12. mimpi buruk

266 71 2
                                    

Zahraa Fahiraa Pov.

Alhamdulilah peningku sudah hilangan berkat obat yang diberi Anggun tadi, tapi.. ko aku sekarang malah ngantuk.

"Yaudah kamu tidur gih.. Kamu pulang jamberapa ra?" Tanya Anggun.

Loh, ko Anggun tau sih kalo aku ngantuk.. Hehehee emang Anggun doang dah ah.. Batinku.
"aku jam sepuluhan aja ah kalo gak jam sebelasan." Lanjutku menjawab pertanyaan Anggun.

"Yaudah masih ada satu kalo gak dua jam lagi ko.. Sebenernya sih aku juga mau tidur.. Hehe. " Ujar Anggun sambil merebahkan tubuhnya di sampingku.

Aku, Anggun, Riska dan Dindapun tidur sebelum pulang kerumah masing-masing untuk istirahat setelah Ujian Nasional

='='='='='='='='='='='='='='='='='='='='
Dream On~

Aku berdiri diatas karang yang kokoh sambil menikmati sapaan lembut dari deburan ombak pantai..
Pemandanganku di manjakan oleh indahnya alam yang diciptakan oleh sang maha kuasa.. Betapa indahnya laut biru ini.. Tempat tinggalnya berbagai jenis makhluk laut..
Akupun menarik nafasku dan menutup mataku menikmati suasana alam yang asri ini. dan membiarkan kakiku di tarpa oleh lembutnya deburan ombak.. Untuk menikmati sunset di sore hari..
Betapa maha besarnya Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan berbagai keindahannya..

"Hey habibi qolbi." Sapa seorang pria yang tiba-tiba datang sambil memelukku dari belakang.

"Hey juga sayangg.." Jawabku memeluknya balik.

"Ke atas yuu.. Ombaknya udah mulai pasang nih.." Ajaknya sambil menggandeng tanganku mengajak menjauh dari laut lepas.

Aku dan Tamipun berjalan menuju vila, tempat untukku bermalam disana bersama dengan keluargaku dan keluarganya.

"Krik krik.. Sunyi banget ya cuma bunyi ombak doang. Balap lari yu ay." Ajakku memecahkan keheningan lalu meninggalkan tami.

"Dih curang nih main duluan ajaa.." Tami mengejarku. Namun langkahnya kearah serpihan-serpihan karang yang rusak. Dan Brukk~
"Ahhhhh.. Zahraaaa.. tolongin akuu.." Teriaknya padaku sambil memegangi kakinya yang luka karna patahan karang yang ada di sekitaran tempatnya jatuh.

"Tamiii..." Teriakku sambil lari kearahnyaaa

"Zahraaaaa.. Tolonginnn akuuuu.. Kaki aku berdarah raa.. Arghhhhh.." Ringisnya kesakitan namun tak lama kemudian ombak besar menyambar tubuhnya. Jubwarr~

"Yaallahhh.. Tamiiiiiiiii.." Teriakku histeris melihat priaku tersambar oleh ombak besar. Akupun menutup mulutku melihat kejadian barusan.

"Zahraaaa.." Tami meneriaki namaku. Namun ombak itu sudah menelannya.

"Yaallah tamiii.. Tamiiiiiii.. Tami Jangan tinggalin aku tammm.. Tamiiiiiiii.. Tolongggggg.. Tolongggg.. Kalau ada yang mendengar aku? Tolong bantu akuuuuuu.. Yaallah tamiiiiiiii.. Hikss.. Umiii.. Abiii.. Mamahh.. Ayahhh.." Teriakku meminta tolong pada orang lain, namun sayangnya di pantai nampak sangat sepi.

Dream Off~
='='='='='='='='='='='='='='='='='='='='

"Tamiiiiiiiiiiii.." Teriakku terbangun dari tidur.

"Zahraa? Kamu kenapa?" Tanya Anggun kaget melihatku yang berkeringatan karna mimpi burukku barusan.

"Nggunnnnn.." Akupun menatap Anggun lalu memeluknya.

"Nggun, Zahra kenapa?" Tanya Riska kaget terbangun dari tidurnya karna teriakanku.

"Aku juga ga tau ris, tiba-tiba dia nangis sambil meluk aku gini. Tapi sebelumnyaa dia teriak mangil nama Tami." Jelas anggun.

Pacar AbadikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang