episode 14 : training day

185 13 0
                                    

"Danger. Danger. We are under attack." Suara alarm kembali terdengar.

"APA?" Laila terpelonjak dari kasurnya dan berlari kearah bilik teman-temannya.

"Laila. Cepat kita keluar dan lihat apa yang terjadi." Fan segera menarik tangan Laila dan Art.

Mereka berlari mengikuti arus. Menuju sebuah lapangan yang super duper luas.

"Semuanya, ini adalah hari dimana kita akan berlatih sebelum kita melawan pasukan presiden Carlo." Lionel terlihat makin gagah dan tampan dengan seragam berwarna kelabunya. Topi pad berwarna senada juga menghiasi tubuhnya.

"Sekarang keluarkan pokemon andalan kalian. Dan latihan pun akan dimulai." Profesor Siska terlihat sangat senang dengan suasana latihan yang riuh ini.

"Balziken keluarlah." Fan memilih Blaziken.

"Pachirisu aku pilih kau." Laila dengan semangat mengeluarkan Pachirisu dari dalam pokeballnya.

"Apa yang harus kulakukan? Siapa yang akan menjadi lawanku? Huaaa aku takut." Art sepertinya frustasi dengan semua ini. "Aku bingung. Siapa saja keluarlah." Art mengambil salah satu pokeballnya secara acak dan melemparnya. Dan sesosok naga air keluar dari dalamnya. Ya, dia adalah Gyarados.

"Apa kalian sudah siap untuk latihan kalian?" Tanya profesor Siska dengan megafonnya yang entah dia dapat dari mana.

"Yooo. Yaaa." Suara sorakan para trainer terdengar jauh lebih kencang dari suara petir.

"Baiklah. Keluarkan mereka." Profesor Siska memerintahkan beberapa pasukan untuk membuka gerbang dan dari balik gerbang itu, keluarlah pokemon-pokemon yang setidaknya memiliki level 99.

Pokemon-pokemon itu adalah pokemon khusus yang dilatih untuk melatih pokemon milik para pemberontak. Pokemon khusus itu terdiri dari berbagai spesies pokemon yang ada. Diantaranya adalah Charizard, Blastoise, Venusaur, Mamoswine, Ninetail, dan lain sebagainya.

"Latihan dimulai." Lionel memulai latihan dengan menekan tombol merah yang ada dihadapannya. Suara terompet terdengar sangat keras.

"Ayo maju!" Seru seseorang diantara mereka. Dan ini manjadi tanda bahwa pelatihan telah dimulai.

Fan memiliki lawan yang sulit. Lawannya adalah Peliper, pokemon burung pelikan. Tipenya adalah water-flying. Ini sangat ampuh untuk melawan Blaziken yang bertipe Fire-figth.

"Blaziken, blazekick." Blaziken menendang Peliper dengan kuat. Tap itu saja masih kurang.

Peliper membalas dengan jurus surf. Sebuah ombak besar datang secara tiba-tiba dari arah Peliper. Menerjang Blaziken yang berada dihadapannya.

"Blaziken!" Fan meneriakkan nama Blaziken dengan lantang. Menyadarkan Blaziken untuk menghindari serangan Peliper.

"Bagus Blaziken." Fan terlihat sangat senang karena Blaziken mampu menghindari serangan Peliper yang sangat berbahaya tadi.

Disisi lain, Art sedang berusaha mengalahkan seekor pokemon yang cukup unik. Pokemon itu adalah Ditto. Musuh Art adalah seekor pokemon peniru yang handal. Apalagi level lawan Art itu 99. Ini akan menjadi pertarungan yang sangat sengit.

Ditto menggunakan jurus transform. Dia berubah menjadi Gyarados. Ini adalah keahlian yang dimiliki oleh Ditto sang pokemon peniru. Ini seperti menonton pertarungan antara Gyarados. Yang menjadi pembeda mereka hanyalah warna. Gyarados milik Art itu normal jadi warnanya biru. Sementara Ditto adalah shiny, jadi warnanya Gyaradosnya merah.

"Gyarados, dragonbreath." Art memulai pertarungan mereka dengan teknik nafas naga.

Ditto kena. Tapi, tidak memiliki dampak yang berarti. Ditto membalas dengan raindance. Hujan lebat dengan tiba-tiba mengguyur bumi. Membuat tanah lapangan ini becek. Beberapa pokemon yang tak mampu menahan damage dari hujan mengalami penurunan dalam serangan.

"Gyarados, bite." Gyarados terbang dan menggigit Ditto. Pertarungan antara Gyarados dan Ditto begitu seru. Tapi ada pertarungan yang lebih menyenangkan disisi lain lapangan ini.

Laila sedang berusaha mengatur pergerakan Pachirisu dalam melawan pokemon yang lumayan besar. Lawan Pachirisu adalah Steelix.

Steelix adalah pokemon bertipe steel-rock. Dia memiliki ukuran yang super besar. Pertarungan antara Pachirisu yang bertubuh kecil melawan Steelix yang bertubuh besar ini akan menjadi salah satu pertarungan yang unik.

"Pachirisu, thunderwave." Laila memulai dengan melunpuhkan lawannya dengan kawah petir.

Dengan begini, Steelix mendapatkan efek paralyzed. Efek ini membuat Steelix tidak dapat menyerang dalam beberapa putaran. Tapi jika beruntung, dia tidak akan terpengaruh oleh efek ini.

"Pachirisu, thundershock." Laila menyerang Steelix tanpa henti. Memanfaatkan kesempatan untuk menyerang selagi Steelix sedang mengalami efek Paralyzed.

Pertarungan latihan ini berlangsung cukup lama. Hingga sebuah dentingan terdengar cukup keras. Pertanda bahwa latihan telah berakhir. Dan ini adalah saat yang ditunggu-tunggu oleh semua orang. Sarapan.

"Akhirnya." Art membaringkan tubuhnya dilapangan. Merasa lega karena sesi latihan sudah selesai.

"Art. Sebaiknya kau mandi dan bersiap untuk sarapan." Shafa menghampiri tubuh Art yang terbaring lemah ditanah lapangan yang dingin ini.

Hujan yang tadi dibuat oleh Ditto mulai mereda. Suasana lapangan mulai sepi. Manusia dan pokemon yang tadi berlatih disini, kini mulai meninggalkan tempat ini. Suasananya begitu sepi. Hingga membuat mata Art terpejam perlahan dan menikmati suasana sendiri ini.

"Sebaiknya aku jalankan saran dari Shafa." Art berdiri dan segera menuju kebilik mandi yang berada di dekat lapangan ini.

Kali ini lapangan benar-benar kosong. Tidak siapa pun disini. Hanya hembusan angin dan cahaya matahari yang menghiasi lapangan ini. Tunggu. Apa itu? Seseorang sedang berdiri disudut lapangan. Dia menggunakan kemampuan Kecleon dalam menyamar ditempat terbuka.

"Sebaiknya aku kabarkan ini kepada presiden." Lelaki itu menghilang dari tempatnya berdiri. Dalam waktu sekejap.

Diruang makan, Art, Fan, & Laila sedang asik mengunyah makanan mereka. Suasananya begitu sunyi diantara mereka. Tidak ada yang memulai percakapan. Sepertinya mereka benar-benar lapar.

"Apa kalian pernah berpikir tentang Ryu?" Tanya Fan disesela keheningan mereka.

"Penghianat seperti dia tidak pantas dipikirkan." Kata Laila sambil mematahkan salah satu sumpitnya.

"Sebenarnya, aku pernah memikirkan alasannya menghianati kita." Art tidak mengalihkan pandangannya dari sayur dan beri yang ada dimejanya.

"Apa kau menemukan sesuatu?" Tanya Fan dengan nada tenangnya.

"Yang ada dipikiranku adalah, dia hanya tidak punya pilihan." Art menatap Fan dengan tatapan kosong.

"Tidak punya pilihan? Apa maksudnya?" Laila berbicara dengan nada yang sedikit kasar.

"Karena presiden Carlo adalah pamannya dan pasti ayah dan ibunya mendukung itu." Kata Art lalu pergi dari meja makan.

Dua lainnya hanya bisa tertunduk dan menatap kosong makanan mereka.

Ditempat lain, Shafa dan prof. Siska sedang membicarakan sesuatu. Mereka sedang membuat sebuah ancang-ancang untuk melompat ketahap selanjutnya. Tapi melihat perkembangan pasukan mereka yang terlalu lambat, sepertinya mereka akan menambah jam latihan. Lionel juga berpendapat seperti itu.

Tapi, sepertinya mereka terlambat. Pasukan presiden Carlo sudah mulai mempersiapkan diri mereka. Siap untuk membumi hanguskan tempat para pemberontak. Sekaligus para pemberontaknya.

############################

Hai. . . Hai. . .
Gimana episode yang ini? Menarikkah? Membosankankah? Atau aneh? Tolong beri tau author donk. Author lagi kepo nih.

Jawab pertanyaan Author ya. Biar makin wow lagi cerita selanjutnya.

Udah itu aja yang mau author sampaikan. Ngak banyak babibubebo. Ntar pada kabur lagi.

Bye-bye everybody.

See you in next chapter :)

Pokemon MixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang