Hypocritical

3.7K 318 15
                                    

baekhyun merenggangkan tangan mungilnya yang terasa kelu, wajahnya menoleh kea rah jendela kamarnya dan seketika ia tersenyum begitu didepannya terdapat seorang anak laki-laki yang Nampak memberikan sebuah ice cream kepada teman perempuannya. Kejadian didepannya seolah menjadi dejavu. Ia terkekeh geli saat mengingat bagaimana gugupnya chanyeol ketika memberikan coklat panas ahjussi kim saat pertama kali bertemu. Ia melirik singkat laptopnya, dan dengan senyuman yang merekah, tangannya mulai bergerak, menciptakan beberapa paragraph tulisannya.

Suara bel yang berdering membuat konsentrasi baekhyun terpecah. Dengan cepat ia mendorong kursi rodanya menuju pintu. pikirannya sedikit menyerengit begitu ia melirik jam, ini masih jam setengah 8 malam, bukankah chanyeol bilang ia tidak pulang malam ini? lantas siapakah yang berkunjung kerumahnya malam-malam ?. pintu terbuka perlahan, memunculkan seorang namja tinggi berbalut jas hitam dan mantel coklat gelap serta bunga mawar dengan baby breath's dipinggirannya membuat mata baekhyun terkejut.

"k-kris hyung?"

Kris hanya tersenyum sambil memberikan senyuman manisnya, "tenang saja –" baekhyun masih mempertahankan wajah bingungnya, sementara kris mulai terkekeh melihat wajah blank baekhyun yang terlihat menggemaskan "-aku kesini tidak dengan niat yang buruk. Jadi, boleh aku masuk?"

.

.

Secangkir teh mint dan beberapa potong biscuit buatan baekhyun menemani perbincangan malam mereka . baekhyun masih bingung dengan kedatangan kris mala mini, tapi begitu melihat wajah kris yang –menurutnya- tersirat kepedihan ia enggan mengusir namja tersebut dan memilih mendengar penjelasan kris.

"aku hanya ingin sedikit berbagi cerita –" cangkir teh mint yang sedari-tadi dinikmati oleh kris ditaruhnya kembali diatas meja . baekhyun hanya diam, sambil memegang erat pinggiran cangkir teh nya "cerita yang mungkin sedikit sedih"

Entah kenapa. Tangan baekhyun terjulur untuk menggenggam erat tangan kris yang terlihat gemetar disana . kris mendongak, menatap wajah baekhyun yang tengah tersenyum lembut kearahnya, membuat hatinya menghangat . "ceritalah, mungkin aku akan memberikan masukanku" kris hanya mengangguk.

"sebenarnya aku sudah melupakan jung soo in semenjak ia bersama chanyeol . dan aku bahkan memilih untuk meninggalkan mereka yaitu dengan pindah sekolah ke kanada. Tapi –" kris kembali merunduk melepaskan genggaman tangan baekhyun kemudian memainkan pinggiran cangkir teh yang sedikit memiliki ukiran "aku kembali begitu mendengar jika soo in telah tiada, rasa benci ku semakin membumbung begitu ku dengar chanyeol tidak menjaga soo in dengan baik. Tapi , begitu ku lihat senyumannya tempo hari dirumah sakit aku mulai merasa bimbang. Aku merasa bahwa chanyeol sahabat kecilku tidak sepenuhnya bersalah. Jadi, aku harus bagaimana baek?"

Baekhyun Nampak berfikir sejenak. Masalah ini memang cukup rumit, dan ia tidak terlalu berpengalaman tentang memberi masukan. Kris adalah orang pertama yang meminta pendapatnya dengan masalahnya. Tangan baekhyun mencopot satu tangkai bunga mawar pemberian kris, menjulurkan kearah namja tampan didepannya yang saat ini menatapnya bingung.

"kau lihat mawar ini kris? Dia sama bimbangnya denganmu, keindahan tubuhnya yang tidak bertahan lama membuatnya berkesimpulan bahwa takdirnya menjadi mawar adalah hal yang kejam. Tapi ketika ia masih indah, semua orang memujanya, membuatnya lelah dan segera ingin layu. –" baekhyun menoleh, sedikit tersenyum begitu kris mulai mengerti jalan ceritanya "jadilah seperti mawar ini hyung, hanya mengikuti takdir dan tersenyum menanti dirinya layu"

Senyuman yang sempat hinggap diwajah kris mulai luntur perlahan , membuat baek sedikit kembali menyerengit "entahlah baek –" kris menghela nafas berat "aku rasa, aku tidak bisa bahagia lagi"

Outside The WindowWhere stories live. Discover now