You can play Crazy in Love by Beyonce (From Fifty Shades of Grey) on multimedia. Check this out!
Ares membawaku memasuki mobil sport merahnya ketika rintik hujan membasahi tanah pusara yang kelihatan mulai tergenang. Masih dalam rasa terkejut yang luar biasa, aku hanya bisa diam. Bahkan ketika terakhir dia menawariku tawaran yang membuatku tak akan bisa menolak pun aku hanya mampu terdiam. Memang apa yang bisa ku perbuat? Aku sendiri pun tidak tahu apa yang di katakannya benar-benar patut untuk di percayai atau hanya imajinasiku saja.
Deru mesin mobil yang Ares kendarai sudah tak terdengar lagi suaranya, dengan pandangan mata yang berat ku tatap sekitar pekarangan yang sudah ku hafal bagaimana bentuknya meski hujan masih terus mengguyur. Oh rumah, ya aku butuh rumah sebagai pelarian atas tawaran bodohnya.
"Almyra, aku pikir.."
"Thank you, Ares." Tanpa basa-basi lagi aku segera keluar dari mobilnya, tak mengindahkan apa yang akan ia ucapkan jika aku mau tinggal sebentar. Pikiranku sungguh kacau, rasa bahagia atas tawarannya memang tak bisa di pungkiri akan tetapi keraguan lebih mendominasi, menuntut agar aku berpikir lebih jernih.
Pakaian yang ku kenakan dan hampir setengahnya basah pun sudah tak ku pedulikan setelah tadi menerjang hujan yang begitu deras. Kepalaku tiba-tiba pusing, udara yang dingin begitu menusuk hingga permukaan kulit dan membuatku sedikit menggigil.
"Almyra."
"Astaga, Tante Annisa. Aku pikir siapa." Kejutan apalagi ini? Wanita paruh baya--yang masih terlihat cantik juga sahabat karib Bundaku, tiba-tiba saja duduk manis di atas sofa putih di tengah-tengah ruang tamuku.
"Bunda dan Ayahmu titip pesan, selama mereka pergi ke Jerman, aku harus sering melihat bagaimana kondisimu yang di tinggal di rumah sendiri. Hitung-hitung juga karena anak nakal dan Suami manjaku itu menyebalkan, maka aku bersedia melakukannya."
Aku tersenyum membayangkan Alfa dan Om Stevent mendapat perlakuan di acuhkan oleh Tante Annisa. "Aku pikir seharusnya Tante tidak perlu repot begitu."
"Tidak apa, Almyra. Aku hanya seperti merasa sedang mengurus anak perempuanku saja, dari dulu 'kan juga seperti itu. Sebaiknya sekarang kamu cepat ganti baju sebelum sakit dan jangan lupa makan, aku sudah memasak makanan kesukaanmu."
"Oh ya ampun, baiklah. Aku ganti baju dulu, sekali lagi terima kasih Tante." Pamitku sebelum akhirnya melenggang pergi meninggalkan ruang tamu yang masih di huni wanita cantik disana sampai menuju kamarku.
Sesampainya pun aku segera bergegas untuk membersihkan diri, kemudian menarik sweater rajut warna hitam kesayangan untuk ku kenakan. Aku merasa hangat dan setelahnya Bibi mengantarkan hot chocolate untukku yang langsung ku sesap tanpa memperdulikan asap yang mengepul.
"Apa aku mengganggumu?" Double shit! Alfa membuka pintu kamarku tanpa ketukan terlebih dahulu, beruntung posisiku sedang tidak naked atau akan mengganti pakaian dalam.
"Masuklah." Titahku yang langsung di patuhinya. Alfa duduk di tepian ranjang menghadapku yang sedang duduk bersandar pada punggung ranjang.
"Mommy bilang kamu sakit, benarkah?" Keningku mengernyit, darimana Tante Annisa mendapat berita seperti itu. Jari tanganku meletakkan mug besar di atas nakas yang sedari tadi ku genggam. Kemudian balas menatap Alfa yang saat ini menatap ke manik mataku dengan sorot mata yang teduh.
"Tidak, Alfa, aku tadi hanya kehujanan. Mengapa orang-orang selalu mendeskripsikan hal itu sebagai perumpamaan bahwa akan jatuh sakit?" Alfa mendengus mendengar jawabanku.
"Kalau kamu sakit, aku bisa merawatmu. Jangan ragukan aku, Kakak." Aku mengulas senyum ketika dia dengan nada leluconnya memanggilku Kakak, hal yang jarang di lakukan jika dia tidak benar-benar sedang khawatir.
![](https://img.wattpad.com/cover/51176323-288-k646982.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Simplicity of Love
RomanceAlmyra Syavana Alcatara pikir seorang Ares Efraim adalah orang yang mudah berbaur seperti teman-teman masa kecilnya yang lain tetapi ternyata pemikirannya itu salah persepsi. Ares memang sangat dekat dengan kedua orang tua Almyra, bahkan laki-laki i...