINGGALIN GUE? DISINI? MUTUSIN TALI PERSAHABATAN KITA YANG UDAH KITA JALIN SEMENJAK SMA?!! Gila ya lo! Lo-

Tak ingin mendengar fitnahan Salsha lebih tepatnya bisa membuat telinganya panas. Ia langsung menyumpal mulut Salsha dengan gumpalan tisu ditangannya dan berlalu meninggalkan Salsha.

"[Nama kamu]! Lo.. ishh lo ben-
Salsha sudah kehabisan sabar dan kata-kata menghadapi [Nama kamu].

Kririingg
Bel pelajaran berbunyi...

"Sial!"
Tukas Salsha menyambar tasnya dikursi lalu bergegas menyusul [Nama kamu] kekelas.

☆~☆~☆~☆~☆~☆~☆~☆~☆~☆~☆~☆~☆
Hell ya mæ first story gaizz
Hope u like it ♡

The Ending Of The Story ⚫IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang