Selamat malam semua! Semoga masih pada setia nungguin cerita ini yaaa. Maaf kalo update-nya lama.
Happy Reading♡
▪▪▪▪▪
#Kafka POV
Kuliah kembali aktif dan itu bisa membuatku kembali melihat wajahnya tiap saat! Aku berniat memberikan gelang yang sudah kubeli sejak lama padanya. Aku akan mengajaknya jalan nanti malam, lalu memberikan gelang itu padanya. Kalau perlu, aku yang memakaikan gelang itu di tangannya!
.
Kuhampiri Cacha yang sedang duduk bersama teman-temannya di kantin. Dia seperti biasa selalu memesan menu yang sama. Apa gak bosen makan itu-itu aja?
Senyum yang tadinya tersungging di wajahnya seketika memudar.
"Hey, Cha!"sapaku dengan menunjukkan senyum terbaikku. Biar dia terpesona...
"Ada apa?"tanyanya dengan tatapan tak sukanya. Miris banget....
"Nanti malam free gak?"tanyaku sambil menggaruk tengkukku, gugup.
Dia berpikir sejenak, "Emangnya ada apa?"
"Aku mau ajak kamu jalan..."
"Hm gimana ya...." dia terlihat berpikir, lalu menatapku dengan iba.
"Please, Cha..."ucapku memelas.
"Yaudah, tapi bentaran aja ya. Soalnya besok ada kelas pagi."ucapnya yang membuatku tersenyum bahagia!
.
Aku menjemputnya pukul setengah delapan. Tadi selesai sholat isya, aku berdoa supaya hubunganku dengan Cacha membaik. Dia bisa luluh lagi dan kami akhirnya..... bertunangan, and then... get married!
Begitu mobilku sampai di pekarangan rumahnya, kulihat Cacha sudah menungguku di teras rumahnya. Dia cantik sekali malam ini."Kamu gak on time banget sih!"ucapnya marah.
"Iya maaf, tadi aku sholat dulu. Ini aja udah ngebut banget biar gak telat-telat banget."ucapku pelan, "ohya, orangtua kamu mana?"
"Di dalem lagi pada nonton. Emangnya kenapa?"tanyanya galak.
"Ya gapapa sih, aku pengin pamit aja sama mereka."
"Aku udah bilang kok ke mereka kalo aku jalan sama kamu."
"Oh gitu. Yaudah yuk, nanti keburu kemaleman."
.
Aku tau kesukaan perempuan yang sedang duduk cantik dihadapanku. Dia suka sekali makan makanan yang manis-manis. Maka itu aku ajak dia ke RIVA Grill Bar & Terrace.Dia terlihat sangat senang namun aku tau dia tak mau menunjukkan ekspresi senang itu padaku. Begitu mendapatkan spot terbaik di restaurant ini, Cacha langsung memesan Raspberry Chocolate. Aku tersenyum kecil melihat ekspresinya yang terlihat berbinar-binar setelah melihat menu yang ia pesan dihidangkan langsung dihadapannya.
YOU ARE READING
Antara Aku, Kau dan Dia
Teen FictionKafka, lelaki yang kucintai sejak duduk di bangku sekolah mencintai sahabatku. Aku harus mengubur perasaanku dalam-dalam. . Kevin, lelaki yang dulu dikenal dengan julukan 'bad boy'. Kini sudah menjadi lelaki yang berbeda 360 derajat dari sejak terak...