Seoul,
09:00 KST
.
.
.
.
Sehun berlari sekuat tenaga menuju toko bunga dimana luhan berada. Ia terus saja menghela nafas kasar dan berlari meskipun ia sudah lelah.'Aku akan memberitahumu lu~'
BRAKK
semua orang yang tengah memilih bunga pun tersentak kaget begitu pintu terbuka dengan kasar nya. Luhan yang saat itu tengah menyiram mawar akhirnya menghampiri -kekasihnya- yang terlihat gaduh.
"Ada apa sehunnie?"
Sehun masih mengatur nafasnya "baekhyun.. huhhh.. dia ada di amerika!"
Luhan hanya menatap datar "ia aku tau, dia bekerja di perfect magazine bukan?"
"Itu berita bagus nya luhannie!!-" sehun berteriak semangat , raut lelah nya bahkan sudah hilang sejak tadi "chanyeol sedang berada di amerika atau lebih tepat nya tempat baekhyun bekerja saat ini!"
Luhan terkejut. Seingatnya ia sudah merahasiakan tempat baekhyun tinggal dan bekerja -atas suruhan baekhyun tentunya- . Namun kini ia malah dikejutkan dengan pertemuan kedua teman konyol nya yang tidak terduga.
'Kau lihat baek? Inilah yang namanya kekuatan takdir'
*****
Perfect magazine, New York.
Proses interview telah selesai beberapa menit yang lalu. Dan selama proses tersebut tidak ada percakapan selain tentang 'identitas' park chanyeol. Mereka bahkan berbicara dengan formal seolah saling tidak mengenal satu sama lain.
Berbicara formal, tidak melihat senyuman baekhyun cukup membuat chanyeol muak. Ia geram dengan tingkah namja mungil yang masih berstatus 'kekasihnya' ini.
"Apa kabarmu baek?"
Baekhyun menutup laptopnya. Ia menatap chanyeol yang saat ini tengah tersenyum kearah nya sambil menyesap secangkir teh mint. "Aku baik, bagaimana denganmu?"
"Aku buruk"
Perkataan singkat yang disertai senyuman lebar seorang park chanyeol cukup menyayat hati baekhyun. Ia tau seberapa perih dan menyakitkan nya hati chanyeol begitu ia tinggali. Ingin sekali rasanya ia memeluk chanyeol , namun bayangan akan soo in masih terngiang dikepala mungil nya.
"Proses interview telah selesai park sajangnim-" baekhyun memasukkan laptop ke tas nya , bersiap untuk kembali kedalam ruangan nya "-saya mohon permisi"
Tangan chanyeol menggenggam kuat tangan mungil baekhyun, ia menarik kursi roda baekhyun dan memeluk namja mungil nya kuat "biarkan seperti ini, aku akan kembali ke korea besok sore jadi biarkan aku memelukmu"
Lelehan bening mulai meluncur bebas dimata mungil baekhyun, ia melepas tas nya dan membalas pelukan chanyeol erat. Dirinya bahkan tidak segan untuk menangis diperpotongan leher chanyeol, persetan dengan harga diri maupun soo in. Yang ia inginkan hanya memeluk chanyeol, tidak lebih.
"Maaf chanyeol-" baekhyun menambah erat pelukan nya "-maaf karna telah mencampakkan mu"
Chanyeol melepas pelukan nya. Ia menatap mata baekhyun sendu, dan perlahan ia mendaratkan bibir plump nya ke kening baekhyun dan mengecupnya dalam. Baekhyun memejamkan matanya ia sangat merindukan ini.
Setelah beberapa menit akhirnya chanyeol melepas ciuman nya. Ia menatap tajam mata baekhyun , seolah tersirat sejumlah amarah didalam nya. "Aku akan menjelaskan permasalahan yang membuatmu menjauh"
"Maksudmu chan?"
"Tentang jung soo in"
*******
YOU ARE READING
Outside The Window
FanfictionButuh bertahun-tahun untuk chanyeol melupakan semuanya. Butuh berjam-jam untuk baekhyun agar ia bisa berhenti menangis Tapi hanya satu detik, hingga mereka berdua merasakan cinta. "aku berbeda chan," Chanyeol mengecup dahi baekhyun "apapun perbedaan...