kyungsoo terduduk di pojok tempat tidurnya, ia meremas kuat rambut nya sambil terisak pelan. Kaki jenjang nya ia tekuk dan ia peluk kuat. Namja bermata doe itu mulai menangis kuat.
"Tidak-" kyungsoo menggeleng dan tertawa "aku tidak membunuhnya"
Ia terus mengucapkan kata-kata itu berulang kali sambil terus berteriak, meringis, menangis bahkan tertawa. Namja bermata doe itu terlihat nampak depresi mengingat keadaan nya yang sangat kacau saat ini.
****
Seoul, 2 januari 2011
00:00 KSTSuara bel pintu terdengar jelas ditelinga soo in, yeoja berambut hitam pekat itu lantas berjalan kearah pintu guna menyambut sang tamu. Sepintas ia liat jendela kecil dipintu nya, seorang namja manis bermata burung hantu terlihat tengah tersenyum sambil membawa sebuah kotak yang nampak seperti kotak coklat.
"Hai kyung, ada apa malam-malam kemari?"
Kyungsoo. Nampak tersenyum dan melangkah masuk kedalam apartemen soo in "hanya mampir, dan ini coklat untuk mu"
"Ah terima kasih"
Soo in menaruh coklat itu diatas meja tamu, ia nampak teringat sesuatu 'minum obat' , ya, jam 22:00 adalah jadwal meminum obat. Tak ingin kyungoo curiga, soo in harus mencari sebuah alasan.
"Kau haus bukan?-" kyungsoo mengangguk membuat soo in tersenyum lega "baiklah , satu gelas coklat panas sepertinya menarik"
Soo in berjalan menjauh dan menghilang di balik pintu dapur. Segera saja ia mengambil sekotak penuh obat-obatan dari nakas yang berada didapur. Sesak didadanya seolah akan membunuhnya jika ia melewatkan jam minum obat nya.
Namun akankah soo in tau, sesosok namja manis bermata doe nampak menyeringai tipis, matanya tertuju pada kotak bewarna putih dengan tulisan note kecil di didepan kotak tersebut.
Soo in berbalik dan sontak kyungsoo memalingkan diri dan mencoba berjalan menjauh dengan perlahan ."Aku akan membunuhmu, jung soo in"
****
Soo in mengambil ponselnya , ini adalah kebiasaan nya setiap malam yaitu membalas pesan dari chanyeol yang baru tiba dirumah. Senyum nya mengembang begitu ponselnya bergetar tanda ada panggilan masuk.
'Channie'
Melihat nama itu dilayar ponselnya soo in tersenyum senang, sontak ia menerima panggilan tersebut ,
'Kau sudah minum obat? Sudah makan? Apa dadamu masih sakit? Kau sedang apa? Bagaimana harimu? Menyenangkan atau tidak?'
Soo in terkekeh sambil mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan chanyeol . "Bisakah kau bertanya satu persatu chan?, aku sudah makan dan minum obat, hari ku cukup menyenangkan"
"Baguslah , kalau begitu aku ingin menyelesaikan rapat ku dulu ya chagi~"
Soo in tercengat "kau lembur?"
"Benar, besok pagi aku akan pulang dan mengunjungi mu"
"Tidak usah chan, kau istirahat saja dulu baru kemari. Nanti aku akan membuatkan mu kue kering"
Sang penelpon nampak tertawa senang sambil bersorak "baiklah sayang, aku tunggu kue kering mu"
"Chanyeol , aku mencintamu"
Chanyeol terdiam sejenak diujung telfon sana, sedikit terkejut mengingat soo in memang sangat jarang mengucapkan hal yang menurut soo in 'kekanakan'. Filosofi soo in mengenai cinta memanglah sangat logis, itu sebab nya ia jarang mengucap kata 'aku mencintaimu' 'aku menyayangimu' atau 'aku tidak bisa hidup tanpamu'.
YOU ARE READING
Outside The Window
FanfictionButuh bertahun-tahun untuk chanyeol melupakan semuanya. Butuh berjam-jam untuk baekhyun agar ia bisa berhenti menangis Tapi hanya satu detik, hingga mereka berdua merasakan cinta. "aku berbeda chan," Chanyeol mengecup dahi baekhyun "apapun perbedaan...