Thirteen

249 38 11
                                    

^ Play it, please

"W- what the hell, B?" Aku dan Louis tersentak dan melihat keasal suara. Terlihat Luke yang tengah berdiri tak jauh dari tempatku dan Louis berdiri. Louis memutar matanya dan berjalan kearah Luke.

"Go away you bastard" Louis menatap Luke dengan sengit.

"LOUIS!" Seruku.

"What?! Kau bilang kau ingin melupakannya?" Aku terdiam. Ya Tuhan, ini sangat awkward. Aku tidak mungkin bilang bahwa aku ingin melupakan Luke jika Luke nya saja berada di hadapanku sekarang!   

"Briana? apa itu benar?" Ujar Luke seraya menatap mataku. Aku tidak berkutik. Aku tidak tau harus bilang apa.

"Briana-" Luke ingin melangkah ke arahku, tapi Louis menghalanginya.

"A-aku- aku mau ke kamar" Aku langsung masuk kedalam kamarku dan mengunci pintu. Aku berusaha menguping apa yang akan mereka bicarakan.

"She doesn't need your shit, mate"

"Aku tau aku sudah mengecewakannya tapi aku-"

"Ssshh sshh, lebih baik kau pergi dan berbahagialah dengan Iggy Azalea"

"Louis, ku mohon biarkan aku bertemu dengannya, at least sekali saja. Sebelum dia pindah ke Cambridge."

"No, Luke. Kau mengecewakannya, kau mengecewakanku. Aku tak akan membiarkanmu menyentuh adik kecilku lagi. Go away with your shits" Aku mendengar Luke menghela nafasnya dan melangkah pergi. Kurasa Luke sudah pergi.

Aku menjauhkan wajahku dari pintu dan berjalan mengelilingi kamarku. Aku memperhatikan setiap foto polaroid yang tertempel di kamarku. Aku memperhatikan setiap foto yang ku cetak dan kuletakan di figura.

Apakah aku harus melupakannya? Apa aku harus melupakan Luke?

Aku menatap sebuah foto yang berukuran paling besar dari semua foto yang ada di kamar ini.

 "Ya, tapi sayangnya ini cuman kenangan. Kalian kan sudah bersama lagi."

Tiba-tiba saja ucapan Arzaylea kepadaku saat ia sedang melihat foto ini terselip di otakku. Aku seharusnya tidak putus dengan Luke. Aku tidak mau Arzaylea merasa menang. Aku tidak mau jalang itu menang dariku.

Tiba-tiba saja air mata mengalir ke pipiku, aku membiarkannya mengalir kali ini. Aku terduduk di atas kasurku. Aku ingin Luke-ku. Aku ingin Luke yang selalu berada disebelahku. Aku ingin Luke yang tidak keliling dunia. Aku ingin Luke yang memeluk dan menciumku setiap menit. Aku ingin Luke yang membelikanku sekardus coklat untuk Valentine. Aku ingin Luke yang mencubit hidungku ketika ia gemas. Aku ingin Luke yang menjahiliku. Aku ingin Luke-ku.

Luke's POV

Apa aku sudah mengacaukan semuanya? Sebentar lagi Briana akan pindah ke Cambridge. Ia akan sibuk dengan kuliahnya, dan aku akan sibuk dengan band-ku. Band?

Apa semua ini karena band ku? Apa karena band ku aku harus berkencan dengan Arzaylea? Apa karena band ku aku jadi putus dengan Briana?

Aku tidak bisa membayangkan jika Briana pindah ke Cambridge, ia akan menemukan pria yang lebih baik dariku, lalu ia bertemu denganku dan memperkenalkanku dengan pacar barunya. Tidak. Jangan sampai.

"Ku harap kau mendapatkan lelaki yang lebih pantas dari Luke."

"Ku harap begitu, jika dipikir-pikir, sudah jenuh juga aku dengan Luke. Mungkin mencari pasangan baru akan lebih menyenangkan."

Tiba-tiba saja obrolan Louis dan Briana terselip di pikiranku. Aku memukul stir mobilku dengan kencang, membuat klakson nya berbunyi dengan keras, "SIALAN!" Seruku.

Aku menenggelamkan wajahku di stir mobil dan menangis disana. Aku terlihat sangat cengeng. Tapi aku tidak bisa membiarkan Briana pergi dan kembali dengan orang baru di gandegannya. 

"I want her back"

Aku menyapu air mataku dan kembali menjalankan mobilku.

***

GAK PANJANG MAAF YHA  I L Y S M

BACA FANFICS KU YA, YYANG UDHA TAMAT, CHECK DI WORKS KU.

THE FUTURE // LUKE HEMMINGS

BEGIN AGAIN // HARRY STYLES

ITS 2022 // LARRY STYLINSON

Wherever You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang