17. Tahajut

181 39 0
                                    

Tamii Mahendra Putraa Pov.

Aduh padahal mah votenya belom sampe 10 tapi karna tangan aku gatel gapapa kali ya aku update sekarang? :'v tapi di vote ya.
=°°=°°=°°=°°=°°=°°=°°=°°=°°=°°=°°=

Tok! Tok! Tok!
"Abang? Tam.. Tamii? bangun yu kita solat tahajut berjamaah."

"Ehmmm.. Iya mi."

Akupun bergegas bangun dari tidurku untuk melaksanakan sholat sunah Tahajut bersama abi dan umiku.

Setelah rapih dan siap melaksanakan sholat tahajut akupun turun ke lantai bawah tempat musholah kecil keluargaku berada.

"Tam kamu imam ya." Pintaku abiku.

"Ih abi aja ah, jangan tami."

"Abang, umi pengen banget kalau seumur hidup bisa melihat pangeran umi yang sudah besar bisa mengimami sholat berjamaah dengan umi." Umi melemparkan senyum manisnya padaku. Entah mengapa jika melihat umi dan abi tersenyum hatiku terasa sangat tenang dan tentram.

Aku terpaku mendengarkan ucapan umiku barusan. Yaallah jangan cabut nyawa kedua orangtua hamba sebelum hamba berhasil membahagiakannya ya rabb. Batinku

"Yaudah mi aku yang imamin." Ujarku lalu mengumandangkan takbir sebagai pemulaan sholat tahajutku bersama abi dan umi.

"Assalamualaikum warohmatullah.. Salamualaikum warohmatullah.." Aku mengucap salam untuk tanda pengakhiran sholat tahajutku lalu mengangkat kedua tanganku untuk memanjatkan doa pada rabbku.

"Yaallah ya tuhanku, berkahilah hidupku, terimalah taubatku, ampunilah segala dosaku dan dosa kedua orangtuaku..

Yaallah yatuhanku, panjangkanlah umur umi dan abiku.. Agar mereka bisa menikmati keberhasilanku dimasa yang akan datang nanti..
Robbighfirlii waliwaalidayya warhamhumaa kama rabbayaanii shagiiraa. Aamiin.

Yaallah yatuhanku, aku hanyalah insan yang tak luput dari dosa, yang sering membuat banyak kesalahan, semua yang ada di alam semesta ini adalah milikmu.. Termasuk mereka orang-orang yang hamba sayang.. Yaallah yatuhanku, jika zahra adalah kekasih abadiku tolong berikan jalan yang terbaik untuk hubunganku dengannya.. Tolong berkahilah hubunganku dengannya ya rabb.. Robbanaa hab lanaa min azwajinaa wa dzurriyatinaa qurrota a'yun Zahraafahiraa binti abu ali (zahraa fahiraa anak perempuannya bapak ali) waj'alnaa lil muttaqiina imaamaa..." Doaku dalam hati lalu mengusab wajahku dengan kedua tanganku.

Akupun membalikan badanku menghadap kearah kedua orangtuaku. Aku terharu melihat umiku yang sedang mencium tanggan abiku sambil meminta maaf dan meminta ridha dari suaminya, begitupula abiku yang mencium kepala umiku sambil mengusap-usap kepala umiku dan mendoakannya.

Yaallah aku ingin seperti abi dan umi.. Aku ingin status hubunganku dan zahra kelak seperti abi dan umi.. Bahagia dan mendapati berkah dalam setiap harinya darimu. Batinku.

Setelah umi yang meminta maaf dan meminta di doakan oleh abi sekarang giliranku untuk bersungkeman dengan abiku.

"Abi, maafin tami ya bi, doain tami agar menjadi anak yang soleh.. Semoga tami bisa menjadi alasan bagi Allah untuk memasukan abi dan umi ke syurga firdausnya.." Aku menangis kala mengucapkan kalimat itu.

"Iya tam, abi dan umi selalu meridhai dan mendoakan semua langkah dan pilihanmu.." Ujar abiku dengan suara sedikit serak seperti sedang nangis lalu mengusap kepalaku seperti yang dilakukan pada umi tadi. Umi yang mendengarkan ucapanku barusan langsunb memelukku dari belakang. Aku sangat bahagia bisa menikmati kehangatan bersama kedua orangtuaku.

"Umi selalu mendoakan yang terbaik untukmu tam.. Semoga allah memberkahi semua yang kamu lakukan. Umi ikhlas.. Umi ridha dengan pilihanmu untuk mengabdikan diri setelah lulus dari pondok nanti.. Inget pesan umi 'Utlubul ilmi, minal mahdi ilal lahdi.' tuntutlah ilmu dari awal buaian hingga keliang lahat ya bang.." umi mengecup jidatku dan memelukku.

"Umi.. Abi.. Panjang umur yaa.. Sampai tami berhasil nanti.. Biar umi dan abi bisa menikmati keberhasilan dari kerja keras tami." Ujarku lalu mencium umi dan abiku.

"Insya allah bang.. Doain umi dan abi ya.. supaya panjang umur.. Bisa melihat kamu berhasil.. Bisa melihat abang bahagia dengan pendamping hidup abang dimasa depan nanti.. Bisa melihat dan menggendong cucu-cucu umi dan abu dari abang.." Ujar umiku sambil menatapku penuh harapan. Aku hanya bisa diam tersenyum dan mencerna baik-baik ucapan umi barusan. Yaallah takdir hamba, jodoh hamba, hanya ada di tangganmu.. Berikanlah hamba pendamping dunia akhirat yang bisa membanggakan umi dan abiku.

"Barokallah fi umrik tam (barokah selalu disetiap umurmu tam). Kamu anak baik-baik tam, insya allah akan di sandingkan dengan wanita yang baik pula." Ujar abi menepuk pundakku sambil tersenyum menatapku.

"Bi.. Mi.. Aku iri sama abi dan umi.." Ujarku lalu menundukan kepalaku.

"Iri gimana bang?" Tanya umiku.

"Aku pengen kaya umi dan abi, bahagia dan langgeng dalam menjalani hubungan. Apa aku sama zahra bisa kaya umi dan abi?"

"Kamu mau tau rahasia umi dan abi bahagia dan langgeng? Rahasianya cuma saling mendoakan, mencintai tulus karna Allah dan yakin! Udah itu aja.. Dengerin abi ya tam.. Kamu anak baik-baik. Zahra juga anak baik-baik. Kalau Allah berkata kun fayakun! Maka jadilah! Kalau Allah menakdirkan kamu dan zahra memang untuk bersatu selamanya. Sekuat apapun terpaan ombak yang menghantam kisah cinta kalian berdua pasti akan terkalahkan dengan rasa cinta dan rasa sayang kalian yang tulus karna Allah!"

"Tapi bi, zahra mau kuliah di kairo mesir dan aku? Aku mau ngabdiin diri di pondok, dari jawa ke kairo jauh banget bi."

"Tami.. Allah menciptakan makhluknya untuk berpasang-pasangan. Meskipun jarak terbentang jauh dari keberadaan kamu dan calon ma'mun kamu nanti, pasti ada jalan yang indah yang Allah buat untuk mempertemukan kamu dengan dia! Kalaupun zahra jodoh kamu sejauh apapun jarak yang memisahkan kamu sama dia, Allah akan memberikan jalan yang terbaik untuk hubungan kalian! Inget tam! Doa adalah obat penawar dahaga ketika haus akan rindu!"

"Apa tami harus serahin semua sama Allah aja ya bi?"

"Gak gitu juga, selagi kamu mampu mempertahankan jalanin aja.. Abi dan umi sudah tau ko karakter dan kepribadian zahra ko. Zahra itu anak yang baik tam, saran abi kamu pertahanin zahra ya, jangan sampai kamu ngecewain dia. Dari nada bicara dan sifat dia, zahra termasuk anak yang sopan santun tam, zahra juga baik, tulus, dan sayang sama anak kecil, sifat keibuannya sangat kuat! Meskipun dia sedikit jail tapi dia tipe wanita yang penyayang anak-anak. Jadi jangan sampai abi denger kamu ngelepasin dia cuma demi wanita lain yang gak jelas pribadinya." Abi memang diberikan kelebihan oleh Allah untuk dapat membaca karakter orang lain. Namun abi tidak pernah mengumbar-umbar karna menurut abi setiap orang pasti ada sifat baik dan buruknya.

Aku tersenyum mendengarkan penjelasan abi barusan yang positive tentang zahra.. Yang abi bicarakan barusan memang benar apa adanya, meskipun abi jarang sekali bertemu dengan zahra namun abi bisa menyebutkan karakteristik zahra dengan benar adanya.

"Yaudah kamu kekamar gih, nanti subuh umi bangunin."

"Yaudah tami keatas duluan ya abi.. Umi.." Akupun pamit kepada umi dan abiku sambil mencium kedua tanggan orangtuaku.
=°°=°°=°°=°°=°°=°°=°°=°°=°°=°°=°°=

Hai reader :* kepo sama sosok Zahra Fahiranya gak nih? :v itu loh yg diatas pacarnya si tami ;)) wkwk cantik? Jelek? Atau biasa saja? Wkwk mungkin sebagian dari kalian ada yang mengenalnya jahaha :'v

Jangan bosen-bosen ya baca crita aku ;*{}

Happyreading;*

Divote ya;)

Pacar AbadikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang