The Warmest Ice

5.5K 584 9
                                    

"Ya!" Aku menghampiri laki-laki yang sedang membaca buku itu dan duduk di sampingnya.

"Hm?" Jawabnya tanpa menoleh sedikitpun ke arahku.

"Apa kau tidak lapar?"

Aku tak mendapatkan jawaban melainkan hanya sebuah gelengan.

"Kau baca apa, sih?"

"Isseo,"

Beginilah sikapnya. Selalu dingin. Lama-lama aku muak melihatnya.

"Mwoya. Kenapa kau dingin sekali,"

"Naega?" Tanyanya datar dan-lagi lagi-tanpa melepas padangan dari buku itu.

Ah, dasar tak berguna. Membuang waktuku saja.

"Ah, dwesseo," aku beranjak dari bangku di sebelahnya itu dan kembali ke tempat dudukku.

Aku menelungkupkan tubuhku pada punggung meja. Dasar pria es. Apa sulitnya menjawabku dengan sebuah kalimat lengkap. Aih, aku lapar sekali.

Aku mendengar ada suara langkah yang berjalan mendekat ke arahku. Ah, tidak mungkin Wonwoo.

Tak!

Sebungkus roti coklat mendarat tepat di depan wajahku di atas meja. Untung saja tidak mengenai wajahku.

Aku mengangkat kepalaku dan mendapati Wonwoo baru saja berlalu di depanku. Aku melihatnya berjalan keluar kelas.

"Dasar tidak sopan," gerutuku pelan.

Aku meraih roti yang masih terbungkus itu yang ternyata terdapat secarik kertas yang tertempel di belakangnya.

"Mwoya," aku cekikikan membaca pesan cheesy yang ditulis oleh Wonwoo. Ah, benarkah? Seorang Jeon Wonwoo menulis ini?

"Ya!" Wonwoo kembali masuk ke kelas, "apa yang kau tertawakan, hah?"

"W-wonwoo-ya, ku kira kau-"

"Aku bersembunyi di luar untuk melihat reaksimu. Tapi, kau malah tertawa. Apa-apaan itu,"

"Ya! Kau belajar dari siapa merangkai kata-kata murahan seperti ini?" Tanyaku meledeknya sambil tertawa.

"Kau ini tak tau apapun tentang romantic sense, ya,"

Memang aku tak punya romantic sense. Namun kenapa aku terus menerus membaca pesannya ini.

To: Kim Haneul

Apakah aku sedingin itu? Tidak. Karena perlahan-lahan aku mencoba menjadi hangat. Terimakasih telah menghangatkan aku.

Jeon Wonwoo.

SEVENTEEN DRABBLE SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang