Terima kasih sudah mengikuti cerita ini hingga bagian ini. Salam kenal dariku untuk teman-teman yang baru mampir. Love, Ika Vihara(Insta: ikavihara, WhatsApp 0895603879876)
####
Sambil membawa dua tasnya, Vara masuk ke ruangan yang dimaksud Darwin. Sejenak Vara memperhatikan kamar tersebut. Bersih dan rapi seperti tidak pernah ditempati. Masuk akal, karena Darwin bilang lebih sering menginap di kantor. Mana ada orang normal yang menginap di kantor kalau punya rumah senyaman ini?
Vara masuk ke kamar mandi sambil menenteng perlengkapan perangnya. Untung saja ada air hangat di kamar mandi Darwin. Sekalian Vara mencuci rambutnya. Memang tidak nyaman mandi di rumah orang lain. Di rumah Amia saja Vara tidak pernah menumpang mandi. Tetapi Vara juga tidak ingin lagi masuk ke mobil Darwin dengan badan lengket dan bau keringat. Kemarin dia melakukannya dan itu membuatnya tidak percaya diri sama sekali. Sepanjang jalan dia khawatir, kalau dalam ruang tertutup dan sempit seperti itu Darwin akan mecium bau keringatnya. Juga takut membuat bau mobil Darwin. Lebih-lebih, Vara takut Darwin ilfil.
Ada handuk bersih yang masih terlipat di sana, yang bisa dipakai untuk mengeringkan rambut. Tidak ada pengering rambut di rumah Darwin tentu saja. Vara memakai lagi atasan berwarna putih yang tadi dipakai kerja dan mengganti roknya dengan celana jeans pudar. Iya, Vara membawa tas besar dengan perlengkapan tempur lengkap. Semua sudah dipikirkan agar penampilannya tetap oke walaupun habis berolahraga.
Tunggu. Kenapa dia jadi mengkhawatirkan penampilan di depan Darwin?
Vara membuka pintu kamar mandi dengan rambut terbalut handuk. Tangan kirinya mengusap-usap rambutnya yang masih basah dan tangan kanannya membawa pakaian kotor bekas lari tadi. Langkahnya terhenti saat melihat ada seseorang di kamar Darwin, menatapnya penuh tanda tanya.
***
Saat ini rasanya Vara ingin menggali lubang dan merangkak ke dalamnya, lalu berharap bumi menelannya hidup-hidup, seperti yang terjadi pada sinetron-sinetron kuasa Ilahi di televisi. Daripada tertangkap basah—basah kuyup—berada di dalam kamar seorang laki-laki dan tampak sekali Vara nyaman menghabiskan waktu di sini, sampai mandi segala.
"Apa kamu yang namanya Vara?" Gadis muda yang berdiri di depannya bertanya setelah bisa mengendalikan diri.
Vara mengangguk dan bingung kenapa gadis berambut sebahu tersebut tahu namanya.
"Aku Dania. Adik Darwin. Daisy sering menyebut namamu saat kita semua di rumah kemarin." Penjelasan Dania membuat Vara tidak heran lagi kenapa namanya bisa terkenal di keluarga Darwin. Yang membuat Vara bertanya-tanya adalah, Darwin dan Daisy membicarakannya dalam kapasitas apa?
"Sorry. Tadi kukira Darwin yang mandi. Aku nggak tahu kalau Darwin ada ... tamu."
Vara hendak membuka mulut untuk menjelaskan kepada Dania bahwa Vara mandi dan keramas di sini bukan karena sebab apa pun seperti yang dipikirkan Dania. Tidak perlu jadi cenayang untuk bisa tahu bahwa Dania berpikir Vara dan Darwin baru saja tidur berdua.
"Vara, kamu sudah selesai? Aku belikan kamu...." Darwin muncul di ambang pintu kamar sebelum Vara sempat bersuara. "Kenapa kamu di sini? Seharusnya kamu datang hari Sabtu nanti kan?" Melihat ada adiknya di sana, Darwin beralih bertanya kepada adiknya.
Ponsel Darwin lebih dulu berbunyi sebelum Dania menjawab. Vara dan Dania mengikuti Darwin keluar kamar. Duduk di sofa.
"Mama bukan tanya kabar dulu, kenapa langsung tanya itu?" Darwin berdiri menyandar di dinding di samping TV. "Bukan, Ma. Dia bukan pacarku."
![](https://img.wattpad.com/cover/54532607-288-k307098.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVARA: YOU BELONG WITH ME
Любовные романыDari penulis A Wedding Come True dan My Bittersweet Marriage: Darwin Dewanata ingin menikah dengan Savara, yang sedang mencintai Mahir-yang mencintai sahabat Vara sendiri-dan Darwin akan membuat Savara melupakan cinta bertepuk sebelah tangannya lalu...