19. Waking Up

160 19 1
                                        

*flashback starts*

Roseline duduk di kursi dekat jendela karena ada "pemandangan" yang ia nikmati di lapangan sekolahnya. Menyukai seorang laki-laki yang jadi idola para perempuan satu sekolah bukanlah hal yang mudah. Mulai dari kecemburuan kecil saat ia bersama cewek-cewek populer sampai hanya memendam perasaan itu sampai tua.

"Kau masih saja memerhatikan Barnes!", salah satu sahabatnya itu datang lalu duduk di depan Roseline. Sahabatnya tahu persis apa yang Roseline lakukan. Ia memerhatikan cowol itu setiap hari di jam yang sama dengan tatapan yang sama pula.

"Apasih? Aku tidak melakukan apa-apa...", Roseline tersenyum-senyum malu lalu ia menutup jendela itu.

"Barnes kan bintang sekolah kita, banyak sekali perempuan yang mendekatinya..tapi aku heran kenapa ia masih saja single", sahabat Roseline itu berbicara agak keras saat sahabatnya yang satu datang.

"Kemana saja kau?", tanya Roseline pada sahabatnya yang baru datang.

"Biasa...", ia tersenyum tipis. Kelihatannya ia mempunyai bahan yang bagus untuk di ceritakan.

"Kau tahu tidak? Aku masuk ke club bahasa perancis!! Dia ada disana!!", sahabat Roseline yang baru datang itu tiba-tiba teriak.

"Dia siapa, Ver?", tanya Roseline.

"Rose, Reina....yaampun! Barnes!! Astaga aku satu club dengannya!!"

Roseline terdiam. Ia memang sudah tahu lama kalau ia dan sahabatnya punya rasa pada satu cowok yang sama. Hal itu membuat Roseline yg lebih pendiam dari Vera tidak bisa melakukan apa-apa selain mengaguminya dari jendela kelas.

"Yang benar???!", Reina sangat bersemangat sehingga ia pindah tempat duduk di dekat Vera. Reina juga lebih banyak berbicara pada Vera dibanding Roseline. Untung saja hal ini tidak membuat Roseline.membenci Reina atau Vera sepihak.

Vera menganggukan kepalanya cepat seperti sedang mengiyakan ajakan berlibur ke luar negeri, "astaga aku senang sekali!! Bukan begitu, Rose?", Vera menyenggol pundak Rose yang kembali menatap ke luar jendela. Kembali memerhatikan Barnes. Ia sendiri tidak tahu kenapa pria ini sangat menarik untuk di tatap meskipun dari kejauhan.

"Apa yang kau lihat??", tanya Vera lalu ia ikut melihat keluar jendela. "Austin?", tanya nya lagi. Austin adalah sahabat Barnes yang tak kalah populer. Hanya saja Austin tidak se-berprestasi Barnes.

Roseline hanya tersenyum lalu berkata, "aku hanya melihat pemandangan lapangan saja, semoga beruntung di club perancis mu ya", kemudian Vera merangkul Roseline dan bersandar di pundaknya. Reina melakukan hal yang sama ke Vera. Mereka sangat dekat bahkan mereka sendiri tidak tahu kalau salah satu dari mereka tersakiti karena sahabat sendiri.

*flashback ends*

JEWELS' POV

"Elsie bangun!!!", aku mengguncang-guncangkan tubuh Elsie yang dingin. Astaga dia kedinginan. Aku langsung memeluknya dengan erat. Aku mengusap-usap kepalanya sambil berdoa. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Semua hal ini begitu menyakitkan dan membingungkan.

Aku memegang leher Elsie. Syukurlah masih ada denyut nadi yang terasa. Aku pun mengangkat tubuh Elsie ke kursi yang tadi ia duduki. "Elsie kumohon bangun...", airmata ku mengalir semakin deras seakan tak ada yang bisa menghentikannya.

"Jewels??"

Aku berbalik badan.

Ternyata Calum.

PIECES OF SECRET / C.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang