Daud Pov
Kembali ku sendiri merenung
Di tempat sunyi yang sepi
Ku tak mengerti mengapa cinta tak menyapaku
Aku kembali menyepi di tepi sungai cinta, meratapi nasib cintaku yang tak pernah beruntung. Lagi-lagi aku ke tempat keramat ini dengan sejuta harapan akan bertemu dengan bidadariku di sini. Ya Tuhan, bagaimana mungkin cintaku ditolak oleh Ify, padahal aku merupakan hantu paling tertampan di dunia hantu ini, bisa-bisanya Ify menolakku dan malah mencintai manusia yang notabennya kalah tampan dariku. Bernama Mario Adam.
"Awww"
Sebuah jeritan membuatku tersentak kaget. Reflek aku menoleh cepat ke kanan-kiri, depan - belakang untuk memastikan suara milik siapa jeritan tadi?
"Sial. Ini semut." Gerutu si sebuah suara. Aku lagi-lagi mengedarkan pandanganku, dari mana suara itu?
Hingga akhirnya pandanganku berhenti pada sebuah pohon Mahoni besar, tepat di belakangku. Gerakan-gerakan kecil di balik pohon yang sudah berumur puluhan tahun tersebut membuat aku memicingkan mataku curiga, siapa di sana?
Karena terdorong rasa penasaran, akhirnya aku memutuskan untuk mengeceknya.
Hingga setelah sampai di sana aku dibuat mengernyit heran dengan seseorang perempuan yang sedang mengusap-ngusap bahunya, perempuan yang entah siapa namanya tersebut membelakangiku, dirinya sama sekali tak menyadari kehadiranku yang menatapnya penuh tanya.
"Loe, siapa?" Tanyaku pada si perempuan tanpa nama tersebut.
Aku merasa si perempuan tampak menegang ketika aku berhasil meloloskan sebuah pertanyaan padanya.
Bukannya berbalik, si perempuan malah terdiam mematung. Aku jadi tambah heran. Kenapa dengan orang di depanku ini?
"Hey, elo, siapa, dan sedang apa di sini?" Tanyaku lagi penasaran tingkat akut. Siapa sih, kok ada di sini gitu. Mau ngapain? Oh, apakah sama sepertiku sedang menunggu cinta sejati di sungai yang keramat ini?
Kemudian, ia berbalik, menatapku sambil tersenyum kikuk, "Eng maaf, tadi... tadi... gue lagi mojok hehe eh ada semut yang gigit, maaf ya ganggu elo. Gue Nonov. Loe siapa?" Jawabnya salah tingkah.
"Gue Daud, oh enggak apa-apa kok Nonov, di sini tempat umum, gue cuman penasaran aja siapa yang teriak tadi. Oke Nonov, karena kita sudah saling menyapa, salam kenal ya," kataku lagi, aku mengulurkan tanganku, dia membalasnya sambil tersenyum malu-malu, kenapa dia ya? Apa terpesona dengan ketampananku? Hemzz kalau iya, aku wajar sih, orang aku ganteng banget gini.
"Oh, hay Daud. Salam kenal juga ya." Balasnya, masih tersenyum salah tingkah.
"Yups. Eh, By the way karena loe udah di sini, kita cerita-cerita yuk, sambil saling mengenal." Sengaja aku persembahkan senyum termanisku kepada teman baruku ini. Nonov, hemzz cantik juga orangnya, senyum malu-malunya tadi cute banget, gemesin deh!
"Eng, maaf ya Daud, gue kayaknya ada urusan deh sama Olivia, lupa gue tadi kelamaan mojok hehe. Mungkin lain waktu ya kita ngobrol-ngobrol lagi."
"Ya udah deh kalau loenya ada urusan, mungkin benar kata loe di lain waktu aja kita ngobrol-ngobrolnya."
Aku sedikit kecewa sih karena penolakannya itu, tapi apa boleh buat orang dia punya urusan, aku kan gak boleh keras kepala berusaha menahannya untuk mengobrol denganku sementara dia mengabaikan urusan pentingnya.
"Iya, maaf ya Daud. Kalau gitu gue duluan ya, temen gue udah nunggu kayaknya. Bye"
Dia pamit. Aku hanya meratapi kepergiannya dengan hati setengah tak rela. Hemzz, namanya Nonov, eh iya lupa nama lengkapnya siapa ya? Dodol, aku lupa menanyakannya, nanti ah kalau ketemu lagi, akan aku tanyakan.
Ngomong - ngomong, pengagum rahasiaku ke mana ya hari ini, kok nggak ada kabar?
"Ud, loe gue cariin malah ngalong di sini." Seseorang membuyarkan lamunanku. Rendi, salah satu sohibku, mendekat ke arahku.
"Kenapa?" Tanyaku heran. Setahuku kan gak punya janji dengannya kok malah nyariin aku?
"Nenek Zahra, beliau nyariin elo, katanya ada yang mau didiskusiin, sana temuin," Rendi menyahut.
Aku mengernyit, "Diskusi, ada apa emang?"
Rendi tampak mengedikan bahu sembari menjawab pertanyaan heran dariku, "Mana gue tahu Ud, loe mau dipecat jadi orang paling ganteng kali, udah deh sana temuin!" Jawabnya asal. Membuat aku melotot tak terima ke arahnya.
Heh, sembarangan ini si Rendi. Gak mungkin banget tuh kalau sampai itu terjadi, penobatan hantu terganteng seantero dunia hantu kan hanya milikku dan hanya akan cuman diberikan untukku, aku yakin itu.
"Loe tuh ya, gak mungkin lah hal itu terjadi. Itu penobatan udah pas banget buat gue. Emang nenek Zahranya ada di mana?"
"Haha loe juga sih make nanya segala. Ya mana gue tahu lah apa yang mau nenek diskusiin sama elo. Temuin aja sana,"
"Ya udah, gue cabut dulu sob, bye,"
Aku mulai pamit untuk menemui nenek Zahra, duh, aku jadi khawatir, kira-kira kenapa ya nenek Zahra memanggil?
Mungkin gak sih candaan Rendi tadi benar? Aku mau dipecat jadi orang tertampan di dunia hantu ini? Oh tidaaaaak!! Itu tidak boleh terjadi, siapa memangnya kandidat yang pantas menggantikanku, aku rasa tidak ada yang cocok?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hantu Fall In Love
Teen FictionIfy bilang pada sahabatnya Sivia kalau ia jatuh cinta pada Mario Adam seseorang dari dunia manusia, Sivia bilang Ify sebaiknya tidak boleh jatuh cinta pada manusia, karena mereka berbeda. Tapi, Ify bilang Ify tetap jatuh cinta, cinta tumbuh begitu s...