Oke. Kali ini aku ingin membuat sudut pandangnya Daniella. Menurut kalian gimana? Penasaran? Mungkin enggak. Ah ya sudahlah.
Check this out.
------------------
Jadi...ternyata? Grace.. Grace...itu? Kembarannya Gabriella?
Pantas saja , aku merasa tidak asing waktu pertama kali melihat wajahnya. Tapi , waktu itu aku tidak terlalu peduli , karena fokus utama ku adalah Thomas.
Yah , tunangan ku dulu itu tidak pernah membahagiakan aku. Ternyata aku membuat kesalahan besar waktu itu. Penyesalan memang datang terlambat.
Tapi aku bisa memperbaikinya bukan?
Sebutlah aku gila atau tak waras atau yang lainnya tapi, Grace adalah penganggu hidupku! Dia pengacau! Dia bagaikan lintah yang merugikan bagi diriku. Aku jadi heran dengan Thomas , tidak bisakah mereka melihat topeng dan segala kepalsuan dibalik wajah sok polos itu?
Dan aku juga bingung , kenapa mereka malah menyia - nyiakan aku , perempuan cantik yang bahkan rela mengejar nya sampai kesini?
Memang benar kata pepatah. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya.
Dulu , adiknya merebut perhatian cowok -yang sudah kulupa namanya- the most wanted disekolahku. Sekarang , malah kakaknya. Aku jadi heran , mengapa ada dua makhluk bumi yang bersifat seperti itu?
Graciella dan Gabriella sama saja!
'Tentu saja , Daniella. Beri mereka pelajaran! Agar mereka tidak bermain - main denganmu!' batinku.
'Jangan , Daniella. Tidak cukupkah apa yang telah kau lakukan padanya?' sisi lain dari diriku , bersuara.
Aku sudah tidak memperdulikan suara - suara itu lagi.
Hanya satu misiku sekarang.
Thomas.
Dan aku bersumpah , aku rela melakukan apapun termasuk membunuh Grace jika bisa memiliki Thomas.
* * *
"Grace.." panggil mama nya sambil mengetok pintu kamarnya.
Grace yang sedang merebahkan badannya di ranjang empuknya terpaksa bangun lalu membuka pintu kamarnya.
"Ada apa ma?"
"Ada Tiara sama Revan dibawah , sayang."
"Ooh. Kenapa mama ga suruh naik ke kamar aja?"
"Mama udah bilang begitu , cuman Tiara mau ngajak kamu ke luar." kata mama nya sambil tersenyum.
"Ya udah ma , bilang sama mereka aku ganti baju dulu ya. Nanti aku turun."
"Cepat ya sayang. Kasihan mereka nunggu lama."
"Iya ma.."
Grace menutup pintu kamarnya kembali lalu mengganti bajunya. Dengan bermodalkan kaos dan hotpans , Grace turun ke bawah menemui Tiara dan Revan.
"Yuk!" kata Grace.
Tiara bangkit dari sofa lalu berjalan meninggalkan rumah Grace.
Grace mengerutkan keningnya , lalu bertanya dengan heran. "Revan gak ikut?"
"Nope. Gue mau kangen - kangenan dulu sama tante Vio ku sayang."
Violetta tertawa melihat ulah ponakannya itu , "Kamu ini ada - ada saja. Ya udah Grace , Tiara cepat berangkat sana , nanti keburu sore."
"Oke ma! Aku pamit ya." kata Grace lalu mencium tangan mamanya.
"Pamit dulu tante." sahut Tiara.
Violetta mengangguk dan mereka pun meninggalkan rumah Grace.
* * *
"Lo ngajak gue ke taman Ra?"
"Iya. Emang napa?" sahut Tiara.
"Gak sih."
"Eum. Gue tau nih dari gelagat lo , lo mau curhat kan?" lanjut Grace kembali.
"He-eh. Kok lo tau?"
"Kita emang udah sekolah berapa lama heum? Kita bentar lagi mau kelas 12 cuy. Ya tau lah gue segala sifat lo."
Tiara hanya nyengir lalu membalas ucapan Grace. "Vanno ngajak gue tunangan cuy."
"Bagus dong! Trus emang ada masalah?"
"Masalahnya , gue belum yakin. Gue masih mau pacaran aja. Menurut gue , kalau udah selesai sekolah baru tunangan , kalau bisa nikah aja sekalian. Gituu."
"Ya udah lo minta waktu aja."
"Bener juga! Thanks Graceee."
"Iya. Gue juga mau curhat nih. Kapan lagi gue bisa cerita - cerita sama lo sebelum midterm."
"Curhat apa?" tanya Tiara dengan semangat.
"Soal Thomas dan Randy."
"Emang mereka kenapa?"
"Menurut lo , mungkin ga kita bisa jatuh cinta sama 2 orang sekaligus dalam waktu yang sama?"
"Suka? Mungkin , tapi kemungkinan nya kecil banget. Jatuh Cinta? Enggak. Kenapa?"
"Lo boleh bilang gue bodoh , bego dan yang lainnya , tapi jujur , gue bingung sama perasaan gue sendiri."
"Gue gak bisa bedain yang mana suka sebagai teman , atau suka sebagai lelaki. Pusing gue nihh." lanjut Grace lagi.
"Gue rasa , lo butuh waktu untuk ngeyakinin perasaan lo deh. Tapi inget , cuman sementara. Gak kelamaan. Ngerti?"
"Thanks my best friend. Saran lo sangat berguna."
Tiara tersenyum dan mereka pun melanjutkan obrolan mereka sampai senja datang.
* * *
Beberapa bulan ini aku sangat sibuk dalam urusan sekolah. Rasanya kepalaku pusing sekali. Entahlah , banyak sekali ulangan , tugas untuk tambah nilai dan lain sebagainya. Tapi mau bagaimana lagi?
Dan akhirnya , aku bisa bebas dari semua ini. Kini aku sudah menerima rapot dan aku dinyatakan naik ke kelas 12. Dan yang terpenting , akhirnya aku bisa libur. Ah bahagia sekali aku.
Dan untung sekali bagiku , karena kelasku unggulan , kelas ku akan memiliki wali kelas yang sama serta teman - teman yang tidak diacak dan masuk ke kelas lain , dan tentu beda sekali dari kelas lain. Tapi sialnya , urutan bangkunya tidak berpindah yah jadinya aku akan stuck bersama teman sebangku ku alias Thomas.
Dan kalian tau? Liburan kali ini adalah liburan terseru dalam hidupku. Hubungan ku dengan Thomas juga Randy semakin dekat. Jujur , aku memang belum bisa meyakinkan perasaan ku , tapi masih ada setahun lagi kok. Jadi untuk apa aku pusing - pusing?
Oh ya , kalau kalian bertanya tentang Daniella , terornya belum berubah. Malah semakin menjadi - jadi. Tapi satu hikmah yang kudapat yaitu Thomas dan Randy selalu bersedia menjaga ku.
Ah tapi..
KLEK.
Tiba - tiba saja ada yang menjetikkan jarinya dihadapan ku. Dan aku tau pelakunya.
Siapa lagi kalau bukan Thomas?
Aku menatap Thomas yang duduk disebelah ku ini dengan sebal. Ada masalah apa sih anak ini?
"Baru semester baru , udah ngelamun. Mikirin apa sih?"
"Kepo!" jawabku lalu memeletkan lidah ku.
"Mikirin gue ya?"
"Ih pedee!"
Thomas tertawa , dan entah sejak kapan tawanya itu membuat jantungku berdebar - debar. Aku memang belum bisa meyakinkan perasaan ku tapi , aku rasa menyukai Thomas adalah sesuatu yang tidak mungkin. Tapi , kita tidak tau jalan Tuhan kan?
Aku harap , semua akan berakhir indah.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
it's my choices.
Teen FictionGraciella Tifanny , murid pindahan dari Surabaya , kini merasa hidupnya berubah menjadi 180 derajat. Pertemuannya dengan dua cowo tampan disekolah barunya membuat dunia nya jungkir balik. Di satu sisi ia senang karena bisa berteman dengan Randy cow...