Sivia: Alvin cowok paling aku benci

1.3K 63 4
                                    

Sivia P.O.V

Aku mendengus ketika Ify tiba-tiba saja menghilang dari sampingku, pasti tuh anak nguntit Rio lagi, padahal nih yah, Ify itu nggak ada gunanya ngelakuin hal-hal kayak gitu. nguntit manusia yang jelas-jelas tidak menyadari kehadirannya. Aku sendiri merasa kasihan pada Ify. Kenapa Ify lebih memilih mencintai manusia padahal masih ada Daud Saputra hantu paling kece diantara hantu yang lainnya yang tergila-gila pada Ify.

"Woy! Vi, ngapain lo disana?" sebuah seruan membuat lamunanku buyar seketika. Aku menoleh ternyata Malvin Andrean, atau Alvin para hantu lain menyebutnya. Hantu paling menyebalkan yang kerjaannya merecoki kenyamanan dan ketentraman hidupku. Huh! aku membenci hantu yang satu itu.

Mau ngapain tuh orang?

"Ngapain lo tanya-tanya? Gak ada hubungannya sama lo," balasku jutek banget, sebenarnya aku adalah hantu yang ramah kepada hantu yang lainnya tapi untuk hantu yang kini menyapaku aku tidak bisa beramah tamah, untuk apa kan dia adalah hantu menyebalkan yang kerjaannya menggangguku?

"Lo kenapa ngalong sendirian disini?" tanya Alvin yang ternyata sudah berada di sampingku, membuat aku reflek berjengit kaget. Hey! Kenapa dia malah duduk di sampingku, menggantikkan posisi Ify tadi? Iuhh mau apa sih nih hantu gila ini? Jangan.. Jangan... Mau PDKT lagi, oh enggak deh makasih!

"Ngapain banyak tanya, kaya kakek-kakek rempong aja lo," balasku masih dengan posisi awalku jutek, untuk Alvin memang harus seperti ini biar dia tahu kalau aku benci banget sama dia.

"Vi, lo pernah jatuh cinta nggak?" Oke, pertanyaan Alvin nggak nyambung. Aku menoleh cepat ke arahnya, ia tiba-tiba tersenyum yang membuat aku semakin heran dibuatnya.

Ni anak kenapa sih? heran deh dia kayaknya mau curhat. Tapi, duh sorry aku bukan peri cuhat, jadi nggak ada gunanya curhat sama nggak punya solusi tuh! Seenggaknya buat permasalahan yang dialami Alvin, kalaupun ada Aku juga ogah berbagi sama dia.

"Pernah lah. Lo kira gue nggak laku," jawabku bohong banget. Ia bohong pake banget, mana mungkin aku pernah jatuh cinta, orang yang aku urus selama aku hidup hanyalah mananan, makanan dan makanan biar perut kenyang dan badan sehat.

Aku juga gak punya teman cowok, paling kenal cowok itupun gara-gara teman sekelas, hitam banget kalau urusan cinta. Tapi, masa sih mau bilang-bilang kalau aku belum pernah pacaran, gengsi dong apalagi sama cowok menyebalkan yang ada di sampingku ini.

Oke, bohong sekali gak papa kan?

"Ketahuan kalau lo bohong," jawab Alvin. Aku gelagapan. Gawat! Alvin tahu aku bohong, oke jangan tegang, jangan kelihatan kalau memang aku sedang berbohong

'Sial! dari mana Alvin tahu?' batinku menggeram.

"Gue gak bohong. Gue pernah kok jatuh cinta sama cowok cakep tentunya teman sekelas gue," jawabku bohong lagi.

Dua ya nggak papa kan bohong?

Ternyata memang benar kalau satu kali bohong, maka selanjutnya akan bohong terus. Maafin aku Tuhan, ini demi gengsiku di depan cowok menyebalkan yang paling aku benci di dunia hantu ini.

Alvin cekikan, aku mendelik menatapnya.

"Lo pikun ya? gue kan bisa baca pikiran lo," kata Alvin sukses membuat aku bungkam seketika.

Malvin Andrean, hantu yang punya kekuatan bisa baca isi hati seseorang, tetapi isi hatinya bukan isi hati tentang perasaan cinta, kalau itu Alvin juga tidak bisa membacanya. Hantu menyebalkan menurutku karena kerjaannya selalu rempong dan recok dengan kehidupanku. Di tambah lagi menurutku dia terlalu membanggakan cara meninggalnya yang beda dari yang lain, karena menurutnya sangat unik, kalian tahu apa? Karena terpeleset di toilet umum. Uh, unik dari mana coba? Yang ada orang saat mendengarnya akan tertawa terbahak-bahak. Termasuk aku.

"Oke. Gue ngaku. Gue belum pernah pacaran. Silahkan aja lo ketawa sepuasnya peduli amat gue." kataku akhirnya jujur. Masa bodo deh sama rasa gengsi dititpin aja dulu sama burung hantu yang sekarang lagi lihatin kami ngobrol.

"Lo mau gue ajarin gimana rasanya jatuh cinta?" tanya Alvin. Aku lagi-lagi menoleh dengan cepat.

Dan pada saat itu pandangan kami bertemu. Alvin menatap mataku dengan serius, dalam, sedalam lautan. Aku terpaku menatap ke dua manik matanya yang tajam seperti elang namun bening sebening air pegunungan.

"Eng.. Engg.. Maksud lo apa?" jawabku gagap. Hadeuh aku kenapa sih, kok jadi grogi gini? Mana si Alvin terus menatapku dalam lagi, sial! kenapa aku tak bisa melepaskan tatapanku dari hantu ini lagi? Arrrggghhh what happen with me?

'Ihhhh mata ayo dong lo ngalih nggak usah liat si resek ini,' teriakku dalam hati. Kenapa sih mataku gak bisa lepas, malah terus menatap Alvin kayak orang bego aja, errr.

"Gue bakalan ngajarin lo gimana rasanya jatuh cinta. Vi, gue bukan cowok romantis, gue cuma Alvin yang yang meninggal dua tahun lalu karena terpeleset di toilet umum. Gue cuma mau bilang kalau gue sayang sama lo. Lo mau gak jadi cewek gue? belajar bareng-bareng sama gue tentang jatuh cinta?" kata Alvin serius. Membuat aku terkaget-kaget.

APA?

Alvin nembak aku?

Gak salah?

Ini benar-benar membuat aku jantungan, saking kagetnya aku mendengar ucapan Alvin tadi, untung saja aku adalah hantu, jadi tidak akan mungkin terkena serangan Jantung mendadak.

Ya ampun! Apa otak Alvin miring sebelah ya? bagaimana bisa? Apa ini termasuk salah satu akal-akalannya untuk mengerjaiku?

"Diam berarti iya. oke sekarang kita pacaran." kata Alvin seenak jidatnya. Aku menganga dibuatnya, hey aku belum jawab, malah mengambil kesimpulan sendiri lagi aku menerima cintanya. Tidak aku tentu saja tidak akan menerimanya, apalagi berpacaran dengannya, sungguh tidak ada dalam kamus hidupku.

Tiba-tiba,

Tring..

Alvin menghilang dari sampingku. Aku semakin shock dibuatnya, mulutku menganga lebar, apa-apaan ini?!

'Dihhh gue belum jawab!!!' teriakku dalam hati. Emang bener-bener setres tuh orang. Aku heran kenapa takdir mempertemukkanku dengan hantu gila seperti itu?

"Euhhhh denger yaa cowok gila. Gue belum jawab! gue gak mau jadi pacar lo. Dasar hantu gila," teriakku tak jelas berharap Alvin akan mendengarnya.

Aku Siviane Caroline, yang lain biasa memanggilku Sivia atau Via, Aku sama seperti Ify, hantu bertittle kunti yang sudah meninggal tentu saja. Aku sudah dua tahun menjadi penghuni dunia hantu ini lebih dulu aku daripada Ify datang ke dunia hantu ini, cara meninggalku karena aku sakit diare yang parah, huhu menyedihkan dan gak elit sama sekali, masa sih karena diare? Gak ada gitu yang lebih elit dikit, kanker kek yang gaul.

Hobiku adalah merampok sate setiap malam Jum'at, sering sekali sekali merampok sate pada tengah malam, kalau dipikir-pikir jika aku masih hidup mungkin sudah mendekam di penjara karena suka mencuri Sate. Tapi untungnya dunia Hantu tak ada polisi yang bergerak menangkap para pencuri jadi aku tentunya bebas mencuri sepuasnya tidak perlu merasa ketakuan dijebloskan kedalam penjara. Well, kejam? Ah, yang penting perut terisi kan, juga kepuasan terpenuhi.

Di dunia hantu ini aku sangat membenci hantu bernama Malvin Andrean, hal ini dikarenakan dulu kami pernah rebutan mencuri sate dan si Alvin tidak mau mengalah. Bayangkan cowok macem apa yang tidak mau mengalah seperti itu, padahal hanya beberapa tusuk sate, memang benar-benar tuh cowok sengaja cari gara-gara denganku.

Huh! Sampai saat ini aku masih memendam dendam pada Alvin dan tidak tahu sampai kapan rasa benci itu akan hilang.

Hantu Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang