Guncangan kecil mengganggu lelapnya Hinata saat bersenang-senang dalam alam mimpinya. Kelopaknya sedikit demi sedikit terbuka, erangan kecil keluar dari mulutnya.
"Ngghh.."
"Bangun pemalas!"
"Eh?!" Hinata terduduk tegap. Matanya mengedip-ngedip lucu.
"M-maaf.." Hinata tertunduk lagi.
"Hn, angkat bawaanmu segera."
Hinata mengangkut seluruh barang bawaannya dalam mobil Sasuke. Yang samasekali tidak dibantu oleh majikan barunya.
'Huh dasar menyebalkan' Gerutu Hinata dalam hati tentu saja, mana berani ia mendeklarasikan isi hatinya melihat wajah Sang majikan saja sudah bisa membuatnya menciut.
Hinata sedikit berlari mengejar langkah sang majikan agar tidak tertinggal jauh. "Lambat!" Hardik Sasuke tanpa perasaan. Hinata mengerucutkan bibirnya.
Selain memiliki wajah sangar lidahnya juga tajam walaupun kata-katanya singkat tapi cukup nyelekit di hati Hinata.
'Kalau bukan majikanku akan aku tendang alat kelaminnya, biar tahu rasa' Umpat Hinata lagi.Akhirnya mereka sampai di depan apartmen Sasuke, Sasuke membukanya dengan password. Kaki panjangnya melangkah masuk ke dalam, diikuti Hinata di belakangnya.
Hinata menganga tidak elit di samping Sasuke, Sasuke mendengus geli sedikit mengangkat ke atas ujung bibirnya alias tersenyum, tapi sedikit . Butuh jarak dekat agar menyadarinya.
"Ini lebih parah dari kandang ayam" suara lirih Hinata menghampiri telinga tajam Sasuke.
Hinata refleks menutup mulutnya karena kelepasan bicara. Ia menunduk menatap Sasuke dari balik poni nya. Biasanya gadis-gadis yang bersama Sasuke akan berani menantang tatapan mata Sasuke dengan kilatan menggoda. Namun, gadis di sampingnya ini berbeda.
"Ma-maaf-"
"Kamarmu di sebelah sana" ucapan Hinata dipotong cepat oleh Sasuke yang mengarahkan sebuah kamar dengan ujung dagunya. Dibalas anggukan kecil oleh Hinata.
Sasuke mengisyaratkan Hinata untuk merapikan barangnya sendiri terlebih dahulu. Kebetulan yang pas besok adalah hari libur bagi keduanya. Sehingga Hinata masih dapat menyiapkan keperluan sekolahnya sendiri.
Sasuke juga berniat akan menginterview maid barunya besok saja. Karena hari ini ia cukup lelah. Dengan segala rutinitas monotonnya.
-
Semilir angin pagi membelai kulit, kicauan burung menyanyi di pendengaran seakan musik upacara kegiatan bersantai di hari minggu, awan putih bersiap menemani sang raja Siang yang menyinari bumi.
Namun suasana hati sang Ayah yang kehilangan anaknya tidak sebagus pagi ini, begitu suram, menyedihkan, terpuruk.
Baru semalam sang putri meninggalkan rumah namun seakan sudah sangat lama -seakan jika sang putri tidak kembali sang ayah akan merana, sangat.
Hiashi, menghirup aroma teh nya dan menyesap perlahan kemudian meletakan kembali cangkir tersebut di atas meja di sampingnya. Irisnya yang memandang taman bunga yang dirawat Hinata bergulir melirik ke samping tempat dimana sang putri biasa berceloteh ria.
"Tou-san! Kemarin Hinata diutus menjadi tutor oleh Ibiki-sensei. Untuk anak kelas XII-C. Mereka ribut sekali, tapi untungnya mereka berhasil mendapat nilai terbaik"
"Tou-san. Neji-nii tuh menggodaku terus.."
"Tou-san bunga mana yang cocok untukku?"
"Tou-san jangan makan makanan seperti itu pengawetnya tidak baik tahu!"
"Mana cinnamon roll yang Tou-san janjikan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ABSURD MATCHMAKING
FanfictionDESCLAIMER : udah aku bilang Naruto tuh punya Masashi Kishimoto RATED : T+ | M untuk bahasa dan adegan WARNING : abal- cerita mainstream, typo evriwer, bahasa acak-acakan. BEBERAPA PART TELAH DI-PRIVATE, FOLLOW DAHULU SEBELUM KEPO :) SUMMARY Hinata...