He's Back

9.3K 519 14
                                    

Malam ini terasa lebih panjang dari sebelumnya. Suara binatang malam terus bersahutan dan memenuhi indera pendengaranku. Dekapan hangat dari Tao setidaknya dapat membuatku melupakan masalah yang sedang menimpaku kali ini.

Dunia ku terasa hancur ketika mendapati bahwa Myungsoo-yang baru saja aku temui- bisa saja menjadi target berikutnya dari vampir sialan bernama Yonghwa itu.

Aku bahakan sudah membeli rumah agar Myungsoo bisa berkunjung dan bermain lagi denganku.

"... Ia akan dalam bahaya jika Yonghwa tahu hubunganmu dengan Myungsoo..."

Ucapan Suho kembali terngiang di kepalaku. Apa salahku? Kenapa aku harus menanggung takdir gila seperti ini?

Ku eratkan pelukanku. Tao hanya mengusap punggungku. Aku tahu ia mencoba menenangkan ku. Andai saja ia bisa membaca pikiranku layaknya Luhan, mungkin Tao bisa mengerti bagaimana perasaanku.

"Semua akan baik baik saja. Tenanglah, Suho sudah meningkatkan keamanan di sekitar kita maupun Myungsoo." Ucap Tao menenangkan.

Seridaknya ucapan Tao dapat menghilangkan beban pikiranku sejenak. Aku terlalu khawatir dengan keadaan Myungsoo.

"... Yonghwa akan memperbudak orang orang di sekitarmu untuk menyakitimu. Jika orang itu menolak, maka Yonghwa akan segera melenyapkannya dalam artian membunuhnya. Kau tak ingin temanmu itu dalam bahaya bukan?"

Rasanya dadaku ingin meledak ketika ucapan itu kembali terngiang. Jika boleh, aku ingin menitipkan ingatanku. Aku ingin melupakan ingatan bodoh itu sejenak. Bisakah?

Aku menangis dalam diam. Aku tak sanggup lagi menahan perih di dadaku.
Tao memelukku semakin erat ketika merasakan tubuhku bergetar.

"Jangan menangis seperti ini. Kita bahkan belum menemui hal yang buruk. Tapi kau sudah menangis seperti ini." Ucap Tao. Ia mengusap pelan kepalaku.

"Jadi kau berharap kita akan menemui hal buruk?" Tanyaku protes. Apa maksud ucapannya itu? Tidakkah itu sangat menyebalkan?

"Bukan begitu. Kau tahu, ketika kita berambisi untuk menang, maka harus ada satu hal yang kau korbankan" ucap Tao enteng.

"Apa maksudmu dengan kata 'korbankan'? Apa aku perlu mengorbankan Myungsoo untuk ambisiku sendiri? Bukankah itu terkesan sangat egois?" Tanyaku menggebu gebu. Entah mengapa kali ini aku cukup sensitif jika membahas masalah Myungsoo.

Tao menghela nafasnya. Aku tahu ia cukup frustasi menghadapi ini.

Setelah mengeratkan pelukannya, Tao menutup matanya. Ku pikir ia cukup lelah untuk hari ini-sebenarnya vampir tidak lelah-.

Aku ikut memejamkan mataku.

Jika aku dapat memutar waktu, aku tak ingin bertemu dengan Myungsoo.
.
.
Malam semakin pekat. Bahkan suara binatang malam pun ikut tenggelam dalam kegelapannya.

Deru nafasku seirama dengan Tao. Aku sepenuhnya tak tidur-karena pada dasarnya vampir tak ada yang tidur-.

"Tao..." panggilku.

"Hm"

"Apa aku bisa mengalahkan Yonghwa?"

Tao membuka matanya. Ia menatapku lurus. Tangannya mengusap kepalaku.

"Kau akan tahu jawabannya nanti. Lebih baik kita menikmati waktu yang sudah diberikan Tuhan pada kita." Ucap Tao.

"Apa akan sangat sulit menghadapinya?" Tanyaku.

"Selama berabad abad kami berperang dengannya. Namun kami hanya bisa mengalahkan pasukannya. Bukan dirinya" ucap Tao.

Ucapannya itu membuatku semakin was was. Apa sesulit itu?

My Lovely Time ControlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang