Rio P.O.V
"Dia datang lagi kemarin, nyamperin gue di lapangan kompleks." Ceritaku prustasi pada sahabat-sahabatku yang sedang asyik bermain game. Iya, dia, Ify si ceu kunti ganjen yang ternyata selama ini suka mengikutiku bahkan sudah berbulan-bulan lamanya.
Hari masih pagi, kelas pun masih sepi, hanya ada beberapa siswa yang baru databg dan bel pertanda masuk pun masih lama berbunyi sepertinya, tumben sekali aku insyaf datang pagi-pagi ke sekolah, ah pasti gara-gara si ceu kunti ganjen itu. Aku jadi banyak pikiran jadinya, terutamanya memikirkan cara paling efektif untuk mengusir si kunti gila itu. Supaya tak mengikutiku terus. Pokoknya sampai lebaran kucing pun aku gak mau diikutin si Ify, bisa gawat apalagi kalau ketangkap basah sama orang lagi ngomong berdua sama dia beuuhh disangka orang nggak waras nanti sama orang-orang yang melihat itu. Enggaaakkk aku normal. Titik.
"Si ceu kunti itu?" Tanya Gabriel yang langsung ngeh sama apa yang aku ceritakan.
"Wah, wah loe udah kasih tahu alamat gue sama dia gak?" Sambar cakka semangat. Yahelah playboy cap ikan asin satu ini, orang disamperin ceu kunti mau secantik Issabella Swan aja pasti gak bakalan mau, lah ini si Cakka malah semangat nawarin diri buat disamperin, heran aku, Cakka masih waras nggak ya?
Tuk..
"Aduh, loe kenapa sih iel maen toyor aja. Sakit nih jidat gue," gerutu Cakka sebal.
"Lagian elo ceu kunti aja doyan, kayak gak laku aja loe. Inget cewek loe, Dasar" tutur Gabriel. Nah, Gabriel benar sekali. Si Cakka ya Tuhan kayak orang gak laku aja, tuh anak hantu aja mau di embat. Padahal lihat aja dia pasti gak bakal bisa.
"Yeee keren tahu diikuti hantu cantik, berasa ganteng tahu," bela Cakka. Aku mendengus. Ganteng dari Hongkong. Aku aja biasa tuh, malahan rasanya sial.
"Sayang Cak, kayaknya hantu juga milih-milih deh, dia tahu elo seorang playboy, makanya waktu gue tawarin alamat rumah elo dia gak mau sama sekali." Kataku.
"Kok bisa dia tahu?" Tanya Cakka heran.
"Dia ternyata udah ngikutin gue selama berbulan-bulan ini. Dan gue gak tahu, ya jelaslah gue gak bakalan tahu dia kunti gak bisa gue lihat. Gue sebenarnya heran kenapa gue tiba-tiba bisa melihat dia, aneh kan kenapa gak dari dulu gue lihat dia?" Kataku curhat. Duh, aku rasanya seperti anak gadis pake acara curhat-curhatan segala. Tapi ini itu penting bagiku. Sangat penting sekali yang menurutku kejadian aneh ini perlu dipertanyakan, aku takut terjadi apa-apa padaku. Yah, gimanapun juga aku bukan anak indigo dan aku tidak memiliki kemampuan melihat makhluk halus, jelas sekali keadaan di mana aku bisa melihat ceu kunti menghantuiku dan ingin aku pecahkan misteri apa yang ada di balik semua ini.
"Sudah berbulan-bulan? Selama itu si ceu kunti ngikutin elo? Aneh Yo, terus loe udah tanya sama dia kenapa dia ngikutin elo?" Tanya Gabriel terlihat penasaran.
"Katanya dia bilang karena gue ganteng...
"What? Yo, inget lebih gantengan gue," ucap Cakka tak terima. Astaga, sahabatku yang satu ini, dia memotong ucapanku hanya karena tak terima aku dibilang ganteng oleh si ceu kunti Ify?
"Cak, please deh gak usah becanda, kita ini lagi serius. Peduli amat siapa yang paling ganteng diantara kita. Si Rio lagi pusing sama masalah ini, kita harusnya bantu dia." Kata Iel yang kelihatannya agak emosi sama Cakka.
"Iya deh sorry, gini aja gimana kalau kita pergi ke orang pinter? Kan yang bisa lihat hantu kayak gitu orang pinter, terus juga kita minta cara paling ampuh buat ngusir si ceu kunti gila itu supaya gak datang lagi nemuin Rio," kata Cakka memberi saran. Cakka menatap aku dan iel seolah bertanya.
"Ide bagus Cak, waktu itu kan kita juga bahas ini, kalau si ceu kunti gila itu datang terus mau gak mau kita harus temuin orang pinter. Yo gimana?" Tanya Gabriel padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hantu Fall In Love
Teen FictionIfy bilang pada sahabatnya Sivia kalau ia jatuh cinta pada Mario Adam seseorang dari dunia manusia, Sivia bilang Ify sebaiknya tidak boleh jatuh cinta pada manusia, karena mereka berbeda. Tapi, Ify bilang Ify tetap jatuh cinta, cinta tumbuh begitu s...