Matahari menyeruak lembut melewati celah - celah tirai yang menutupi jendela kamar Grace.Mama Grace , Violetta Ashley masuk kedalam kamar anaknya untuk membangunkan anak perempuan nya yang masih tidur itu.
"Grace , Grace." kata Violetta sambil mengguncang - guncang tubuh anaknya.
"ah masih ngantuk , nanti dulu ah." jawab anaknya.
"Grace bangun ga!?" kata Violetta sambil menggelitiki kaki anaknya.
"Iya , iya , Grace bangun."
"Nah gitu dong , mandi sana , papa udah nungguin tuh."lanjut Violetta kepada Grace yang sudah mengambil handuk.
"Iya - iya ma ,ya udah Grace mandi dulu."
.
"Cepat ya...."lanjut Violetta yang disertai jawaban "iya -iya." dari dalam kamar mandi.
Violetta pun tersenyum dan berjalan keluar kamar anaknya , lalu menuju ruang makan dan menyiapkan makanan.
* * *
Grace turun dari tangga menuju ke ruang makan.Disana ia sudah melihat mama dan papanya yang sedang sarapan sambil diselingi berbagai topik pembicaraan yang menarik.Dirinya pun menjatuhkan dirinya di kursi sebelah mamanya yang kosong.
Grace pun mengambil sebuah roti dan mengoleskan selai cokelat kesukaannya.
"Jadi Grace , kamu siap sekolah hari ini?" tanya papa kepadanya.
Masih sambil mengoles selai ke roti dirinya menjawab "iya dong pa."
"Kamu udah gak marah kan karena kamu terpaksa pindah sekolah gara- gara papa?"lanjut papanya, Raymond Ashley.
"Ya karena papa masukin ke sekolah lebih bagus sih , makanya aku gak marah lagi."
Masih teringat oleh Grace , ketika papanya mengatakan bahwa ia harus pindah sekolah yang langsung dijawab teriakan nya menandakan tidak setuju.
"Ah papa , kenapa sih papa harus pindah - pimdah mulu kerjanya? Teman - teman Grace disini seru - seru.Grace gamau pindah!" katanya waktu itu.
"Ayolah Grace , itu ga seburuk yang kamu kira kok." kata papanya membujuknya waktu itu.
"Grace?"kata papanya yang membuyarkan lamunanya.
"Eh iya ?"
"Cepet makannya , bentar lagi kamu harus berangkat."kata papanya sambil menunjuk rotinya.
Ia pun menggangguk dan buru - buru menghabiskan rotinya.
* * *
"Ini sekolah nya ,pak?" tanya Grace pada sopirnya , Herman , sambil melihat sekolah barunya lewat kaca jendela mobilnya.
"Iya , Non."jawab Herman sekenanya pada majikan yang masih berumur 16 tahun itu.
"Oh ya non, tadi bapak pesan , katanya non nanti sebelum masuk kelas non harus masuk
ke ruang kepsek non." kata Herman menyampaikan pesan majikannya kepada Grace sambil memarkirkan mobil di halaman sekolah.
"Ngapain pak?"
"Katanya sih biar dikasih tau kelasnya gitu non."
"Ya udah deh, pak." katanya sambil membuka pintu mobil dan beranjak keluar dari mobil.
* * *
"Aduh , ini lewat mana yaa?" kata Grace sambil menggaruk - garuk kepala karena frustasi.
Sambil berjalan dan melihat berbagai ruangan yang tersebar di sekolah itu , tiba-tiba Grace menangkap tatapan beberapa cowo yang tadi melewatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
it's my choices.
Teen FictionGraciella Tifanny , murid pindahan dari Surabaya , kini merasa hidupnya berubah menjadi 180 derajat. Pertemuannya dengan dua cowo tampan disekolah barunya membuat dunia nya jungkir balik. Di satu sisi ia senang karena bisa berteman dengan Randy cow...