Thomas melihat no rumah itu. 65 . Nomor rumah Grace. Thomas pun mengetuk pintu rumah Grace.
Tok tok tok..
Tak ada yang yang membuka pintu , ia kembali mengetuk pintu rumah Grace.
Tok tok tok..
"Siapa yaa?" samar - samar suara Grace terdengar dari dalam rumah.
ceklek.
Thomas tersenyum dan bisa ditebak wajah Grace saat ini.
"Elo?!!!!"
* * *
Saat mendengar ada ketukan dari luar , Grace merasa aneh karena jarang - jarang ada tamu saat sore hari. Sejenak ia ragu kalau itu tamu papanya. Apa mungkin Tiara? Ia ingat tadi ia memberi tahukan alamat rumahnya yang ternyata hanya beda satu blok.
"Siapa yaa?" teriaknya dari dalam.
Tak ada jawaban dari luar. Tapi Grace memutuskan untuk membuka pintu.
Dan ternyata , Thomas yang sedang tersenyum itu lah yang mengetuk pintu rumahnya.
"Elo?!!!" pekik Grace.
Dan ia merasa menyesal telah membuka kan pintu rumahnya.
"Halo!" sapa Thomas.
Tak peduli sapaan Thomas -yang terdengar ramah itu- ia langsung membentak Thomas.
"Ngapain lo kesini ?!! Darimana lo tau alamat rumah gue hah?!"
"Santai dong , orang nyapa dengan ramahnya eh malah dibentak sekencang - kencangnya."
Tak peduli jawaban Thomas Grace mengulangi pertanyaan nya lagi.
"Lo ngapain ke sini?!! Dapet darimana lo alamat rumah gue?!"
"Ga penting gue dapet darimana alamat rumah elo. Dan emang salah ya kalo gue ke rumah elo?"
"Eloo!"
Dan bentakan Grace pun berhenti karena terdengar suara mamanya dari belakangnya.
Dan ia merasa ini adalah the worst day ever.
* * *
Ingin rasanya Thomas tertawa karena tiba - tiba saja mamanya Grace datang. Lucunya , Grace seperti sudah tidak bisa berkutik lagi ketika mama nya datang.
Thomas merasa today he's lucky day.
"Siapa nih Grace , kenalin dong sama mama."
"Euhh , ke-kenalin ma .."
"Thomas tante. Temen nya Grace." sahut Thomas.
"Oh temen yaa." kata mama Grace dan Thomas bisa mendengar saat mamanya Grace menyebutkan kata "teman" mama Grace seperti menggantungkan kata tersebut.
"Iya tante."
"Grace ajak masuk temannya dong."
"I-iya ma."
"Mama tunggu didalam ya.."
"Iya ma.."
Dan saat mama Grace membalikkan badan , Grace menyikut dirinya dan berjalan dengan langkah lebar karena sebal.
* * *
"Grace buatkan minuman buat Thomas."
"Hah?"
"Iya buatkan minuman. Gimana sih kamu."
"I-iya ma.."
Setelah Grace beranjak ke dapur , Violleta mulai mengintrogasi cowo didepannya ini. Seperti biasa naluri keibuannya berjalan karena ia ingin lelaki terbaik untuk anak gadisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
it's my choices.
Roman pour AdolescentsGraciella Tifanny , murid pindahan dari Surabaya , kini merasa hidupnya berubah menjadi 180 derajat. Pertemuannya dengan dua cowo tampan disekolah barunya membuat dunia nya jungkir balik. Di satu sisi ia senang karena bisa berteman dengan Randy cow...