Zahraa Fahiraa Pov.
Seharusnya hari ini hari kebahagiaan untukku karna sudah menyelesaikan Ujian Nasional tapi kenapa aku sangat sedihh.. Yang aku pikirkan hanyalah kelanjutan hubunganku dengannya.. Tami ingin mengabdikan diri selama1tahun di pondok.. Sedangkan aku? ingin berkuliah di kairo untuk mengambil fakultas kedokteran disana.. Mataku panas, aku sudah tidak kuat menanggung air mata ini, oh tidak! Apa aku menangis dalam pelukannya? Batinku.
"Udah sayangg.. Jangan nangis dongg.. Ke masholah putra yu.. Tuh pada kesono entar kita ketahuan kalo lagi berdua-duaan.. nanti kena hukuman lagi hehe.. Dah usap dong air matanya.." Ajaknya untuk turun kebawah berkumpul dengan santri lain dan akupun mengikutinya, aku dan Tamipun turun kebawah bersamaan, semua teman-temanku yang berada di musholah memerhatikanku dan dia.. Namun aku hanya bisa menundukan wajahku saja.. Menahan malu dan menutupi wajah sedihku..
"Jangan sedih lagi ya sayang.. Aku bakalan berusaha buat mempertahankan hubungan kita ko.." Ujarnya sambil mengusap punggungku untuk menenangkanku.
Setelah hampir dekat dengan musholah aku dan Tamipun berpisah aku belok kearah kanan dan Tami lurus.
"Zahraaa..?" Pangil Anggun kaget melihat mataku yang bengap.
"Raa kamu kenapa?" Tanya Dinda lalu memelukku.. Akupun menangis untuk yang ke dua kalinya dalam pelukan orang-orang yang aku sayang.
"Zahraa cerita sama kitaa." Pinta Riska sambil mengusab punggungku. aku sangat senang mempunyai sahabat seperti mereka yang selalu ada disaat aku bersedih.
"Keluarin aja air mata kamu dulu raa.. Baru cerita sama kita bertiga." Ujar Dinda sambil mengusap punggung dan kepalaku.
aku tak tau harus apa? yang aku fikirkan hanyalah perpisahan! Ya perpisahan! Perpisahanku dengan Tami. Yaallah kuatkan lah aku. Aku tak tahan menahan air mata ini jika mengingat kenanganku bersama tami selama tiga tahun lebih enam bulan.. Dari cara merayakan ulang tahun, mensive hubunganku dengannya, anniveku dengannya, hingga merayakan ultah kedua ortu kami masing-masing selalu dirayakan bersama. Kami berdua memang sudah sangat dekat dengan keluarga masing-masing. Apakah harus hubungan aku denganya harus berakhir sampai disini? Tamiii aku sangat menyayangimu.. Jika LDR itu pilihan terakhir untuk hubungan aku denganya apakah bisa berhasil? Tapikan disetiap hubungan LDR itu mustahil untuk berhasil. Aku harus berangkat ke kairo untuk melanjutkan studiku disana dan Tami mengabdikan dirinya selama satu tahun dipondok untuk membalas semua jasa-jasa yang telah diberikan oleh para guru dipondok. Yaallah aku sangat menyayanginya.. Apa yang harus aku lakukan ya allah..
"Raa..? Dikamar aja yu lanjutin nangisnya.. Nggun aku kekamar duluan yaa." Ajak Dinda membawaku kekamar dan ijin pada anggun.
"Iyaa din." Jawab Anggun.
"Raa.. Aku tau ko kamu lagi rapuh banget sekarang.. Tapi jangan terlalu difikirin raa.. Nanti kamu malahan sakit." Saran dinda menasehatiku. Namun aku hanya bisa diam, sangat susah untukku berbicara sepatah katapun. Apa mungkin tangisku sangat sendu?
"Kamu minum dulu nih.." Ujar Dinda sambil menyerahkan segelas air putuh padaku setelah sampai kamar.
"Ma..kasih din.. Hikss.." Paksaku untuk menjawab.
"Loh, Zahraa? Kamu kenapa?" Tanya bunda Sifa kaget melihat mataku yang sangat bengab.
"Kayanya masalah perpisahan deh bun.. Kan si Tami mau ngabdi satu tahun dipondok terus zahra mau ke kairo jadi dia sedih bun.. Kan hubungan mereka mah udah enak banget bun.. Ortu mereka berdua aja udah saling deket.." Dindapun menjelaskan penyebab tangisku.
"Kamu sabar ya sayang.. Bundah dulu juga gitu loh.. Malahan bundah gak dikasih kabar selama tiga tahun. Nih kan ceritanya cowo bundah keluar dari pondok pas kelas sebelas gara-gara gak betah. Kalau di tanya nangis atau engga bunda nangis kejer banget tau.. Hehehe.. Tapi kalau bundah fikir-fikir buat apa di tangisin. Terus bundah pasrahin semua sama allah, bunda berdoa sama allah. kalau dia jodoh bunda pertemukanlah di dunia dan jadikanlah kekasih bunda dunia akhirat, kalau tidak berjodoh semoga dia dipertemukan dengan wanita yang lebih baik. Pas bundah pulang kampung kemarin, tiba-tiba cowo bundah dateng kekampung. Bunda kafet melihat dia sama keluarganya lagi ngobrol sama abah dan umi bunda. Terus dia bilang mau mempersunting bunda dengan ijin allah. Padahal selama pacaran bunda ga pernah bilang loh kalo bundah punya rumah di kampung. Sekarang mah kamu serahin aja semua sama allah.. Yang namanya jodoh ga bakalan kemana sayang." Bundah sifa memberikan sedikit cerita tentang kehidupannya.
"Assalamualaikum.. Raa? Din?" Pangil Riska sambil mengetuk pintu lalu masuk dan menghampiriku dan Dinda yg sedang bersender di atas tumpukan bantal.
"Kamu gapapa kan ra?" Tanya Anggun yang menyusul dibelakang Riska.
"Udah aga tenangan ko.. Emang udah pada balik?" Tanyaku dengan suara bindeng.
"Belum si.. Aku sama anggun duluan mo liat kamu.. Kita khawatir sama kamu." Riskapun merebahkan tubuhnya didekatku.
"Makasih yaa kalian udah ada disaat aku sedih kaya gini." Ucapku bahagia.
"Iya ra, Udah jangan nangis yaa.. Mata kamu udah bengep banget tuh.." Riskapun mengelap air mata yang ada dipipiku.
"Din, Ris, Nggun.. Aku pusing banget deh." Ujarku smbil memegangi kepalaku.
"Minum mangkanya raa.. Abisin tuh." Dindapun memberikan gelas berisikan air untukku.
"Nih aku ada obat sakit kepala." Ujar Anggun memberikan obat padaku.
"Makasih banyak ya." Jawabku sambil memberi senyum pada sahabatku.
"Nah gitu dongg.. Kalo senyumkan cantik." Puji Riska.
"Yaudah kamu tidur gih.. Emang Kamu pulang jamberapa ra?" Tanya Anggun.
"Aku jam sepuluan aja ah kalo ga jam sebelasan." Jawabku.
"yaudah masih ada satu kalo ga dua jam lagi ko.. Sebenernya sih aku juga mau tidur.. Hehe." Anggun langsung merebahkan tubuhnya disampingku.
=°°=°°=°°=°°=°°=°°=°°=°°=°°=°°=°°=
Tamii Mahendra Putraa Pov.
Yaallah aku kawatir sama zahraa.. Apa zahraa baik-baik aja? Yaallah bantu aku memilih kelanjutan hubunganku dan zahraa yaallah..
"Tam! Jangan bengong bae.. Ayu balik ke hujroh." Ajak bagus.
"Ah? Iyaiya. Okeh, yu balik." Akupun bangkit.
"Tam.. Ente pulang jamber?" Tanya ridwan.
"Ane gak tau wan.. Pikiran ane lagi ke zahra wan.. Ane mikirin dia mulu.. Gara-gara dia nangis tadi, ane jadi khawatir jiddan(sangat) sama dia."
"Ane tau ko apa yang ente rasain sekarang. Emang susah si milih udahan atau lanjut. Seandainya udahan sayang udah lama banget hubungan kalian berdua. Tapi kalo LDR tuh kemungkinan langgeng tuh dikit." Ujar Bagus.
"Bener tuh tam kata si bagus." Ujar Aris sambil menepuk pundakku.
"Gimana caranya ya? Ehmm.. Serahin aja semuanya sama allah deh tam," Saran Ridwan.
"Iya sih bener juga kata ente wan, tapi ane gak semudah itu buat ngelepas si zahra." Ujarku sambil meletakan sendal dirak.
"Hah! Ane tau jawabannya! Istikharoh!" Ridwanpun menepak pundakku.
"Wah iya bener! Makasih wan sarannya." Ujarku sambil merangkul Ridwan masuk Hujroh(kamar)
=°°=°°=°°=°°=°°=°°=°°=°°=°°=°°=°°=Makasih yang udah baca cerita aku ;* tapi ko ga ada yg komen sih?,- kalian tau ga sih kalo aku nungguin komenan kalian wkwk. :'v
kalo kalian komen
Jadi aku tau siapa aja yang baca cerita aku, banyak atau engga, siapa aja yg suka, biar aku semangat ngelanjutinnya. Kalo di gantungin mulu aku kan males buat lanjut ,- sakit tau digantungin itu :'v jiahhahaha ko jadi curhat sih?Dikomen yahh.. Kalo vote sama komennya banyak aku bakalan cepet updatenya. Ada yg seru loh.. pas perpisahan dipondok! Nanti aku buat seseri dan seromantis mungkin! Mangkanya di vote ya^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Abadiku
RomancePacar abadiku.. Siapa sih yang ga mau punya pacar abadi? Secara abadi itu kan artinya selamanya kan? Berarti dunia akhirat dong.. Disini diceritakan 2sejoli yang menjalankan hubungan selama bertahun-tahun.. Namun sayang harus berpisah demi cita-cita...