Malam semua! Walaupun yang vote sedikit, gapapa ;) Setidaknya ada yang nge-vote walaupun baca tanpa kasih vote itu rasanya tidak adil dengan perjuangan saya mengetik cerita ini berjam-jam ;) tolong sekali lagi hargai apa yg sudah kalian baca. Terima kasih.
❤❤❤
Setelah pengakuanku pada Kevin kemarin malam bahwa aku juga merindukan dia. Pagi ini dia sudah muncul di depan pintu rumahku sambil mengenakan kaos berwarna biru dongker dan juga celana jeans belel-nya. Dasar badboy!
Dia mengajakku pergi ke DUFAN. Ya aku sih tidak menolak karena aku bosan dirumah dan jalan-jalan bareng Kevin bukan suatu hal yang buruk tapi... it will be fun, I think....
"Kev, status LINE kamu kemarin-"
"Buat kamu..."ucapnya memotong pembicaraanku. Aku langsung merona mendengarnya. Jadi statusnya kemarin untuk aku, jadi malu. Lalu Kevin dengan tiba-tiba menggenggam jemariku erat, terasa nyaman.
Kevin tersenyum sungguh manis, "Cha, kita naik kora-kora yuk!"ajaknya sambil menunjuk wahan yang berbentuk seperti perahu. It's so scary for me. Aku menggeleng cepat, "Aku gak mau Kev, takut!"ucapku sambil bergidik ngeri melihat sekumpulan orang-orang yang diayun diatas perahu tersebut.
Kevin tersenyum sambil menatapku dengan tatapan teduhnya, "Kan ada aku... gak usah takut ya?"tanyanya sambil mengusap kepalaku dengan lembut. Aku diam dan menatap matanya mencari kesungguhan dari ucapannya barusan.
"Yaudah aku mau,"ucapku sambil mengikutinya berjalan menuju wahana kora-kora.
Kami duduk dibangku paling belakang, ih Kevin ngeselin banget... kenapa pilih bangku yang paling belakang. Kan paling serem yang paling belakang. Kucubit pinggangnya kencang, "Kenapa duduk dibelakang sih? Kan serem, Kev!"ucapku sambil mengerucutkan bibir kesal.
"Paling seru emang yang paling belakang, Cha...."ucapnya sambil menyelipkan anak rambutku ke belakang telinga. Aku hanya mendelik kesal, menyebalkan. Begitu perahunya mulai bergerak, aku langsung memeluk lengan Kevin erat sambil memejamkan mata.
"Kev, kok perahunya gak berhenti-berhenti sih?! Aku takuttttt!"teriakku masih sambil memejamkan mata. Kurasakan usapan lembut di kepalaku, "Bentar lagi, Chaca... sini aku peluk."ucapnya sambil menarikku kedalam pelukannya. Kubenamkan kepalaku di dada bidangnya sambil meremas ujung kaosnya. Hingga akhirnya kulepas pelukan hangat Kevin setelah perahunya berhenti. Aku jadi linglung dan jantungku masih berdetak kencang akibat wahana yang baru saja kunaiki tadi bersama Kevin.
"Kita naik wahana apa lagi ya?"tanyanya sambil menatap seluruh wahana yang ada di DUFAN. Aku menghela napas pelan, "Hhh, terserah kamu aja lah."ucapku pelan, lalu berjalan mendahuluinya. Namun tanganku segera dicekal olehnya. Aku menoleh sambil menaikkan satu alisku, "Apa?"
"Jangan jalan sendirian, nanti kamu digodain cowok lain."ucapnya sambil mencebikkan bibirnya, aku menggelengkan kepala melihat tingkahnya. "Cha, kita naik halilintar yuk!"ajaknya lagi dengan mata berbinar. WHAT IS HE SAYING?!
"NO!" ucapku kencang hingga dia menutup telinganya, "AKU TAKUT DAN JANGAN PAKSA AKU!"ucapku lagi sambil menatapnya tajam. Dia mengalah dan akhirnya mengajakku untuk menaiki ontang-anting.
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah satu begitu aku dan Kevin turun dari wahana niagara. "Kev, sholat dzuhur dulu yuk!"ajakku sambil menunjuk masjid yang berada disana. Kami pun menunaikan ibadah sholat dhuzur lalu setelah itu makan siang di McD.
"Kamu mau nambah es krimnya?"tanya Kevin dengan tatapan lembutnya. Aku menatapnya lalu mengangguk sekilas, "Mauuuu..."
Dia tersenyum lalu segera membelikanku es krim rasa coklat di kasir, dia terlihat cool dengan sikap cueknya. Dia cuek dengan orang lain tapi denganku.... perhatian. Banyak sekali perempuan yang menatapnya penuh minat sehingga membuatku kesal, namun Kevin terlihat biasa saja. Ah jadi seneng sendiri bisa mendapat perhatian lebih dari Kevin. Haruskah aku.....
Ah tidak, ini terlalu cepat.
"Es krim coklat untuk kesayangannya Kevin Edgar Pratama..."ucapnya sambil menyodorkan es krim coklat padaku. Aku mengambilnya dengan semangat lalu segera memakan es krim dengan lahap. Hm delicious...
Dia diam dan hanya menatapku terus menerus membuatku salah tingkah. Kutatap wajahnya, "Kenapa liatin aku terus?"tanyaku dengan berani.
"Kenapa memangnya? Salah kalau aku liatin kamu?"tanyanya balik, aku mengecurutkan bibir kesal, ditanya malah nanya balik. Dasar badboy!
"Suka-suka kamu ajalah,"ucapku masih sambil memakan es krimku tanpa mempedulikannya yang masih saja menatapku tanpa berkedip. Memangnya ada yang salah dengan penampilanku? Aku kan hanya mengenakan kaos lengan panjang berwarna peach dan juga celana jeans. Nothing special.
"Cantik..."lirihnya pelan, namun kuabaikan padahal jantungku udah dag dig dug parah gini. Kenapa jadi gini sih? Ah Kevin, kamu yang sekarang bikin aku takut.... takut untuk jatuh cinta sama kamu.
"Cha, kita naik arung jeram yuk!"ajaknya setelah aku menghabiskan es krimku. Aku menggeleng, "Kita ke istana boneka dulu...."ucapku merajuk. Dia mengangguk pasrah, lalu mengikutiku yang berlarian menuju wahana istana boneka.
"Kev, bonekanya lucu-lucu banget. Bisa gerak-gerak gitu..."ujarku dengan mata berbinar, Kevin tersenyum lalu menggenggam jemariku erat.
"Masih lucuan kamu,"ucapnya sambil terkekeh pelan.
"Emangnya aku boneka APA?!"ucapku sambil memeletkan lidah ke arahnya.
"Iya kamu kayak boneka."ucapnya sambil menarikku mendekat ke arahnya.
"Ih aku tuh gak mau disamain kayak boneka, emangnya aku bisa seenaknya dimainin?"ucapku tanpa jeda sehingga membuatnya tertawa.
Dia menggeleng cepat, "Bukan gitu maksud aku..."ucapnya, namun aku segera menutup mulutnya dengan jari telunjukku sehingga dia menghentikan ucapannya.
"Udah jangan banyak ngomong ah, aku mau liat boneka-bonekanya!"ucapku, lalu memalingkan wajahku darinya.
Dia langsung diam dan hanya mengelus jemariku yang berada dalam genggamannya. Begitu selesai memasuki wahana rumah boneka, kami langsung menaiki wahana arung jeram. It is little bit extreme for me...
Hampir sekujur tubuhku basah akibat air yang mengenai wajah dan bajuku, ini semua karena Kevin... Kenapa coba dia ngajakin aku naik arung jeram? Aku memukul lengannya pelan, "Liat nih baju aku basah semua, gara-gara kamu pokoknya! Ih nyebelin-nyebelin!!!"ucapku kesal sambil menghentak-hentakkan kakiku kesal.
"Aku minta maaf ya... biar cepet kering mending kita naik bianglala aja yuk!"ucapnya sambil mengajakku berlari menuju wahana bianglala. Udara malam hari memang begitu dingin terlebih aku dan Kevin sedang menaiki wahana bianglala. Kupeluk tubuhku untuk menghangatkan tubuhku yang mulai menggigil terlebih dengan bajuku yang masih basah. Tiba-tiba Kevin menyampirkan jaketnya dipundakku dan menarikku mendekat kearahnya sehingga tubuh kami menempel. Dia menarikku kedalam pelukannya, "Cha... aku sayang kamu. Kapan kamu sadar?"lirihnya pelan, aku tertegun dalam pelukannya.
Aku diam dan malah membenamkan kepalaku di dada bidangnya, kupeluk dia erat. Aku gak tau harus bicara apa sekarang, haruskah aku terima aja cinta Kevin? Tapi dihati aku masih ada Kafka. Ah jadi bimbang gini, tapi aku juga gak boleh menggantungkan perasaan seseorang terlebih orang itu Kevin. Kupejamkan mataku dan berpikir keras. Haruskah aku terima perasaan Kevin? Mungkin ini cara untuk melupakan Kafka... Ya benar.
"Kev, kamu serius dengan perasaan kamu?"tanyaku pelan sambil mendongakkan wajahku ke arahnya. Dia menatapku dalam dan mencium keningku, lama. Kupejamkan mataku merasakan kehangatan dari ciumannya di keningku.
"Kalau aku gak serius buat apa aku masih ngejar kamu sampe sekarang?"tanyanya sambil tersenyum tipis. Aku mengangguk pelan, iya sih.... tapi apa benar si badboy benar-benar cinta sama aku?
"Aku cinta kamu, Cha. Gak akan berubah sampai kapanpun. Dari dulu. Sekarang. Hingga nanti. Aku akan tetap mencintai kamu. Aku sayang kamu dan aku ingin menjaga kamu selamanya disisiku. Jadi pacar aku ya, Cha?"ucapnya panjang lebar yang membuatku takjub. Ini Kevin si badboy?
Aku mengangguk pelan tanpa mau menatap matanya, aku malu. Lagipula tidak ada salahnya dicoba, Kevin cinta sama aku dan tidak menutup kemungkinan suatu saat aku bisa mencintainya sepenuh hati.
Kevin tersenyum dengan mata berbinar, dia menatapku dalam "Kamu serius mau jadi pacar aku?"tanyanya tidak percaya. Aku mengangguk sekali lagi, "Iya aku serius, kalau gak percaya.. yaudah aku lompat aja dari atas sini ya?"tanyaku sambil mengerucutkan bibir.
Dia segera memelukku erat, "Gak boleh lompat, kamu harus tetap disisi aku..."ucapnya merajuk. Aku tersenyum tipis, manjanya keluar.
Aku mencubit pinggangnya pelan, "Tapi inget ya, kamu gak boleh ngegombal terus!"ucapku sambil menatapnya tajam. Dia mengerutkan keningnya, "Loh kenapa?"
"Pokoknya jangan ngegombal!"ucapku lagi tanpa mau memberikan alasan yang jelas. Dia hanya bergumam tidak jelas lalu memelukku kembali dalam dekapan hangatnya. Tiba-tiba aku teringat akan satu hal, "Kev, selfie yuk!"ucapku dengan mata berbinar. Dia terlihat senang dengan ajakanku barusan. Dia keluarkan ponselnya lalu mengabadikan foto kami disana dengan berbagai pose.
"Love you..."bisik Kevin ditelingaku. Aku merinding begitu mendengar perkataan Kevin barusan. Aku tersenyum tipis lalu mengecup pipi Kevin sekilas.
---
Aku dan Kevin mampir dulu ke kedai es krim tempat favoritku ketika hati sedang gundah gulana. Kevin memesankan es krim dengan beraneka rasa untukku. Dia memilih untuk duduk disebelahku, katanya sih biar gak ada yang godain aku. Ada-ada aja si Kevin...
"Cha, suapin..."ucapnya manja sambil mendekatkan wajahnya padaku. Kugelengkan kepalaku melihat tingkahnya yang menyebalkan. Bayangkan, kami baru saja resmi pacaran dua jam yang lalu di Dufan dan sekarang dia udah manja banget kayak gini. Hff Kevin...
"Manja!"ucapku sambil mengerucutkan bibir dengan kesal. Dia terkekeh pelan, "Sekali..... aja."ucapnya sambil menunjukkan puppy eyes-nya. Mau tidak mau, aku menyuapinya es krim rasa coklat ke dalam mulutnya. Dia tersenyum senang begitu aku menuruti kemauannya. Dasar badboy!
"Sekarang aku ya yang suapin kamu..."ucapnya lalu mengambil sendok yang berada ditanganku dan menyuapiku es krim rasa strawberry ke dalam mulutku. "Kev belepotan ih!"teriakku sambil menjauhkan sendok yang berada ditangannya dari mulutku.
"Gapapa, lucu."ucapnya sambil menyeka es krim yang membekas di sudut bibirku dengan tissue. Aku menepisnya, "Jangan ngegombal!"ucapku sambil mengembungkan pipi. Dia mencubit gemas kedua pipiku, "Pulang yuk! Udah malem nanti aku diomelin papa kamu."
Kevin menggenggam tanganku hingga parkiran, dia membukakan pintu mobilnya untukku. "Silahkan masuk kesayangannya Kevin..."ucapnya sambil mengerlingkan matanya padaku.
Kubuka sedikit kaca mobil Kevin sambil memejamkan mata merasakan kesejukan angin malam bersama Kevin.... hingga akhirnya aku tertidur. Kurasakan sebuah tepukan hangat dipundakku, "Hm.."ucapku sambil mengucek mata.
"Udah sampe Cacha..."ucapnya lembut sambil mengusap pipiku lembut. Aku memejamkan mata lagi, "Hei... mau aku gendong sampe kamar?"tanyanya lagi yang langsung membuatku membuka mata kembali. Aku mencubit pipinya, "Jangan berani-berani melakukan hal itu!"ucapku sambil memeletkan lidah.
Dia terkekeh pelan, "Ya makanya bangun sayang..."ucapnya dengan lembut. Apa katanya tadi... sayang? Kok aku jadi dag dig dug gini sih.
"Iya ini udah bangun tau..."ucapku sambil tersenyum manis padanya, "Makasih ya Kev buat hari ini..."ucapku dengan tulus. Kevin menggenggam jemariku erat, "Makasih juga udah nerima aku jadi pacar kamu... aku gak bakal kecewain kamu."ucapnya sambil mengeratkan genggamannya pada tanganku.
"Aku gak butuh janji Kev..."ucapku sambil melepas genggaman tangan Kevin dan menangkupkan jemariku pada kedua pipinya. Dia menatapku intens, "Hm..."gumamnya pelan sambil terus menatapku dalam membuatku salah tingkah.
"Cha..."
"Hm?"
"Cium dong."
Kutabok saja pipinya, lagi main asal minta cium. Dia cemberut begitu mendapat tabokan di pipi dariku. "Kok kamu tega sih nabok aku?"
"Lagian minta cium!"
"Emangnya aku minta cium dimana?"
"Di bibir kan?"ucapku soktau.
Dia tertawa begitu mendengar perkataanku, "Di pipi Cacha..."ucapnya masih sambil ketawa, "Tapi... kalo kamu mau cium di bibir sih aku gak nolak."ucapnya lagi.
"KEVIN NYEBELIN!"ucapku, lalu segera berbalik untuk membuka pintu mobil namun Kevin menahan lenganku. "APA?!"tanyaku galak. Dia diam dan tiba-tiba menarikku kedalam pelukannya. Aku berusaha menetralkan debar jantungku yang berdetak tidak karuan seperti ini.
"Jangan galak ah sama pacar."ucapnya sambil mengelus rambutku dengan sayang. Aku hanya bergumam pelan, "Hm."
"Udah ya aku mau turun, lagi udah malem nanti kamu kemaleman sampe rumah..."ucapku sambil mendongakkan kepala untuk melihat wajahnya. Dia tersenyum manis lalu mendaratkan bibirnya di keningku lama...
"Good night sayang..."ucapnya sambil mengacak-acak rambutku. Aku mengerucutkan bibir kesal dengan perlakuannya, "Berantakan Kev!"
"Tuhkan galak lagi..."
"Kamunya sih..."
"Yaudah buruan kamu masuk kerumah... nanti aku bawa pulang kerumah sekalian nih kamunya!"ucapnya yang membuatku membulatkan mata begitu mendengarnya.
"Iya iya aku turun. Ohiya kamu jangan kebut-kebutan bawa mobilnya. Kalo udah sampe rumah kabarin aku."ucapku sebelum benar-benar turun dari mobilnya. Kulambaikan tanganku sebelum mobilnya meninggalkan rumahku.
❤
Jangan lupa vomment-nya ;)
Salam hangat dariku, rindingdong❤
YOU ARE READING
Antara Aku, Kau dan Dia
Teen FictionKafka, lelaki yang kucintai sejak duduk di bangku sekolah mencintai sahabatku. Aku harus mengubur perasaanku dalam-dalam. . Kevin, lelaki yang dulu dikenal dengan julukan 'bad boy'. Kini sudah menjadi lelaki yang berbeda 360 derajat dari sejak terak...