19 # A Story (2)

1.7K 82 23
                                    

Door!!!

“Eomma! Eomma!!” teriak Joo Won memeluk tubuh ibunya yang ambruk di lantai. Joo Won langsung mengangkat kepala ibu nya dan menaruhnya di paha. “Tolong!” Teriak Joo Won menatap sekeliling dengan mata berkabut. Ia melihat dari jauh para pria berpakaian serba hitam dengan masker menutup wajah dan sniper di tangan mereka berlarian menyerbu ke dalam gedung.

“Ada korban sipil!” teriak salah satu dari mereka yang menghampiri Joo Won dan ibunya. Lalu beberapa petugas medis datang menghampiri. Salah seorang petugas medis menarik tubuh Joo Won menyingkir agar mereka bisa segera memeriksa kondisi ibu nya. Joo Won berdiri mematung melihat tubuh ibu nya di angkat dengan sangat hati-hati dan di letakkan ke crashcart.Perlahan Joo Won mengalihkan pandangan matanya kearah kedua telapak tangannya. Tangannya penuh darah. Darah dari ibu nya.

Joo Won langsung berlari mengikuti langkah kaki para petugas medis yang membawa ibu nya masuk ke dalam ambulance. Airmatanya masih terus mengalir. Ia hanya duduk diam tak berani bergerak sedikit pun. Ia tak ingin menggangu kerja para petugas medis yang sedang melakukan pemeriksaan pada kondisi ibu nya. Dengan jelas Joo Won bisa melihat sebuah lubang hitam yang terus mengalirkan darah segar keluar dari dahi ibu nya.

“Wanita ini tertembak pada pelipis dahi nya.” lapor seorang paramedis begitu melihat seorang pria berjas putih berlari kearah mereka. Joo Won membaca nametag pada jas putih pria itu. Aoyama Takeshi.

“Kita akan langsung melakukan operasi!” pria berjas putih itu berlari disamping crashcart ibu nya. Joo Won mengikuti langkah lebar-lebar para lelaki itu. “Siapkan segala sesuatunya!” Perintahnya kepada perawat. Perawat tadi langsung berlari untuk melakukan perintah sang dokter.

“Ruangan telah siap, dokter!” Perawat tadi memberikan laporan. Dokter Takashi mengangguk. Mereka baru saja sampai di depan ruangan saat dari arah berlawanan beberapa dokter dengan seorang pria diatas crashcart juga berhenti di depan ruang operasi.

“Dokter Takashi! Apa yang kau lakukan!” bentak salah seorang dokter kepada dokter Takashi.

“Pasien ini memerlukan penanganan secepatnya. Tak banyak waktu lagi!” kata dokter Takashi dan memerintahkan perawat mendorong crashcart untuk masuk.

“Tidak bisa! Apa kau tak tahu siapa pasien ku ini?!” katanya membuat semua mata memandang pria diatas crashcart yang tersenyum congkak. “Dia adalah petinggi parlemen!”

“Aku tak mengenalnya, dokter Jeong! Lagi pula pasien mu itu tidak dalam kondisi kritis.” Dokter Takeshi menyerahkan kembali laporan medis pria itu kembali ke tangan dokter Jeong yang sebelumnya ia rebut. “Kita tak punya banyak waktu lagi. Cepatlah!” Dokter Takeshi menepis tangan dokter Jeong yang mencoba menahan laju crashcart ibu Joo Won. “Meski pun ia seorang presiden...aku akan tetap mendahulukan pasien yang benar-benar lebih dulu membutuhkan pertolongan.” desis dokter Takeshi yang dapat didengar oleh semua orang. “Berikan dia obat penahan rasa sakit dan dia bisa bertahan selama 3 jam ke depan hingga ruang operasi lainnya kosong.” Dokter Jeong menggemeletukkan giginya melihat dokter Takeshi akhirnya masuk ke dalam ruang operasi.

Joo Won terus berdiri di depan ruangan operasi. Sudah 4 jam ibu nya di dalam dan masih belum ada kabar apa pun tentangnya. Joo Won menggepalkan kedua telapak tangannya menyerupai tinju mengingat kembali bagaimana perlakuan pejabat tadi yang langsung memarahi dokter Jeong karena tak berkutik menghadapi dokter Takeshi. Bahkan dengan sombongnya, pria tadi langsung bangkit dari baringnya dan berjalan entah kemana. “Dengar nak...ibu mu itu tak memiliki harapan hidup. Jika pun  dokter Takeshi berhasil mengoperasinya, ibu mu...akan koma, atau jika kau beruntung, hidup cacat.” Joo Won memejamkan matanya terbayang kembali pada perkataan dokter Jeong tadi.

(not) Accidentally in Love - Cyber CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang