Bagian 5 [Meet him]

1.6K 138 0
                                    

"Baik buu"
Ucap Bastian lalu berjalan menuju tempat duduknya

.
Siang tadi [Nama kamu] dikejutkan oleh daddy nya. Karna daddy nya memberinya mobil. Sesuai janjinya, [Nama kamu] menyukai ini
See [mulmed]

Langkah sepatu [Nama kamu] bergema menuruni tangga

"Kemana?"
Ucap Daisy menyisihkan majalah dari hadapan wajahnya.

Namun [Nama kamu] hanya diam sama sekali tak ada niat untuk menjawab. Dan ia berlalu begitu saja.

Daisy menghela nafas kasar lalu beranjak menuju kamarnya.

.
Via telpon-
"Lo janji jemput gue kan?"
"Iya Steff iya tunggu bentaran dikit kek ah"
"Buruan dong gue udah nunggu-

Prakk
Telpon genggam [Nama kamu] terhempas kepedal gas mobil.

"Sial"
Gumamnya sambil berusaha mengambil telponnya.

Srttttt
Seperdetik saat melihat kearah depan [Nama kamu] melihat mobilnya sudah sangat dekat dengan mobil orang lain dan bahkan sedikit leset.

Ia menepikan mobilnya lalu keluar untuk meminta tanggung jawab. Kalo aja mobil itu gak berhenti mendadak mobilnya tidak akan tergores seperti ini.

"Woy! Keluar lo"
[Nama kamu] bagaikan lelaki perkasa mengetuk-ngetuk kaca mobil orang tersebut.

Dengan santai orang tersebut keluar dari mobil.

"Apa?"

[Nama kamu] shock tak habis pikir bisa-bisanya orang itu, tepat nya lelaki itu mengatakan apa setelah kejadian tadi?

"Lo..lo gila apa sinting sih"
Ucap [Nama kamu] tak percaya.

Lelaki itu menarik [Nama kamu] menyeretnya masuk ke dalam mobil.

"Lepasin! Lepasiinn"
Ucap [Nama kamu] saat tangannya dan bahkan badannya diseret-seret memasuki mobil.

Ia takut yaa meski lelaki itu terlihat sepantaran dengan [Nama kamu]. Tetap saja ia merasa takut apalagi sampai diseret-seret seperti ini.

Dengan gegabah lelaki itu mengunci [Nama kamu] dan masuk kedalam mobil.

"Lo mau nyulik gue?! Yakan pasti lo mau nyulik gue?!!"
Teriak [Nama kamu] cempreng.

"Sttt"
Ia menaruh jari telunjuknya didepan bibir [Nama kamu].

"Pasang sabuk pengaman lo"
Ucapnya datar.

Sepertinya ia memang seperti itu, sifat beku.

"Gak!"

"Sekarang pilih, pasang sabuk pengaman lo dan gue anter lo ketujuan terus gue ganti rugi atau lo keluar dari mobil gue dan gue gak bakal ganti rugi?"
Lagi-lagi ia mengatakan dengan nada datar dan ekspresi dinginnya.

[Nama kamu] tampak berpikir. Lalu ia memasang sabuk pengaman. Pikirnya lebih baik seperti ini dari pada ia harus kena marah daddy.

Lelaki itu menginjak gas pedalnya dan melaju.

"Tujuan?"
Ucapnya disaat [Nama kamu] mengutak-atik telpon genggamnya.

[Nama kamu] menoleh, dan menyingkirkan telpon genggamnya dari hadapannya.

"Bandara, udah itu gue mau lo anter balik lagi gue kerumah"
Ucap [Nama kamu] tak kalah dingin.

Suasana mulai hening..

"Gue boleh muter radio nya gak"
Ucap [Nama kamu] sopan dan hanya dapat anggukan.

Kuingin kau tau diriku disini menanti dirimu..

Meski kutunggu hingga ujung waktuku
dan berharap rasa ini kan abadi untuk selamanya

Dan ijinkan aku memeluk dirimu kali ini saja..

Tuk ucapkan slamat tinggal untuk slamanya
dan biarkan rasa ini bahagia untuk sekejap saja

Lagu itu yang terdengar dari radio.
[Nama kamu] ikut bernyanyi bersama suara radio.

Mata lelaki itu membulat, sepertinya kagum dengan suara [Nama kamu].

"Matiin radio nya"
Ucap nya tiba-tiba.

"Ke..kenapa?"
Ucap [Nama kamu] bingung. Ia mendengar nada suara lelaki itu tidak seperti awal tadi.

Ia mematikan radio nya sendiri tanpa menyuruh [Nama kamu] kedua kali.

"Lo kenapa sih orang lagi asik juga"
Ucap [Nama kamu] mendengus kesal lalu menatap kaca mobil disisi kirinya.

"Suara lo cempreng"

Ketika kalimat itu terucap. [Nama kamu] langsung menoleh ke arah lelaki itu, yang masih fokus menyetir.

☆~☆~☆~☆~☆~☆~☆~☆~☆~☆~☆~☆~☆
Hell ya mæ first story gaizz
Hope u like it ♡

The Ending Of The Story ⚫IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang