Note:
Beberapa karakter di cerita ini memakai nama asli artis/aktor Korea. Terlepas dari itu, ini hanyalah cerita fiksi semata yang sengaja dibuat tanpa kepentingan apa pun selain hiburan. Tak ada maksud penulis membuat seorang karakter karena ketidaksukaan atau offended suatu grup fans atau apa pun itu. Jadi tolong bedakan antara pribadi di dunia nyata dengan karakter dalam kisah fiksi.
Seperti biasa, yang suka atau tidak suka dinanti comment dan vote nya.
~o0o~
Jung Il Woo melangkah masuk ke dalam sebuah kedai langganannya yang terletak jauh kedalam sebuah gang. Jika kalau bukan karena sebuah pengejaran, mungkin ia sendiri takkan bisa menemukan kedai mie ramyon terlezat yang pernah ia rasakan seumur hidupnya dikarenakan letakkan yang sangat jauh dari keramaian. Ia bahkan meninggalkan mobilnya didepan jalan raya karena posisi jalan yang tak memungkinkan dilalui oleh sebuah mobil.
“Selamat datang.” Sapa pemilik kedainya langsung begitu melihat Il Woo yang langsung mengambil duduk tepat dihadapannya. “Sudah lama kau tak kemari. Bagaimana pekerjaan mu?” tanya pria paruh baya itu yang sepertinya sudah sangat mengenal Il Woo.
“Sudah hampir tiga bulan.” Il Woo tersenyum singkat. Ia bisa melihat bagaimana pria pemilik kedai langsung membuatkan mie ramyon kesukaannya itu tanpa perlu dia minta. “Yah…seperti yang kau tahu…pekerjaan ku takkan pernah selasai. Para penjahat itu selalu saja mengganggu waktu santai ku.” Il Woo menganggukkan kecil sambil memutar kepalanya mengamati keadaan kedai. Ada sepasang pria dan wanita sedang menikmatii hidangan mereka dengan sambil sesekali mengobrol asyik di pojokan ruangan. Lalu tiga orang pekerja proyek yang terlihat sangat terburu-buru menghabiskan isi mangkoknya. Dan seorang pria lagi yang duduk disampingnya sedang sibuk dengan ipad ditangannya.
“Ini pesanan mu. Aku telah menambahkan bubuk cabe ektra seperti penanan mu biasanya.” Kata pemilik kedai. Satu hal yang paling disukai oleh Il Woo di kedai ini selain cita rasa mienya adalah, bagaimana pelayanan sang pemilik. Ia bisa mengingat semua pelanggannya beserta keinginan mereka masing-masing. “Mengapa kau tak datang bersama gadis mu itu?”
Il Woo meniup untaian mie diantara jepitan sumpitnya. “Dia lebih sibuk dibandingkan aku.” Kata Il Woo tertawa kecil kearah pemilik kedai. “Terimakasih…ini enak sekali. Rasanya tak pernah berubah.” Puji Il Woo begitu memasukkan suapannya kedalam mulut. Pemilik kedai tersenyum dan mengangguk kecil meminta Il Woo meneruskan makannya sementara ia berlalu untuk melayani seorang pelanggan yang baru saja masuk.
“Hei…apa kau seorang polisi?” tanya pria ber-ipad tadi kepada Il Woo. Kini tingal mereka berdua. Pasangan dan peara pekerja tadi sudah menyelesaikan makannya dan pergi. Sementara pelanggan yang baru masuk tadi membungkus makanannya untuk dibawa pulang.
Il Woo menolehkan kepalanya. Ia sudah membersihkan isi mangkuk besarnya. “Benar.” Ada kebanggaan yang tersirat dalam ucapannya saat mengatakan hal itu.
“Wah…aku tak menyangka akan bertemu teman seprofesi disini.” Kata pria itu menarik ujung bibirnya tersenyum.
“Kau juga seorang polisi?” tanya Il Woo tak percaya. Pria itu mengangguk.”Di kepolisian mana?” tanyanya lagi. Jika memang benar ia bergabung dalam kepolisian Incheon maka seharusnya ia mengenal wajah asing disampingnya ini.
“Ah…aku bekerja di kepolisian Inchaeon.” Kata pria itu tersenyum mendapati tatapan mata penuh selidik khas polisi. Ia tahu Il Woo tak sepenuhnya percaya pada ucapannya. “Aku bukan dari kepolisian Incheon, itu sebabnya mungkin kau tak familiar dengan wajah ku. Lagi pula di Inchaeon aku di bagian Cyber Crime. Polisi yang banyak menghabiskan pengejaran di dunia maya dibandingkan kau yang di dunia nyata. Aku tidak bekerja dengan kaki dan otot seperti yang kau lakukan, tapi dengan jemari dan otak. Maaf…bukan maksudku mengatakan kalau kalian tak punya otak.” Pria itu menyimpan ipadnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(not) Accidentally in Love - Cyber Crush
FanfictionSearch result: Search request: “Moon Chae Won” Location: #heck Status: Currently online Joong Ki menautkan jari jemarinya dan terdengar bunyi bergemeletuk. Ia mematahkan ke kanan dan ke kiri kepalanya, melonggarkan urat lehernya. Ia mulai mengetik d...