8. why him?

266 96 7
                                    

"Riska! Udah jangan berantem! Sekarang yang waras diem!" Ujar bagus yang juga ikut-ikutanan emosi dengan perlakuan kedua wanita ini

"Udah ris udah.." Ujar anggun memisahkan riska agar menjauh dari meylina

"Tapi aku gak terima zahra diperlakukan seperti itu dengan lina nggun" Ujar riska ,yang masih kesal..

"Yaudahlah ris.. Tami juga bakalan nyelesain ini ko, lina cuma pancingan buat ngerjain zahra doang kok, mana mungkin tami suka sama cewek kaya lina" Ucap anggun memberikan nasihat pada riska

"Eh anggun! Jangan mentang-mentang llu cakep! Jadi sok sok an! Tami tuh suka sama gua!" Bentak meylina karna mendengarkan bisikan nasihat anggun untuk riska yg membuat kupingnya panas

"Wau, pendengaran llu tajem juga ya sama kaya mulut llu! Itu mulut apa bendo? Diasah mulu kali ya dicipokin mulu kalo dijengukin sama cowo llu yang gonta ganti!" Bentak riska ga mau kalah bacot

"Udah riska! Jangan di ladenin!" Ujar anggun mulai emosi

"Udah udah ini semua emang salah gua! Tapi lin.. gua ga pernah nyimpen rasa sama llu! Maap maap aja nih yaa sebenernya yang di bilang riska tuh bener ..Gua ngucapin tadi Cuma buat ngerjain zahraa! Pengen liat ekspresi nya Bukan ngasih harapan ke llu! Tolong jangan BAPER!" Ucapku sambil membentak meja dan menekan kata di akhir kalimat..

"Udah udah.. Kita 1 angkatan, 1 perjuangan, jangan ada yang berantem cuma gara-gara masalah sepele.. Sebentar lagi kita lulus.. Kita bakalan pisah satu sama lain.. Jadi tolong jangan ada permusuhan.. Biar ini tami yang nyelesainnya! Buat lina juga jangan terlalu terbawa perasaan gara-gara ucapan tami tadi, tami cuma mau liat ekspresi zahra bukan naro harapan buat antum" Jelas bagus
"Yaudah daripada makin panjang, anggep aja kejadian ini gapernah terjadi yaa.. Biar kita ga ada per-" Ucapan bagus pun terhenti karna kedatangan zahraa

"Assalamualaikum" Ucap zahra langsung masuk kekelas lalu jalan mengarah bangkunya

"Raa? Kamu kenapa?" Tanya riska

"Aku gapapa ko ris.. Cuma tadi kelilipan di jalan hehehee.." Jawabnya dengan suara yg bindeng dan menutupi wajahnya dengan kerudung.. Tapi.. Kenapa dia masih sempet ceria? Alhamdulilah zahraku bisa tertawa kembali

"Zahraa.. Kamu kenapa? Apa kamu nangis? Yaallah maafkan aku zahraa.. Aku ga bermaksud nyakitin kamu ko.. Aku cuma ingin melihat ekspresimu ketika aku dengan wanita lain.. Zahraa maafkan aku.. Jangan tutupi wajahmu yang cantik itu.. Kenapa suaramu berubah sayangg? Zahraa maafkan aku.." Batinku frustasi melihat kondisi zahra yg berusaha tegar dihadapan aku dan sahabat-sahabatnya

Setelah zahra masuk kedalam kelas suasana kelaspun menjadi seperti biasa.. mereka semua menutupi kejadian tadi kala zahra keluar dari kelas, selama jam pelajaran tak ada satupun pelajaran yg masuk dalam otaku.. Hanya zahra yang memenuhi pikiranku sampai tiba jam istirahat pertama..

"Calling to our brother Tamii Mahendra Putraa.. Please come to in fron of office right now.. Becouse there is you're perens.." Pangil penjaga gerbang melalu microspon untuk memberitahukan

"Tamm.."

"Tamiiii.."

"TAMI!!!"

"Ah? Kenapa gus?" Tanyaku baru sadar kalau sedari tadi bagus memangilku

"Aduh.. Malah bengong si ente.. Di mudifah noh.." Ucap bagus memberitahuku

"Hah? Mana?" Tanyaku

"Di depan kantor" Jawab ridwan yg sedang duduk di hadapanku

"Oh makasih ya Bagus, ridwan" Ujarku lalu berlari keluar kelas menuju kantor untuk menemui orangtuaku

"Assalamualaikum umii.. Abii" Sapaku sambil mencium tangan kedua orang tuaku

Pacar AbadikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang