Mobil berwarna hitam pekat itu tengah melaju kencang membelah jalanan kota pohang yang sudah terguyur hujan dengan sangat derasnya.
Chanyeol. Telah memutuskan untuk berhenti sejenak dengan rutinitas nya dan memilih bernostalgia dan me-refresh- diri disudut kota kecil korea. Ia tersenyum sejenak, mengingat ia akan segera sampai ketempat itu~
.
.
~Tempat dimana ia dan mendiang kekasihnya menulis selembar memory bahagia . Jung sooin, adalah kekasih chanyeol 2 tahun lalu. Kecelakaan fatal telah membuat kekasih cantik nya pergi , chanyeol sempat tertekan dan tidak memiliki semangat untuk hidup. Namun sahabatnya yaitu kyungsoo telah membuatnya kembali bangkit dan mulai melangkah maju meskipun perlahan.Chanyeol berfikir sejenak pada masa itu. Dan sebuah ide gila melintas dikepala geniusnya. Ia memutuskan untuk menjadi psikolog, berharap bahwa seseorang diluar sana yang bernasib sama sepertinya -yaitu mengalami keterpurukan- dapat sembuh akibat dirinya. Dan kyungsoo serta ahjumma park tersenyum senang mendegar hal itu.
.
.
Hujan mengguyur jalan semakin deras. Bahkan terlihat jelas jalanan mulai tergenang dan menyiprat sempurna apabila dipijak oleh ban mobil chanyeol yang melaju tajam. Chanyeol memperlambat lajunya begitu melihat kedai coklat kecil yang -dulu- sering ia datangi bersama soo in.Kaki panjangnya melangkah menuju kedai itu guna membeli segelas coklat untuk menghangat kan badan. Ia mengadah dan memperhatikan tiap sudut kedai ini, masih sama seperti saat 5 tahun yang lalu. Ornamen kedai korea kuno bahkan masih melekat ditiap desain tempat ini, dan yang tidak pernah ia lupakan adalah, kumpulan note di tiap dinding yang memang sudah menjadi ciri khas disini.
"Maaf tuan. Anda mau pesan apa?" Gumam ahjussi pemilik kedai itu sambil merapikan beberapa batangan coklat yang baru datang. Ia sibuk dan tidak melihat pelanggan berharga didepan nya .
Chanyeol tersenyum, ia hendak tertawa apabila melihat tingkah laku ahjussi kim didepan nya. Entah dia yang terlalu tampan hingga tidak dikenali atau memang ahjussi sedang tidak melihatnya.
"Aku pesan satu Coklat panas yang sangat manis"
DEG
Suara itu. Pesanan yang sangat khas itu . Telah membuat ahjussi kim mengabaikan coklat batangan nya dan menoleh kebelakang. Ia mendapati chanyeol yang sedang berdiri didepan nya.
"Kau chanyeol?"
"Sudah lama tidak bertemu ya ahjussi, kau bertambah tampan saja"
Sebuah pelukan hangat muncul diantara paman dan keponakan yang sangat dekat ini. Mereka memang tidak sedarah, namun chanyeol dulu sering mampir ketempat ini sejak umurnya 5 tahun. Sepulang sekolah dulu ia rela berlari dari sekolah untuk langsung ke kedai coklat ahjussi kim guna memperlihat kan nilai pelajaran nya.
Huh. Sungguh masa-masa yang manis.
PLAK
"kenapa kau baru datang huh? Dasar anak nakal! Apa kau lupa pada ahjussi mu ini?"
Chanyeol meringis saat sebuah jitakan manis mendarat dikepala nya. Namun selepas itu mereka tertawa lepas. Mengindahkan setiap detik yang melapisi sebuah kisah menyedihkan.
Ahjussi kim ingat betul saat chanyeol menangis disudut dapurnya dengan bingkai foto soo in dipelukannya. Namja tampan itu bahkan tidak mau berhenti menangis sampai soo in yang menenangkannya. Namun lambat laun, semua itu telah dilewati oleh chanyeol, meskipun chanyeol sering sesekali menangis dalam diam saat ia kembali mengingat soo in. Mana mungkin ingatan akan mudah hilang kan? Pasti akan berbekas.
*****
Selesai sudah. Selembar penuh kata-kata sedih dan juga beberapa rintikan air mata terlihat. Baekhyun kembali menatap langit yang sudah menyisahkan beberapa rintikan air .
YOU ARE READING
Outside The Window
FanfictionButuh bertahun-tahun untuk chanyeol melupakan semuanya. Butuh berjam-jam untuk baekhyun agar ia bisa berhenti menangis Tapi hanya satu detik, hingga mereka berdua merasakan cinta. "aku berbeda chan," Chanyeol mengecup dahi baekhyun "apapun perbedaan...