episode 6 - real story

283 10 1
                                    

Seorang gadis terjatuh tepat di hadapan empat sekawan yang sedang berjalan.

Gadis cantik dengan rambut panjang bergelombang berwarna kuning. Pupil mata kanannya berwarna kuning dan satunya lagi hitam.

"Kau tidak apa-apakan?" Fan menghawatirkan gadis itu.

"Aku... tidak apa-apa." Jawab gadis itu.

"Apa ada yang sakit?" Laila memeriksa tubuh gadis itu dengan teliti.

"I'm okay" jawab gadis itu sambil mencoba berdiri.

"Bagaimana kau bisa terjatuh?" Sekarang Ryu yang bertanya.

"Aku hanya terhempas dari latihanku" jawab gadis itu.

"Latihan apa memangnya?" Tanya Ryu lagi.

"Mmm... aku tidak bisa mengatakannya." Kata gadis itu sambil berjalan masuk kedalam rimbunan pepohonan.

"Siapa namamu?" Art berteriak dengan keras.

"Dai" jawab gadis itu dari balik pepohonan.

"Sebaiknya kita kembali melanjutkan perjalanan kita." Kata Fan sambil membersihkan celananya yang penuh dengan debu.

"Sebenarnya, kita mau kemana? Dan apa tujuan kita?" Tanya Laila.

"Kita hanya punya satu tujuan. Tujuan kita adalah menggulingkan presiden Carlo dari posisinya." Jawab Fan.

"Kita harus mengembalikan perdamaian di negeri ini. Kita adalah orang yang beruntung, karena kita terlahir sebagai anak kolomerat yang tidak menginginkan kejahatannya bertambah." Ryu menambahkan perkataan Fan.

"Laila, kau tidak suka melihat penindasan terhadap orang lemah, kan?" Tanya Art.

"Tentu saja aku tidak suka" jawab Laila. "Tapi, apa benar jika presiden Carlo melakukan itu semua?" Tanya Laila.

"Jika kau mengikuti semua tes akademi pokemon dengan baik, maka kau tidak akan mengetahui hal seperti ini." Jawab Fan.

"Akademi pokemon mendukung presiden Carlo. Bukan hanya akademi pokemon yang mendukung presiden Carlo, banyak perusahaan asing yang juga mendukungnya demi kemajuan perusahaan mereka." Tambah Ryu.

"Jadi musuh kita bukan hanya presiden Carlo?" Tanya Laila.

Ketiga pria itu mengangguk dengan irama yang sama.

"Sebaiknya kita berlatih untuk mengalahkan mereka." Kata Fan sambli menggenggam pokeball di tangan kanannya.

"Sebentar aku mau melihat pokenav dulu." Ryu mengeluarkan pokenav dari tasnya dan membuka aplikasi peta.

Ryu melihat posisinya saat ini dan dia menunjuk jalan yang ada di peta. Terus mengikuti jalur peta hingga melihat sebuah bangunan. Ryu menyentuh gambar bangunan di peta. Data bangunan itu keluar dengan rinci.

"Ada sebuah bangunan di ujung jalan ini. Ini sebuah pusat tenaga listrik tua yang sudah di tinggalkan. Ada yang mau berjalan-jalan disana?" Tanya Ryu.

"Sebaiknya kita pergi kesana supaya tidak penasaran." Saran Art.

"Baiklah ayo berangkat!" Seru Fan dan Laila hampir bersamaan.

Mereka berempat berjalan dengan sedikit mengendap-ngendap. Takut jika kejadian seperti di home of flame terjadi lagi. Mereka memasuki wilayah bangunan itu tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Tiba-tiba, seekor magmar menyemburkan api dari mulutnya. Fan dan yang lainnya menghindari serangan Magmar, tapi mereka tidak tau kalau ada Electabus di belakang mereka yang sudah siap melancarkan pukulan halilintarnya. Laila terkena pukulan itu dan dia terkapar di lantai halaman.

Pokemon MixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang