Chapter IX

867 72 6
                                    

Yuki POV

Aku membuka mataku, kupaksakan badanku ke posisi duduk. Kulihat di sampingku tertidur seorang gadis di pinggir tempat tidurku.

Gadis itulah yang telah membuatku dapat memakan makanan yang hangat tetapi hal itu sama sekali tak mengubah fakta akan masa laluku.

Tanpa kusadari tanganku perlahan dan lembut mengelus rambutnya, kuperhatikan wajah gadis itu, ternyata ia memiliki wajah yang cantik.

Deg!

Tiba-tiba aku tersadar, aku langsung menarik tanganku...

"Astaga...apa yang telah kulakukan? Tanpa sadar aku telah memikirkanmu... ada apa denganku?" Batinku.

Tiba-tiba gadis itu terbangun, aku kaget dan langsung mengalihkan pandanganku ke arah lain...

*****

Hana POV

Aku membuka mataku, kulihat Furugawa-san terduduk di atas kasurnya.
Aku sangat kaget dan langsung bangun dari tidurku.
Aku berdiri seketika dan mundur beberapa langkah.

Apakah aku tertidur?
Astaga...bagaimana bisa aku terlelap?
Sekarang sudah jam berapa?

Kulihat langit yang sudah mulai gelap

Astaga...aku tertidur begitu lama, sekarang langit sudah mulai gelap.

Kepalaku terus berputar-putar memikirkan keadaan saat ini.

"Sepertinya langit sudah mulai gelap" kata Furugawa-san.

Aku menatapnya dan menganggukkan kepalaku.

"Iya yah, Sepertinya sudah saatnya aku pulang" kataku

Aku segera berlari keluar kamar dan mencari tasku setelah itu aku berjalan menuju pintu keluar..

"Biar kuantar kau sampai rumahmu"

Aku menghentikan langkahku dan
Aku langsung berbalik dan melihat Furugawa-san berdiri dibelakangku.

Apa tadi katanya?
Dia akan mengantarku?
Tidak, tidak, tidak...
Diakan sedang sakit..

Baru aku mau menolak pertolongannya, Furugawa-san sudah berjalan keluar melewatiku tanpa berkata apa-apa.
Aku hanya bisa pasrah dan terpaksa menerima pertolongannya...
.
.
.
Selama perjalanan, kami berdua hanya diam tanpa berkata apapun.
Rasanya sedikit canggung setelah apa yang terjadi tadi siang...

Bagaimana tidak, tadi siang aku melakukan sesuatu yang memalukan.
Aku memeluk Furugawa-san dengan erat, tetapi anehnya Furugawa-san sama sekali tak menolaknya.

Ah...ketika mengingat hal itu rasanya sangat memalukan sekali...
.
.
.
Tanpa sadar aku telah sampai di depan gedung apartemenku.
Aku langsung menatap Furugawa-san untuk berterima kasih.

"Anu..Furugawa-san...terima kasih" kataku sedikit gugup

Furugawa-san hanya diam dan sama sekali tak menatapku.
Kenapa?
Dari awal dia masuk sekolah, dia tak pernah sekalipun menatap mataku.
Dia melihatku tapi tak menatap mataku...

"Furugawa-san, bagaimana rasanya makan makanan hangat? Apakah perasaanmu sudah membaik?" Kataku lagi

Akhirnya Furugawa-san membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu...

"Jangan salah sangka dulu, dapat memakan makanan hangat bukan berarti aku sudah memiliki perasaanku kembali"

Dia mengatakan hal itu dengan tatapan sedih..
Aku mengulurkan tanganku ke pipinya dan mengarahkan kepalanya kearahku agar ia dapat menatap mataku tetapi Furugawa-san dengan cepat mengalihkan pandangannya.

Winter Vs SpringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang