14. Kepekaan Yogas.

33 5 0
                                    

Tut...tut..tut..

"Kebiasaan banget sih cewek satu ini, ngomong cuma seperlunya aja," gerutu Yogas dengan memandang ponselnya.

"Gas," panggil ibunya dari luar.

"Iya bun, masuk aja."

"Gimana gas? Olive besok jadi ke sini? Siangankan ya?"

"Iya bun barusan aku telpon dia, bilang kalo bunda minta dia dateng siangan."

"Terus dia mau?"

Yogas merebahkan tubuhnya di atas kasur masih dengan tangan yang menggenggam ponsel.

"Mau, tapi katanya dia mau pergi dulu. Yaudah aku bilang aja kalo aku sekalian anter dia buat ke tempat yang dia maksud. Gak apa-apa kan bun?"

"Iya gak apa-apa kok gas," jawab ibunya sambil mengelus sayang puncak kepal Yogas.

"Hmm.. gas, kamu suka ya sama Olive? Bunda baru liat lagi kamu peduli gini sama cewek, abis kejadian waktu itu kan kamu cuek banget sama cewek padahal banyak banget cewek yang deketin kamu."

"Sepertinya iya bun, entahlah dari awal aku liat dia aku udah tertarik sama dia bukan cuma karena dia cantik aja. Tapi aku pikir sikapnya juga baik. Kalo aku kerumahnya yang aku liat dia selalu bersikap baik sama pembantunya dalam hal sekecil apapun dia selalu bilang terimakasih, dan dia selalu sopan kalo ngomong sama orang yang lebih tua dari kita. Tapi ya gitu bun, kalo sama aku dia ngomongnya irit banget, dia ngomong kalo itu perlu aja. Dan cuek banget."

Yogas menghela nafas sambil memejamkan matanya, menikmati pergerakan tangan ibunya.

"Dia cuek sama kamu doang?"

"Enggak sih bun, aku liatnya dia emang cuek kalo ke orang-orang yang gak terlalu deket sama dia. Dan kayaknya temen dia banyaknya cowok, tapi ya gitu aja sama aja kalo yang gak deket dia bakal sekenanya aja. Kecuali sama kakak-kakakannya si Bino, aku liat dia deket banget sama Olive."

"Ya udah, mungkin emang Olive orangnya gitu gas dia jaga jarak sama orang-orang. Tapi ya gas dari cerita yang bunda denger dari kamu bunda makin suka sama dia. Dia emang sopan banget kalo ngomong sama bunda meskipun bunda baru ketemu sama dia satu kali tapi itu udah bisa nunjukin sikap dia. Yaudah bunda mau keluar dulu ya, bunda mau ke mini market," Ibunya langsung berdiri dan berjalan keluar kamar.

"Aku anter ya bun, gak usah pake supir. Aku juga pengen cari cemilan," ujarnya sambil berjalan pergi menyusul ibunya.

*****

Yogas mulai memacu kendaraannya dan membelah sunyinya kota. Karena lumayan sepi untuk malam ini, mungkin juga karena sesudah turun hujan orang-orang jadi malas untuk bepergian.

Tidak lama mereka pun sampai di sebuah mini market terdekat. Ibunya pergi kebagian bahan-bahan untuk memasak, sedangkan Yogas pergi kebagian makanan ringan.

Ketika Yogas sedang asyik memilah cemilan mana yang mau dia ambil, dia terkejut akan suara yang selama ini ia hindari dan sudah ia lupakan.

Gak mungkin, dia kan di London.. batin Yogas masih tidak percaya dengan suara yang dia dengar.

Suara di sebrang itu adalah suara gadis yang selama ini berusaha Yogas hindari, dia tidak pernah lagi mau mendengar suaranya, bahkan enggan untuk bertemu tatap. Dia merapal doa dalam hati agar tidak di pertemukan dengan gadis itu.

Yang bernama, Serena. Bagian dari masa lalu Yogas.

Tetapi Yogs sangat di buat penasaran dengan pemilik suara tersebut, dia pun mendekat untuk mencoba memastikan. Dan dalam diam di perhatikannya seseorang yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri, ada seorang gadis yang memunggunginya dan sepertinya dia sedang berbicara dengan seseorang melalui telpon.

Yo.LiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang