Happy Ending

14K 722 43
                                    

Restoran megah itu sengaja di kosongkan khusus untuk pertemuan dan dinner dua keluarga. Kakashi merasa malas mengurusnya entah apa yang dilakukan direktur Uchiha itu menyuruh restoran semegah ini harus closing demi bookingan milik Itachi.

Seingatnya Itachi sudah melamar Konan tahun lalu. Dan kini mereka sengaja menunda karena Konan masih menjalankan pendidikannya di London. Lalu untuk apa sebenarnya? Apa jangan-jangan Itachi ingin mengajak wanita lain makan malam? Atau- ah pemikiran negatif mulai mengotori otaknya. Intinya sih dia tak perlu repot kepo dengan urusan orang. Yang penting ia di bayar. Beres.

-

"Tou-san- datanglah ke Konoha aku ingin membicarakan tentang perjodohan ini" suara datar dari Sasuke membuat pria oaruh baya di ujung sana mengernyit sedikit.

"Hn?" Dasar! Ayah-anak sama aja.

"Kaa-san dan Tou-san datanglah ke restoran La Vinc malam ini aku tunggu"

Pip!

Anak kurang ajar! Batin Fugaku mengumpat, anaknya yang satu itu memang agak keras kepala dan kurang sopan. Tapi mengingat tentang perjodohan yang dibuat Mikoto pada Sasuke membuatnya memijat pelipis.

Bukankah Sasuke menerimanya begitu saja? Apa? Sasuke ingin menolak? Apa ia ingin mencari keberadaan Hinata? Ah- saat ini ia malas memikirkan hal berat. Dirinya segera menghampiri Mikoto di belakang pekarangan rumah yang di penuhi kebun dan bunga yang di rawat oleh isterinya sendiri. Mikoto mungkin akan gelisah mendengarnya.

-

Suara sambungan yang diterima membuat Hinata sedikit gugup dan berkeringat dingin. "Moshi-moshi, Hinata? Ada apa? Kapan kau pulang?". Suara berat sang Ayah yang menjadi panutannya membuyarkan lamunan Hinata.

"Tou-san, aku ingin bicara mengenai perjodohan itu dan-" Hinata menarik nafas dalam dan mengemhembuskan berat "tentang kepulanganku ke mansion".

"Baiklah, kita bicara di rumah.  Di mana Tou-san akan menjemputmu?"

"Tidak Tou-san, aku ingin Tou-san dan Neji-nii datang ke restoran La Vinc malam ini pukul 7. Aku menunggu di sana" ucap Hinata tegas padahal dalam hati ia gugup ssetengah mati.

"Baiklah Neji dan Tou-san akan ke sana" Ungkap Hiashi tenang. Namun, ia takut jika Hinata akan pergi lagi. Ia penasaran apa yang hendak dikatakan putri bungsunya nanti.

"Jaga diri Tou-san baik-baik. Aku menunggumu nanti malam. Selamat istirahat Tou-san maaf mengganggumu." Ucapnya tulus.

Di seberang sana Hiashi tersenyum tulus "baiklah- kau juga Hinata."

"Kalau begitu Hinata matikan ya teleponnya Hinata masih di sekolah." Balas Hinata.

"Hm"

Pip!

Telpon dimatkan sepihak Ayahnya. Hinata menghela nafas lelah. Dia sangat bingung. Apa yang akan ia katakan nanti. Ia sangat mencintai Sasuke tapi Hinata juga tak ingin mengecewakan sang Ayah. Ia hanya bisa pasrah mengikuti permainan Sasuke. Entah apa yang kekasihnya rencanakan itu.

-

Malam ini ia hampir berhasil menjalankan misinya, seringainya semakin lebar menatap jam dan layar ponselnya. Ia merasa detik berlalu begitu lambat. Sungguh! Ia tidak sabar menyaksikan ini semua.

Dimana ia terkikik geli ia tak hisa membayangkan bagaimana ekspresi mereka semua nanti. Kami-sama percepatlah waktumu. Batin Itachi senang.

"

Hiashi baru saja sampai ditemani Neji di sebelahnya. Mereka sedikit bingung mendapati restoran semewah ini sepi sekali. Di ruang sebesar ini hanya ada mereka berdua. Resepsionis depan telah memberikan akses masuk lebih dalam. Namun yang membuat Hiashi bingung pelayan menggiringnya ke meja besar berisikan 7 bangku.

ABSURD MATCHMAKINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang