22.

183 25 13
                                    

Tamii Mahendra Putraa Pov.

Sesampainya di kantor imigrasi. Aku, Zahra dah mamahpun masuk dan menunggu giliran.

Berjam-jam lamanya menunggu dan akhirnya zahrapun dipangil untuk masuk kedalam.

Kring.. Kring..
"Waalaikumusalam.. Ada apa de?" Tanya mamah kepada seseorang disebrang sana yang menelphonenya.

"Aduh, gimana ya.. Kaka lagi nganterin Zahra bikin laporan di kantor imigrasi de, ko kamu mendadak si keindonesianya?"

"Oh yaudah, kalo Zahra udahan kaka langsung OTW ya."

"Iya sama-sama. Waalaikumusalam."

Selang beberapa menit lamanya percakapan di telfone barusan usai, suasana sunyipun menyelimuti kami berdua. Ya, kami berdua. Hanya aku dan mamah. Aku hanya terdiam. Entah apa yang ada difikiranku kali ini, yang pasti aku sedang memikirkan wanitaku. Aku sangat takut jika harus kehilangannya.

"Tam?" Kini mamah memanggilku. Mencoba memecahkan keheningan diantara kita.

"Eh, iya mah?"

"Bengong aja, nanti gantengnya ilang loh hehe."

"Mamah bisa aja, Tami jadi malu kan hehe."

"Hehe kan sekali-sekali Tam di godain sama nenek-nenek."

"Aih mamah masih muda ko, masih cantik, 11 12 deh sama Zahra hehe."

"Kamu ini bisa aja haha. Em, Tam? Mamah boleh nanya sesuatu gak?"

"Silahkan mah."

"Ini tentang anak gadis mamah, jawab jujur ya, kamu kenapa si bisa milih Zahra? Kamu kan anaknya ganteng, soleh lagi. Emang di pondok gak ada yang lebih cantik dari anak mamah? Zahra kan anaknya keras kepala."

"Mamah nanyanya ekstrim banget hehe, yaudah nih aku jawab ya, aku milih Zahra karna Allah mah, Allah amanahin Rohim kasih sayangnya ke aku buat Zahra, melalui perantara aku, kalo masalah sifat Zahra, Tami udah bisa ngeseimbanginnya, tapi di balik sifat dia yang keras kepala itu dia adalah wanita yang lembut dan penyayang anak kecil, karna itu Tami jatuh cinta sama dia mah hehe. Lagipula kata abi, kalau kita mencintai 1orang, cintailah setulus mungkin. Cinta di ciptakan bukan untuk di khianati dan di sakiti, tapi untuk di tuluskan, di doakan, diyakinkan dan yang terpenting dijalani dengan jujur." jawabku. yang berhasil mengukir bulan sabit di bibir wanita parubaya itu.

"Mamah boleh nanya lagi?"

"Dengan senang hati mah."

"Apa doa kamu buat Zahra?"

"Waduh, mamah nanyanya mantep banget hehe, yah kebongkar deh semua rahasia aku."

"Yailah gapapa kali, kan biar mamah lebih merestui hubungan kalian."

"Asik! Direstuin nih mah? Kalau abis lulus, siZahra Tami nikahin boleh dong? Kan udah dapet restu dari mamah? Haha."

"Kamu ini. Mau di jadiin perkedel sama ayahnya Zahra? Yaudah jawab dulu."

"Hehe iya mah, Tami bakalan nunggu Zahra lulus. Tapi ada syaratnya, mamah jangan kasih tau ke Zahra doa yang sering Tami panjatkan buat dia."

"Iya, iyaa. Tapi kamu gak pake ilmu hitam kan?"

"Ya kaga lah mah, Tamikan cinta sama Zahra tulus karna Allah."

"Kirain make di jampe-jampein."

"Oh, kalo di jampe-jampein si iya haha tapi pake doa mah. Doanya itu ' Robbanaa hab lanaa min azwajinaa wa dzurriyatinaa qurrota a'yun Zahraafahiraa binti abu ali (Zahraa Fahiraa anak perempuannya bapak ali) waj'alnaa lil muttaqiina imaamaa.' kandungan arti dari doa itu besar banget. Sebelumnya Tami minta maaf nih sama mamah, Tami tau Tami belum cukup umur buat ngomongin ini, tapi Tami sayang banget sama anak gadisnya mamah, kalo Tami udah cukup umur, tanpa mikir panjang Tami udah ngelamar Zahra kali mah. Anak mamah itu spesial banget buat Tami."

Pacar AbadikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang