Aku diperbolehkan untuk ikut dalam perburuan mereka.
Setidaknya aku akan tahu bagaimana vampir ketika berburu. Aku tersenyum senang, tak sabar menunggu malam tiba.Aku segera menuju kamarku.
Satu kata untuk kamar ku, wow.
Bagaimana tidak? Luas dan manis adalah kesan pertama yang kulihat. Kasur king size menjadi tokoh utama di kamar ini. Aku tak akan menjelaskan kamar ini, hal yang terpenting adalah kamar ini nyaman. Kalian bisa bayangkan kamar seorang putri ketika zaman perang dunia II.Aku merebahkan tubuhku di atas kasur king size yang kini menjadi milikku. Warna untuk kasurku tergolong nyaman. Putih. Aku suka warna putih. kutarik selimut sebatas dada.
Rasanya aku ingin tidur sekarang. Tak apa jika nanti mereka menungguku, mereka tak akan meninggalkanku. Mereka sudah berjanji untuk mengajakku, bukan?
Semakin lama dewi mimpi membawaku kedalam dunianya.
***
"Eun Wook! Cepatlah bangun, kita makan malam dahulu." Sayup-sayup kudengar seseorang menyuruhku bangun. Aku memandangi sekelilingku. Ini jelas sekali bukan apartemenku.
Pada awalnya aku merasa panik. Tapi, setelah mengingat beberapa waktu lalu bahwa aku 'diculik' kesini, membuatku sedikit tenang. Aku berdiri di depan lemari. Membukanya dan mengambil beberapa helai pakaian untuk baju ganti, mengingat aku tidur masih mengenakan seragam sekolah tentunya.
Aku bergegas membersihkan tubuhku di kamar mandi yang memang tersedia di dalam kamarku. Setelah itu, aku menata diri supaya rapi. Mau tidak mau aku harus sedikit berdandan. Memoles wajahku dengan sedikit bedak. Aku akan berhadapan dengan banyak pria bukan?
Menyadari sikap anehku ini, aku sedikit bingung. Tumben sekali aku berdandan? Aku langsung menghapus bedak yang sudah menempel di wajahku.
Aku sedikit berlari ketika keluar dari kamar. Menuruni tangga dengan hati-hati.
"Apa yang kau gunakan itu?" Tanya Sehun sambil menunjuk pakaianku.
"Apa maksudmu? Ini baju dan celana, memangnya kau tak tahu bentuk baju seperti apa?" Ucapku bingung.
"Aku tahu itu baju dan celana. Yang kutanyakan, kenapa kau menggunakan pakaian seperti itu?" Tanya Sehun lagi.
"Memangnya kenapa kalau aku memakai ini? Ini nyaman dan tak terlalu susah untul banyak bergerak ketika aku berburu nanti." Protesku terhadap ocehan Sehun tentang gaya berpakaianku.
"Kita sudah menyiapkan banyak baju yang lebih anggum seperti gaun untuk kau pakai, kenapa kau malah memilih pakaian itu?!" Protes Chen.
"Kalian pikir aku mau memakai gaun-gaun itu? Aku tidak mau! Tidak akan pernah mau! Kecuali kalau aku memang harus memakainya ketika ada pesta atau acara formal lainnya."
"Terserah kau saja! Oh astaga, kenapa aku harus memiliki takdir dengan gadis keras kepala sepertinya?" Ucap Tao yang secara tak langsung menyinggungku.
"Cukup, masalah baju saja kalian perdebatkan. Ini lebih baik dari pada tidak memakai baju sama sekali" tutur Suho.
"Ya, tapi jika tak pakai pun tak apa" ucap Kai. Aku langsung melepas sepatuku dan melemparnya ke arah Kai. Namun, dengan gesit Kai menangkapnya.
"Dasar cabul! Kenapa kalian mengoleksi gorila cabul seperti dia?!" Omelku.
"Apa kau bilang? Aku gorila?! Hei lihat dirimu! Kalau aku gorila, kenapa kau berbicara dengan gorila? Atau jangan jangan kau yang gorila?!" Protes Kai.
"SUDAH CUKUP!"
Suara Suho menggelegar di seluruh ruangan. Bahkan pelayan kastil yang mengantar makanan ikut berhenti setelah mendengar amarah Suho. Aku terdiam. Terkejut. Suho ketika marah benar-benar mengerikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Time Control
Hayran KurguVampir. Apa yang ada di benak kalian tentang itu? Benar, makhluk penghisap darah yang paling menjijikkan yang pernah ku tahu. Ku tarik ucapanku. Setelah bertemu dengannya, dunia benar benar menjungkirbalikkan fakta itu. Takdir? Aku? Dengannya? Mimp...