9

963 39 1
                                    

Keesokan hari nya tepat nya pukul 06.30 ara sudah siap ingin berangkat ke kampus begitupun dengan rey
Ara 3 tahun lagi lulus dan menyandang S2
Sedangkan rey 2 tahun lagi dan menyandang S3

Ara keluar dari kamar nya dan menutup pintu
Ara berjalan menuju kamar rey yang berada di sebelah kamar nya
'Tok...tok...tok'
"Kak udah siap belum?"tanya ara
"Masuk aja ra"ujar rey
Tak berpikir panjang ara langsung membuka pintu dan hampir menjerit l
Ara langsung membekap mulut nya dengan tangan kanan nya
"Ih lo kenapa sih ra gak jelas banget tau gak sih"ujar rey
Gimana ara gak kaget ara melihat rey bertelanjang dada dan dengan keadaan rambut basah yang membuat dia semakin cool
"Cepetan gue nunggu di bawah"ujar ara datar dan membiarkan pintu kamar rey terbuka

Ara menuju garasi ara senyum senyum sendiri mengingat kejadian tadi
"Ella andai lo masih ada di sini"gumam ara sambil meneteskan air mata
Rey yang melihat ara menangis langsung menghampiri nya
"Hey kamu kenapa nangis cantik?"tanya rey lembut sambil memegang dagu ara
"Ella"lirih ara

"Ih gak usah mikirin ella lagi kasihan ella di sana ella udah tenang"ujar rey
Tiba tiba ada suara lelaki yang membuat rey tersentak
"Maksud lo apa ella udah tenang?"tanya lelaki itu dengan nada dingin
"Em...um...itu ella"ujar rey dengan kalimat menggantung
"Ella kenapa?"hardik lelaki itu
"Bryan i am so sorry"ujar rey
Ara bingung ada apa ini semua
"Apa maksud lo rey? Gue nitipin adek gue di sini demi keselemaatan nya"ujar bryan
Ha? Adek? Ara semakin bingung
"Tunggu! Ini ada apa sih? Kak ini kenapa?"tanya ara sambil memegang tangan kanan rey
"Sebenar nya ella itu bulan adek ka dung gue ra,dia itu adek temen gue bryan"ujar rey sambil melirik bryan
"Sekarang di mana ella?"tanya bryan

Ketika rey ingin menjawab tapi bryan sudah meloyor masuk ke dalam rumah rey
"Ella sayang abang datang nih ella ella ella"teriak bryan
"Bryan lo jangan teriak teriak ini masih pagi"ujar rey

"Mana ella bangsat!"teriak bryan sambil mencengkram kerah baju rey
"Eh jangan pakai kekerasan dong"ujar ara sambil menarik tangan bryan
Bryan tidak senang bryan menghempas kan tangan ara
"Ella ella ella"teriak bryan sambil menaiki anak tangga
Ketika menaiki anak tanggak ke 4 rey berteriak
"Ella udah gak ada dia udah meninggal mengidap leukimia puas lo bryan puas lo"ujar rey dengan nada tinggi
"What you say? Are you kidding?"tanya bryan dengan senyum miring
"I am not kidding bryan"ujar rey
"Saat gue nyuruh ella buat operasi dia gak mau karena apa dia hanya butuh lo dia mau operasi kalau lo ada di sini tapi gue coba menghubungi lo tapi gak bisa"ujar rey
"Gue bodoh rey"teriak bryan sambil lari keluar dan pergi begitu aja

"Kak lo gak papa kan?"tanya ara sambil mengelus elus punggung rey
"Apa gue boleh meluk lo?"tanya rey
Ara hanya mengangguk
Ketika di peluk rey tubuh ara menegang dan pipi nya memerah
"Gue sayang ella ra"lirih rey
Seketika ara melepaskan pelukan nya dan menangkup wajah rey dengan kedua tangan nya
"Hey mana kakak ku yqng kuat? Kakak ku kan gak pernah nangis? Ayolah kak"ujar ara sambil menyeka air mata rey

Sekarang ara yang merasa sedih karena ella tidak ada di sini karena abang nya yang bernama bryan itu datang ingin menjemput nya
"Kak sepulang kita kuliah kita ke makam ella ya"ajak ara
Rey hanya mengangguk pasrah
"Oke mana kunci mobil nya"ujar ara sambil menjulur kan tangan
"Ha mobil?"tanya rey
"Iya mobil biar gue yang nyetir"ujar ara dengan menaikkan alis nya satu
"Ah enggak nanti kita tabrakan lagi"ujar rey sambil bergidik ngeri
"Apaan sih kak ya gak lah gak bakalan tabrakan"ujar ara
"Oke nih"ujar rey sambil memberi kumci mobil kepada ara

Bersambung...
Maaf ya readers lagi gak mood....
Jangan lupa your vomment...
☺☺☺☺

London Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang