Sakura POV
Jika ditanya 'Apa aku kaget?' Tentu saja! Itu lah jawaban yang akan aku berikan. Terkadang aku lupa jika ia adalah seorang Uchiha. Aku dibutakan karena fakta bahwa ia mencintaiku.
Maka, dengan tanpa dosa aku memanfaatkan perasaannya untuk menguras harta kekayaannya. Bahkan ia berani menentang Mikoto untuk dijodohkan karena ia mencintaiku.
Mikoto tahu jika aku memang memiliki reputasi buruk. Tapi ia lupa bahwa akulah gadis beruntung yang dicintai si bungsu Uchiha.
Belum habis kekagetanku karena semua kekayaannya ia cabut, di belakangku ia membawa gadis lain. Aku akui memang seleranya bagus. Sangat manis dan naif!. Tapi tetap saja akulah yang paling cantik.
Dari segimananya Sasuke berani membawa gadis lain di belakangku. Aku masih sangat yakin jika Sasuke hanya membuatku cemburu dengan memperalat gadis itu. Aku sangat yakin!
Lihat saja! Akan aku balas perbuatannya. Berani sekali gadis sialan itu mengambil mesin uangku. Tak akan aku biarkan. Tunggulah waktu yang tepat
End Sakura's POV
Selama perjalanan pulang Hinata samasekali tidak bersuara. Ia hanya diam dan diam. Bahkan saat merapikan barang belanjaanpun Hinata tak mengeluarkan suara sedikitpun. Sasuke merasa bingung. Bukan sunyi yang canggung seperti ini yang ia inginkan.
Tapi dirinya yang memang pribadi introvert bukan samasekali gayanya menghibur dan membuat lelucon seperti sahabatnya, Naruto. Ia tak pernah menangani gadis yang marah. Jika gadisnya semacam Hinata ia tak yakin jika diberi perhiasan ia akan kembali seperti semula Hinata jelas berbeda jauh dengan jalang itu.
Ia teringat ice cream sekotak ukuran sedang yang ia beli tadi di supermarket. Ice cream itu memang sengaja ia belikan untuk Hinata. Ia berniat memberinya sekarang berharap mood Hinata berubah lagi.
Hinata melamun di balkon, posisinya memeluk lutut sendiri memandangi suasana Konoha dari atas balkon apartmen. Pandangannya kosong. Pikiran juga kosong tak ada apapun yang ia pikirkan.
Sesuatu yang basah dan dingin menyentuh pipinya yang gembil. Sekotak ice cream rasa coklat ada di hadapannya. Majikanlah yang memberikannya. Sasuke ikut duduk di sampng Hinata.
"Ambilah! Untukmu" perintah Sasuke.
"Un-untukku? B-benarkah?"
"Hn"
"A-arigatou Uchiha-sama"
Sekarang bungsu Uchiha itu tenang karena senyum maidnya kembali muncul. Hinata menyambar kotak es krim dari majikannya dan memakannya lahap. Ia tak sadar jika di sampingnya Sasuke memandangnya intens.
Saat melihat isi es krimnya yang hampir setengah Hinata sadar ia tak menawari majikannya sedikitpun. Hinata kini menengok ke sebelah kiri nya. Memandang Sasuke balik.
Jantungnya terasa berdebar keras, seperti diketuk palu lebar namun rasanya sangat menyenangkan karena Hinata memandangnya balik. Oh tidak jangan sampai virus merona maidnya tertular olehnya. Akan sangat memalukan seorang Uchiha merona.
"Ehm. Ma-maaf. Uchiha-sama mau?" Hinata menyodorkan sesendok es krim pada Sasuke. Namun Hinata tak sadar jika ia tengah menyuapi Sasuke.
Sebenarnya Sasuke tidak menyukai makanan manis. Tapi mulutnya terbuka begitu saja dan menyambar es krim yang disuapkan Hinata dengan cepat. Tidak buruk juga 'rasanya'. Sasuke menyeringai.
Sadar akan apa yang dilakukannya Hinata terpaku dengan mulut terbuka sedikit. Bukankah ia tadi menyuapi majikannya? MENYUAPI MAJIKAN! 'Baka baka baka' ia merutuk.
Dan- bukankah itu sendok bekas dari mulutnya?! Iya kan! I-itu berarti ciuman pertamanya te-telah diambil majikannya walapun tidak secara langsung! Hwaaaaaaa- ia tak bisa berfikir lagi. Wajahnya pasti sudah sangat merah persis seperti tomatnya Sasuke.
"Mulutmu ada noda es krim" gumam Sasuke.
"Eh? Benarkah dimana- ya ampun" tangan mungilnya hendak mengelap bibirnya sendiri namun. Di tahan oleh majikannya. "Biar aku yang bersihkan" tukas majikannya.
Seketika itu juga iris lavendernya membulat, bibirnya terbuka sedikit dan nafasnya tercekat. Ia tak bisa merasakan oksigen Konoha. Demi Kami-sama!!!!! Ini jarak terdekat dirinya dengan lelaki lain selain Ayah dan Neji.
Semuanya seakan slowmotion bagi Hinata namun cepat bagi Sasuke. Lidahnya terjulur untuk menjilat sisa es krim yang ada di sudut bibirnya. Teksturnya sangat lembut dan basah menyapu sudut bibirnya. Sungguh Hinata sangat butuh bernafas.
Manis. Begitulah isi pikiran Sasuke. Ia baru sadar akan apa yang ia lakukan tadi. Namun untungnya ia cepat kembali kewarasannya jika tidak ia tak akan berhenti menjilat bibir kissable di hadapannya mungkin juga sudah melumatnya habis-habisan.
"Ehem!"
Sasuke berdehem untuk menetralisirkan fantasi liarnya. Dan menyadarkan kekagetan Hinata juga. Ia yakin Hinata belum mempunyai pacar. Karena reaksi yang ditunjukannya sangat berbeda. Terlalu kaget dengan wajah memerah.
"-ma-maaf. Istirahatlah" sambungnya.
Bravo kau Hinata! Gagapmu kini juga ikut menular pada Uchiha bungsu. 'Memalukan gagap di hadapannya!' Sasuke kembali mengutuk keOOCannya.Kemudian ia bangkit dan melesat menuju kamarnya sendiri. Sasuke melemparkan diri ke arah kasur. Surai hitamnya ia jambak karena frustasi. Iris sekelam malamnya terpejam erat. Bingung karena perasaan konyolnya ini.
Tidak mungkin! Tidak mungkin ia menyukai gadis SMA seperti Hinata, lagipula Hinata kan orang yang baru dikenalnya bahkan baru kemarin mana mungkin perasaan konyolnya muncul secepat itu kan?!
Tapi ia samasekali tak merasakannya saat bersama Sakura. Gadis itu saja. Yang mampu membuat jantungnya berdebar menyenangkan, membuat Uchiha out of character, membuat sifat jahilnya keluar, membuatnya begitu saja percaya akan kepolosannya, membuatnya merasa ingin melindunginya. Ya! Cuma dia, Maidnya, gadis indigo itu-
-Hinata.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABSURD MATCHMAKING
FanfictionDESCLAIMER : udah aku bilang Naruto tuh punya Masashi Kishimoto RATED : T+ | M untuk bahasa dan adegan WARNING : abal- cerita mainstream, typo evriwer, bahasa acak-acakan. BEBERAPA PART TELAH DI-PRIVATE, FOLLOW DAHULU SEBELUM KEPO :) SUMMARY Hinata...