Apa, Lo Di Datengin Ceu Kunti Yo?

765 36 0
                                    

Apa? Lo di datengin ceu kunti, Yo?

Keadaan ruang kelasku, XII IPA 5 saat sudah ini sudah mirip pasar, ribut sana-sini berisik udah gitu gaduh juga. Maklum nggak ada guru, ada yang melempar-lempar kertas, ada yang sedang menulis, ada yang sedang mengobrol juga seperti yang di lakukan aku dan kedua sobatku saat ini. Kami asyik membicarakan perihal aku yang tadi pagi melihat ceu kunti bernama Ify.

Aku tahu mungkin mereka tidak akan menyangka, karena aku pun demikian, siapapun kurasa tidak akan menyangka kalau dirinya tiba-tiba bisa melihat makhluk halus di pagi buta bukan dimalam hari, setidaknya kalau di malam hari mungkin wajar, namun ini pagi hari? Rasanya bukan saat yang lazim untuk seseorang bisa melihat makhluk halus itu.

"Apa? Lo di datengin ce kunti pagi-pagi?" kaget Cakka, salah satu sobat kentalku. Tuh kan! Aku juga bilang apa, pasti kedua temanku juga kaget sama seperti aku yang kaget ketika tahu seorang perempuan yang ku anggap manusia sehingga aku ajak mengobrol tiba-tiba saja menghilang dalam beberapa detik.

"Tapi gimana bisa Yo?" tanya Gabriel satu lagi sobat kentalku yang kini duduk menghadapku, kebetulan aku memang duduk sebangku dengan Cakka dan Gabriel dengan Goldi di teman sekelasku yang lainnya.

"Tadi pagi waktu gue mau keluar gue lihat cewek sembunyi di balik pohon Mangga sambil terus liatin rumah gue. Karena penasaran gue samperin tuh cewek, pas udah deket gue ngerasa aneh sama tuh cewek, mukanya pucet kayak mayat, rambutnya berantakkan gak berbentuk bajunya putih terus panjang sampe nutupin kaki, gue coba tanya sama dia ngapain dia di sana dia malah jawab lagi nyari tukang gorengan yang lewat dan namanya Ify." Jelasku panjang lebar.

"Hah? Aneh. Benar-benar aneh. Kunti tahun 2015 memang aneh. sukanya gorengan bukan sate," jawab Cakka ngaco. Aku rasa Cakka korban sinetron deh, sampai tahu kalau kunti suka makan sate.

Perkataan Cakka tadi membuat Gabriel menoyor kepalanya. Membuat Cakka meringis karena nya.

"Apaan sih lo main noyor aja?" kata Cakka keki.

"Makanya kalau lagi serius lo jangan di bawa becanda." kata Gabriel mengingatkan. Gabriel memang temanku yang sedikit dewasa berbeda dengan Cakka yang apapun selalu menjadi candaan baginya.

Namun, sekalipun sifat keduanya bertolak belakang, aku sama sekali tidak membedakan antara keduanya, mereka berdua adalah sahabat karibku dari kecil.

"Menurut kalian gimana? Aneh nggak sih seseorang ketemu ce kunti? Yang gue lebih aneh kenapa tuh kunti dateng pagi-pagi ayam tetangga gue aja masih sibuk bergulat di alam mimpinya. Kalau malam gue mungkin bisa maklum karena emang waktunya," kataku mencoba kembali menarik perhatian mereka pada masalahku yang ku anggap sangat penting.

Bagaimana tidak penting, aku sedang berada di dalam zona kebingungan atas pertemuanku dengan si ceu kunti dan ini harus di bahas lebih lanjut.

"Kata nenek gue yang Cuma bisa lihat makhluk kaya om pocong, ce kunti sama mbah genderuwo itu Cuma seseorang yang di buka mata batinnya sama tuhan, kalau orang yang biasa-biasa kayak kita itu Cuma kebetulan, karena kita lagi sial." jawab Gabriel menjelaskan.

Aku mulai berpikir, seperti itukah? Berarti mungkin tadi aku lagi sial iya kah? Kalau memang iya, berarti aku tak perlu khawatir, mungkin memang hanya kebetulan dan besok juga tidak akan bertemu lagi, just sial okey calm down, Yo.

"Yo, mungkin tuh ce kunti naksir sama elo." kata Cakka asal. Membuatku dan Gabriel melotot ke arahnya, Cakka nyengir nggak jelas.

Hah! Pikiran macam apa itu, tidak mungkin dan tidak akan mungkin, sekalipun mungkin aku jelas-jelas nggak mau!

"Amit-amit Cak, gue tahu gue gak laku tapi please ya Cak, di dunia ini gak ada gitu cewek lagi masa iya gue sama hantu. Gue akuin dia emang cantik kayaknya seumuran sama kita," kataku ogah-ogahan, ya, dia memang cantik kalau wajahnya tidak kummel di lihat dari hidung bangirnya, bibir tipisnya dan juga wajah tirus nya Rio akui Ify si ceu kunti cukup cantik.

Tapi, aku masih waras, sekalipun dia mirip bidadari yang turun dari khayangan, dia adalah ceu kunti yang nggak boleh aku taksir Karen kami tentu saja berbeda.

Cakka manggut-manggut mengerti. Matanya berkilat senang, tentu saja temanku yang satu ini memang playboy cap ikan asin, mendengar kata cantik pasti semangat.

"Kalau sampai tuh ce kunti masih ngikutin lo, lo harus cari orang pinter buat ngusir tuh ce kunti." Gabriel berucap, membuat aku mulai berpikir.

Ide bagus! Iya benar, kalau tuh ceu kunti besok pagi ngintipin rumahku lagi, maka aku nggak akan segan-segan untuk melaporkannya sama mbah dukun, mbah dukunnya siapa? Nanti, akan aku coba cari tahu, yang jelas aku harus punya planning dulu.

"Eh, jangan Yoo jangan! lo kasih aja alamat rumah gue, biar jadinya tuh ce kunti ngikutin gue," kata Cakka dari tadi ngajak becanda mulu. Aku mendengus sebal, yang ada di otaknya cewek cantik mulu, ini serius, ya kali dia mau main-main sama hantu.

"Gue yakin tuh kunti gak bakalan mau sama elo, dia kan harus siap patah jantung kalau ngikutin lo" Gabriel ikutan becanda.

"Yel makan hati kali. Ya mau gimana ya, gue mungkin punya magnet yang bisa menggaet para wanita untuk suka sama gue" kata Cakka semakin gak jelas.

"Gue yakin tuh para cewek bodoh, mau-maunya di kibulin sama elo, yang jelas-jelas lo penjahat cinta" Gabriel terus saja memojokkan Cakka.

Sementara dua orang itu terus berdebat, aku malah melamun. Apa sebenernya yang terjadi padaku sekarang, kenapa aku harus di datengin ce kunti? Bukannya takut aku sama sekali nggak takut kok, aku kan ganteng masa sih takut ce kunti malu sama wajah dong. Hanya saja aku terlalu takut, takut terjadi hal-hal yang tak di inginkan hadir di kehidupanku.



Hantu Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang