Bagian 8 [Lol]

1.4K 135 0
                                    

"Dasar bego"
Gumam seseorang sudut belakang kelas.

Semuanya melongo menatap masa depan
Eh salah menatap [Nama kamu] yang kini gugup panas-dingin.

"I..Iqbaal?"
Tanya Salsha bingung. Membuat Endy dan Bastian yang membelakangi Iqbaal pun menoleh.

"CIYEE!"
Ucap mereka serentak.

"Jadi [Nama kamu] udah tau namanyaaa, berarti udah ken-al doong"
Kompor Bella menjadi-jadi.

Membuat yang lain terkekeh mendengarnya.

"Paan sih"
Ucap [Nama kamu] kesal lalu keluar kelas.

"Lha ngambek?"
Ucap yang lainnya.

.
"Dasar aneh"
Gumam [Nama kamu] sambil membolak-balikan Novel diperpus. Mencari halaman yang sempat ia tandai seusai membaca kemarin.

"Siapa yang aneh"

[Nama kamu] menonggakkan kepalanya.
"Iqbaal?"
Gumamya.

"Gue nanya siapa yang aneh?"

"Ngg.. yaa.. yaa.. mereka lah"
Ucapnya kikuk lalu berdiri menuju pengawas perpus.

Tampaknya [Nama kamu] akan meminjam Novel tersebut.

"Nyari apa?"
Tanya Iqbaal yang kini berdiri disamping [Nama kamu] yang tengah merogoh saku rompi nya.

"Ini?"
Tanya Iqbaal menunjukan kartu perpus milik [Nama kamu].

"Sini! Kok bisa sama lo sih?"
Ucapnya sedikit ketus sambil merebut kartunya dan berlalu meninggalkan [Nama kamu].

.
Sepanjang jalan yang entah kemana [Nama kamu] tuju. Iqbaal selalu mengikutinya dan menanyakan hal yang sama berpuluh-puluh kali.

"Galak amat si, lo kenapa jauhin gue hem?"
Ucap Iqbaal lagi-lagi mengulanginya.

"Paan sih"
[Nama kamu] menghentikan langkahnya lalu menatap mata Iqbaal.

"Sok kenal tau gak"
Ucap [Nama kamu] menginjak kaki Iqbaal dan berlalu.

"[NAMA KAMU]!"
Suara Iqbaal lebih lantang-jelas terdengar.

Membuat [Nama kamu] menghentikan langkahnya.

"Gue emang kenal lo! Dan lo.. lo juga pasti kenal gue"
Teriaknya, membuat [Nama kamu] terlihat berpikir. Sedikit menoleh, namun ia langsung melanjutkan langkahnya.

.
"Masa sih [Nam..]?"
Tanya Steffy yang kini mengambil beberapa snack dikulkas dapur.

"Iya Steff dia bilang gitu, kan aneh"
Ucap [Nama kamu] bersandar di dinding samping kulkas.

Steffy membenarkan posisi berdirinya.
"[Nam..] menerut gue bukan mereka yang aneh, tapi lo"
Ucapnya tampak serius.

"Maksut lo?"

"Nih ya pertama lo itu baperan, yang biarin lah kalo emang lo ga suka sama Iqbaal ngapa lo protes? Kedua, kata Iqbaal dia kenal lo kan dan lo juga kenal dia? Bukannya nginget-nginget malah bilang dia aneh"
Ucap Steffy berlalu.

[Nama kamu] terdiam nganga.
"Sama aja atuh, semua aneh"
Ucapnya sedikit melongo lalu berjalan menuju ruang bekerja daddy nya.

.
"Daddyy"
Panggilnya manja melihat daddy nya seperti mencek berkas-berkas.

"Hem? Kenapa?"

"Daddy aku mau nanya boleh kan?"
Ucap [Nama kamu] menggelayuti daddy nya.

"Nanya soal apaa?"

"Soal anak baru yang waktu itu"

"Anak om Herry?"

"Umm, ga tau. Pokoknya yang kata daddy waktu ituu"

"Iya iyaa, kenapa dia?"

"Dia ga satu meja sama akuu"

"Terus?"

"Ihh daddy, aku tuhh mau nya dia satu meja sama aku"

"Yaudah besok daddy bilangin ke wali kelas kamu"

"Yess! Makasihh daddyyy"
Ucapnya memeluk daddy nya dan berlalu menuju kamar.

.
Kini jam menunjukan pukul 20.16 malam
[Nama kamu] dan Steffy sedang berada di Salon, salah satu Mall.

"[Nam..]?"

"Hem?"
[Nama kamu] hanya berdehem sambil membaca majalahnya dan menunggu gilirnya disalon.

"Lo yakin?"

"Yakin apa lagi sih"
Ucapnya sedikit malas berbicara.

"Yaa.. yakin soal rambut lo"

[Nama kamu] menatap cermin dihadapannya.
"Gue yakin koo"

"Umm, yaudah"
Ucap Steffy kembali mengutak-atik gadgetnya.

.
Pelajaran hampir dimulai.
Dan semua sudah melihat rambut baru [Nama kamu] yang kini diombre [See Mulmed].

Kini [Nama kamu] tengah menunggu apa yang dijanjikan daddy nya.

Soal pemindahan tempat duduknya bersama Babas (bastian).

"Pagi anak-anak"
Guru jam pertama pun sudah masuk.

"Pagi buu"

Ibu guru tersebut menatap [Nama kamu].
Ia tau apa yang akan terjadi, karna inilah yang ditunggu-tunggu.

"Kita akan mengacak tempat duduk"

Disambut riuh para siswa/i.
Mungkin karna mereka sudah nyaman, sedangkan yang tidak nyaman? Hanya [Nama kamu] seorang.

Pembagian mendekati nomor absen [Nama kamu]. Dan akhirnya..

"[Nama kamu] kamu duduk bersama Iqbaal Dhiafakhri"

Kata-kata itu membuat [Nama kamu] tercengang tak percaya. Bukan ini yang ia harapkan.

"A..apa bu? Sama Iqbaal?"
Ucap [Nama kamu] mendapat anggukan dari Ibu guru.

"Tap..tapi bu saya"

"[Nama kamu] tidak usah pura-pura, turuti saja"
Menurut Bu Angel, ia benar. Iqbaal kan memang anak Herry. Apa yang salah?

Bukannya kata daddy nya sendiri, [Nama kamu] lah yang menginginkannya?

"Sial"
Gumam [Nama kamu] duduk disamping Iqbaal.

☆~☆~☆~☆~☆~☆~☆~☆~☆~☆~☆~☆~☆
Hell ya mæ first story gaizz
Hope u like it ♡

The Ending Of The Story ⚫IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang