Cinta memang tumbuh di tempat dan waktu yang tak terduga. Siapa yang sangka perjodohan yang dikatakan 'konyol' itu dapat membuat mereka justru semakin terikat benang merah.
Dengan seluruh rencana manis dari Kami-sama, semuanya terjadi begitu saja. Benamg merah telah tersambung di hati keduanya yang semakin menguat.
Perasaan itu mulai tumbuh di hati keduanya. pemuda berambut raven menutupinya dengan baik dengan topeng stoic nan datarnya. Sedangkan, gadis indigo? Ia tak bisa mendeskripsikannya terlalu bingung semuanya sangat rumit. Ia tak mengerti. Ia tak ingin salah mengartikan perasaannya.
Hinata tak pernah dekat dengan lelaki manapun selain Ayah dan Neji tentu saja hanya pada mereka ia dapat bebas bermanja ria. Tapi entah ia merasa tak boleh memiliki perasaan seperti ini walau bagaimanapun statusnya hanyalah maid- mana mungkin maid jadian dengan majikannya kan?
Hinata terus menepis perasaan nista nya itu. Ia harus fokus belajar dan memikirkan perjodohannya. Mungkin menunggu 3/4 bulan lagi ia akan kembali ke rumah. Ia akan meminta pendapat pada sahabatnya besok.
Ah- ia hampir lupa jika ia masih memiliki kehidupan sekolah. Kejadian hari jumat malam sampai malam senin seperti ini terasa berbulan-bulan untuknya. Banyak sekali hal tak dapat diprediksi. Mungkin jika ia menceritakannya pada Ino sahabat blonde nya akan histeris. Ia terkikik sendiri. Ia rindu sekolah dan teman-temannya.
-
Dentingan peraduan sendok garpu dan piring meramaikan suasana yang canggung bagi Sasuke. Tapi anehnya ia melihat maidnya bersikap biasa. Kelihatannya maidnya terlalu bersemangat untuk sekolah.
Maidnya nampak menggemaskan, manis, dan lucu di pandangan tajamnya. Balutan kaus kaki hitam panjang selutut, rok kotak-kotak biru gelap selutut- tidak kependekan seperti anak muda lainnya dan tidak kepanjangan ia menjaga lekuk tubuhnya dengan baik. Pas! . Lalu, blazer warna coklat berlambang KHS di dada kiri untuk luarnya, serta kemeja dalam putih dan lehernya dihiasi pita dasi senada dengan roknya.
Rambut wangi dan sehalus sutera berwarna indigonya dibiarkan tergerai menjatuhi punggungnya, dihiasi bando dengan bentuk telinga kelinci tidak norak. Sangat kawaii. Sasuke harus menahan diri agar tidak mimisan lagi. Itu sangat memalukan. Ia takut dikira pria mesum oleh Hinata.
Mereka terdiam makan dengan tenang, Hinata selesai duluan kemudian bangkit menyiapkan kotak bentonya untuk dimakan saat jam istirahat nanti. Lalu teringat akan Sasuke kemudian mulai berkreasi sedikit dengan bento majikannya tak lupa dengan tambahan tomat. Setelah selesai Hinata telah siap dengan tas dipunggungnya.
Kemudian menghampiri Sasuke yang juga telah siap dengan balutan jas formal dan tas kantornya. "U-uchiha-sama..." maidnya memanggil lirih.
Sasuke menatap gadis di depannya dengan alis terangkat sebelah. Ia melihat Hinata menjulurkan kotak bento. "Makanlah ini untuk bekal makan siangmu nanti" tambah Hinata dengan senyum manis.
Sasuke ikut tersenyum. Hinata terpana baru kali ini tuan nya tersenyum selama ini yang ditujukan hanyalah wajah sedatar papan triplek. Hinata berangkat diantar Sasuke namun Hinata menolak sangat keras. Hinata takut jika ada penguntit suruhan Hyuuga. Pada akhirnya Hinata menggunakan bus umum.
Karena curiga Hinata menolak tawarannya ia memilih mengikuti gadis itu diam-diam. Ia hanya takut Hinata akan bertemu Sakura lagi dan membuat Hinata terluka lebih parah.
Jalan ke Uchiha corp dan ke KHS sama jadi Sasuke tak perlu bersusah payah memutarbalik arah, dan lagi jaraknya pun tidak terlalu jauh mungkin 15 menit berjalan kaki dari KHS. Selama membuntuti maidnya. Sasuke dapat melihat Hinata yang terkadang tersandung batu kerikil atau menabrak bahu sesorang. Ceroboh.
Sampai di depan KHS ia dapat melihat seorang gadis yang sebaya dengannya kelihatan sangat akrab berambut pirang berkuncir ponytail dan berambut coklat cepol 2. Memeluknya erat di depan gerbang.
Selesai sudah tugasnya untuk memastikan Hinata aman sampai sekolahnya sekarang tinggal ia sendiri yang harus segera berangkat ke kantornya.
-
Meeting kali ini dengan beberapa klien membuat hampir naik darah karena mereka yang keras kepala tidak bisa koorperasi dengan baik. Darah Uchiha yang terkenal absolute tentu saja memenangkan perdebatan sengit dalam meeting maka bukan Uchiha namanya jika tidak bisa menaklukan pebisnis di luar sana.
Selesai meeting ia kembali bergulat berkas-berkas yang dibutuhkan tanda tangannya. Entah proposal, laporan kerja, laporan keiangan, laba rugi perusahaan, kontrak kerjasama, dan segala tetek bengek perusahaan.
Tok
Tok
Tok
"Masuk!"
Pria sebaya dengan gigi seperti gergaji berambut putih bermata violet masuk dengan tidak sopannya langsung duduk di sofa diikuti pria berambut perak antigravitasi dengan masker yang setia bertengger di wajahnya yang menempati sebelah si gigi runcing tadi.
"Sas- ayo makan! Udah waktu break nih. Gak laper emang?" Sembur berambut putih.
Pria bermasker di sebelahnya masih saja setia membaca novel mesum karangan kakeknya Naruto tak menghiraukan ocehan atasannya dan rekan kerjanya.
Jam makan siang biasanya mereka bertiga makan bersama di kafetaria seberang kantor Uchiha. Atau jika tidak sempat makan Sasuke akan delivery dan makan di ruang kerjanya bersama juga.
Mendengar kata 'lapar' dari Suigetsu ia memang belum makan perutnya juga sudah tak bisa diajak kompromi lagi. Ia ingat Hinata telah memberinya bekal makan siang dan tersenyum.
"Apa-apaan wajahmu Sas! Menjijikan! Aku lebih suka kau memasang tampang datar atau memberiku deathglare." Sembur si gigi runcing. Kakashi langsung mengalihkan pandangan dari novelnya menatap Sasuke.
Tersenyum? Bisa dibayangkan?! Selama ini atasannya tak pernah tersenyum samasekali. Apa meeting tadi terlalu membuatnya senang? Tapi sebesar apapun milyaran yang diperoleh Uchiha Sasuke tetap sedatar papan karambol di rumahnya.
"Berisik Suigetsu!" Hardik Sasuke menatap tajam langsung ke mata violet Suigetsu. "Hahh akhirnya kembali lagi kewarasanmu Sas!" Tukas Suigetsu mengelus dada. Ia sudah terbiasa mendapatkan deathglare dari atasan sekaligus teman SMA nya.
"Kalian makan saja di luar. Aku tidak ikut kali ini." Ujar CEO Uchiha tanpa mengalihkan pandangannya dari dokumen di hadapannya.
"Tumben sekali! Ada apa?" Kali ini Kakashi angkat bicara.
"Hn"
"Sudahlah ayo Kakashi, biarkan saja dia." Timpal Suigetsu bangkit dari sofa.
Sasuke merapikan dokumen terakhir yang ia teliti dan membereskan mejanya yang berserakan tanoa menghiraukan teman-temannya. Kemudian mengambil kotak bento berwarna hitam dengan kain biru gelap. Ia membukanya dan terkejut karena isinya lauk pauk di sana mirip dengannya.
Kakashi terkejut karena Sasuke membawa bento. Tidak biasanya apa Sakura yang memberinya? Tidak mungkin setahunya Sakura tidak bisa masak terakhir kali Sasuke makan bekal buatan Sakura Sasuke langsung muntah-muntah dan mual selama dua hari. Lagipula Sakura kan sudah diputuskan oleh Sasuke beberapa hari yang lalu.
Tanpa pikir panjang Kakashi menarik kerah belakang kemeja Suigetsu dan mengeretnya ke hadapan Sasuke. "Sejak kapan Sasuke-sama bawa bento?" Tanya Kakashi langsung.
"Woaaaah- lihat bentuknya sama seperti mukamu Sas! Siapa yang buat????" Sembur Suigetsu hendak mencomot onigiri milik Sasuke.
Plak!
Tepisan pelan dan tatapan tajam gratis dari Sasuke diterima Suigetsu. "Jangan sentuh, makan makanan yang lain sana!" Usir Sasuke tanpa tedeng aling-aling
'Dasar pelit!^ maki Suigetsu dalam hati. Kakashi tersenyum di balik maskernya dan menarik Suigetsu untuk tidak mengganggu Sasuke yang menikmati bentonya. 'Secepat itu kah? Sasuke move on? Gadis itu pasti bukan gadis biasa gang mampu membuat Sasuke seperti itu'.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABSURD MATCHMAKING
FanfictionDESCLAIMER : udah aku bilang Naruto tuh punya Masashi Kishimoto RATED : T+ | M untuk bahasa dan adegan WARNING : abal- cerita mainstream, typo evriwer, bahasa acak-acakan. BEBERAPA PART TELAH DI-PRIVATE, FOLLOW DAHULU SEBELUM KEPO :) SUMMARY Hinata...