Bab Empat Belas

1.2K 53 1
                                    

Jam sudah menunjuk kan angka 7. Dan di bawah , Randy sudah menungguku. Dan itu berarti , aku akan segera pergi bersama Randy , sebentar lagi.

Setelah merasa make-up yang kupakai terlihat sempurna , aku pun turun ke bawah. Hal yang pertama kulihat adalah Randy yang sedang mengobrol dengan papa dan mama.

Randy terlihat keren hari ini. Kemeja biru santai lengan panjang yang ia gulung sampai ke atas yang ia padukan dengan jeans. Satu kata. Wow.

"Ma. Pa." panggilku , saat sudah di bawah.

Mereka bertiga menoleh dan menatap ku. Sepertinya , mereka bertiga baru tersadar bahwa aku sudah berada di sini. 5 menit yang lalu.

"Ah kamu udah selesai? Ya udah tuh berangkat sana." kata papa.

Randy berdiri lalu menyalami kedua orang tua ku , begitu juga dengan aku. Kami berpamitan lalu berangkat.

Aku tidak tau dibawa kemana. Ku rasa , aku harus bertanya kepada Randy.

"Ran."

Ku lihat wajah nya yang serius menoleh menatap ku dan bertanya. "Ada apa?"

"Gue mau di bawa kemana?"

"Tenang aja. Gue ga bakal ngapa-ngapain lo kok." jawab Randy dengan terkekeh.

"Dih. Kan gue nanya lo mau bawa kemana. Bukan lo mau apain gue. Dasar."

Randy tersenyum lalu menjawabku. "Mendingan lo duduk dengan tenang aja. Diam dan tunggu surprise dari gue. Oke?"

Aku menatapnya heran. Surprise? Memangnya aku ulang tahun?

* * *

"Ya ampun Randy. Ini surprise nya? Lo bawa gue dinner di tepi pantai. Ah.. Sweet banget."

Randy tersenyum. "Gimana menurut lo?"

Aku tersenyum lebar , sebagai jawabannya. Randy pun segera berjalan ke arah ku , dan dengan gentle nya , ia menarikkan kursi untuk ku.

Aku pun duduk , dan disusul dengan duduknya Randy. Tiba - tiba saja datang seorang pelayan , membawakan mereka hidangan appetizer.

Dua buah mangkuk soup. Dan sepertinya itu soup jamur dengan roti yang dipotong kotak - kotak. Dan itu salah satu makanan favorit ku. Apa dia sengaja memesannya untukku?

Saat mangkuk itu sudah di letakkan di meja kami , aku pun tau kalau tebakkan ku benar. Tanpa memperdulikan Randy lagi , aku langsung mengambil sendok soup yang disediakan , dan langsung memasukkan nya dalam mulutku.

Oh my. Rasanya bener - bener enak!!!

"Enak ga?" suara Randy tiba - tiba terdengar di telinga ku.

"Banget. Ga nyangka , appetizer nya beginian."

Kami pun kembali makan dan akhirnya mangkuk kami pun kosong. Seorang pelayan datang mengangkat mangkuk kami , disusul dengan dua orang pelayan yang membawa dua mangkuk besar beserta minum kami.

"Lo mesenin gue steak?" tanyaku setelah pelayan itu pergi.

"Lo gak suka?" tanya nya balik.

"Tentu aja gue suka. Ga mungkin enggak. Lo liat ini cara masaknya?" Aku segera memotong steak ku dan melihat daging yang bewarna merah muda di dalam nya. Well-done. Persis seperti yang kusuka.

Randy tertawa , dan akhirnya kami makan hidangan utama nya. Kami makan diselingi berbagai obrolan ringan dan tak terasa hidangan utama kami telah habis. Dan seorang pelayan kembali mengangkat piring kami dan seorang pelayan membawa dua buah piring kecil dan yang disusul dengan macaroon berbagai rasa.

"Macaroon!" aku memekik pelan , melihat kue kesukaan ku itu tersedia di depan mataku.

Randy terkekeh lalu mengambil beberapa macaroon kedalam piringnya. Begitu juga dengan aku. Aku mengambil rasa Chocolate-Mint , Vanilla-Chocolate , dan dua buah Milk-Chocolate. Aku memotongnya dan menyuapkan nya ke mulut ku. Renyah di luar dan lembut di dalam. Oh my.

"Grace.."

Aku menoleh , menatap Randy. "Apaa?"

"Gue mau ngomong sesuatu."

"Ya udah omongin aja." jawabku santai lalu kembali memakan macaroon ku.

"Masa gue ngomong ga diliatin?"

Aku pun dengan terpaksa melihat muka Randy yang terlihat begitu serius.

"I.. I'm in love with you , Grace. Pertama kali kita ketemuan , gara - gara gue menabrak lo , gue merasa kalau lo itu cantik dan ada sesuatu yang menarik dari lo. Dan ternyata kita satu kelas dan kita duduk bersebelahan. Awalnya gue ga yakin dengan perasaan gue. Tapi , entah kenapa , setiap gue ngeliat lo dekat dengan Thomas , hati gue terasa sakit. Dan akhirnya gue sadar."

Jujur aku speechless. Ga tau mau ngomong apa. Dan Randy pun kembali bersuara.

"Gue sayang sama lo , Graciella Tiffany Ashley. So.. lo mau ga nerima gue sebagai cowo lo?"

Aku terkejut. Tapi aku bahkan tidak merasakan apa - apa di hatiku.

"Maaf Randy tapi.. boleh gue minta waktu? To be honest , i'm really confuse right now."

Randy terlihat menghela nafas. "Take your time , babe. Ayo , gue anterin lo balik ke rumah lo."

Aku hanya mengangguk. Tapi kenapa aku ga merasa ada something special di hati ku?

* * *

Grace duduk termenung di bangku kamarnya. Tujuannya untuk belajar karena UN yang seminggu lagi akan menentukan masa depan nya , buyar mengingat Randy yang menembak nya.

Entahlah. Grace bahkan tidak merasakan apa - apa saat Randy menembak nya. Ia hanya terkejut dan bingung.

Dia merasa , ada sesuatu yang tidak benar jika ia menerima Randy. Tapi apa?

Grace tersadar lalu kembali belajar. Ia tau kalau sekarang bukan waktunya untuk memikirkan Randy. Dia tau kalau dia harus fokus ke UN.

Grace hanya berharap , dia bisa menemukan jawaban tentang hatinya. Secepat nya.

it's my choices.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang